Rekonstruksi Sistem Demokrasi Lokal di Indonesia

Nuruddin Hady

Abstract


This study aimed to analyze local democracy in the old order, new order, and reform eras and reconstruct local democracy in Indonesia. The study was sociological juridical with a statutory approach, a historical approach, and a conceptual approach. Local democracy was reflected in the election of regional heads from the old order era until the reformation, which changed under the applicable laws and regulations. The Regional People's Representative Council elected regional heads in the old order era. In contrast, in the new order era, they were elected by the Regional People's Representative Council based on mutual agreement with the Minister of Home Affairs or the Governor. The filling of regional head positions in the reform era, which the Regional People's Representative Council previously carried out, was done directly by the people. Indonesia reconstructed local democracy through several alternatives: regional heads elected by the Regional People's Representative Council, elected through determination, directly elected by the people, and elections in accordance with regional peculiarities.

 


Keywords


reconstruction, local democracy, regional head elections

Full Text:

PDF

References


Agustino, L. (2014). Patronase Politik Era Reformasi: Analisis Pilkada di Kabupaten Takalar dan Provinsi Jambi. Jurnal Administrasi Publik, 11(2), 67-79.

Busroh, A. D. (1987). Intisari Hukum Tata Negara Perbandingan Konstitusi Sembilan Negara. Jakarta: Bina Aksara.

Cummings, M. C., & Wise, D. (1989). Democracy Under Pressure: An Introduction to the American Political System. Orlando: HBJ Publishers.

Felisiani, T. (2017). Jelang Pilkada, KPK Soroti Kemungkinan Korupsi di Lingkaran Dinasti Politik. Diakses dari https://www.tribunnews.com.

Firmanzah. (2012). Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Florentin, V. (2017). ICW: Ada 58 Dinasti Politik di Indonesia. Diakses dari https://nasional.tempo.co.

Harjanto, N. (2011). Politik Kekerabatan dan Institusionalisasi Partai Politik di Indonesia. Analisis CSIS, 40(2), 138-159.

Haynes, J. (2000). Demokrasi & Masyarakat Sipil di Dunia Ketiga “Gerakan Politik Baru Kaum Pinggiran”. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Held, D. (2009). Models of Democracy. (Haris, A., Terjemahan). Jakarta: The Akbar Tandjung Institute.

Hidayat, S. (2014). Shadow State…? Bisnis dan Politik di Provinsi Banten. Jakarta: Pustaka Obor Indonesia.

Kelsen, H. (2010). Teori Umum tentang Hukum dan Negara. (Muttaqien, R., Terjemahan). Bandung: Nusamedia.

Mahfud MD, M. (2012). Evaluasi Pemilukada dalam Perspektif Demokrasi dan Hukum. Jakarta: Konstitusi Press.

Mahfud MD, M. (2014). Mencari Peradilan Pilkada. Sindo.

Manar, D. G. (2016). Pilkada Langsung dan Rekonstruksi Demokrasi Indonesia. Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 2(2), 12-17.

Marijan, K. (2010). Sistem Politik Indonesia: Konsolidasi Demokrasi Pasca-Orde Baru. Jakarta: Prenada Media Group.

Marwan HSB, A. (2016). Pemilihan Kepala Daerah yang Demokratis Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 97/PUU-IX/2013. Jurnal Legislasi Indonesia, 13(3), 227-234.

Marzuki, P. M. (2008). Penelitian Hukum. Jakarta: Prenada Media Group.

Purnomo, N. R. (2016). Dinasti Politik Justru Berkembang setelah Indonesia Menerapkan Pilkada Langsung. Diakses dari https://www.tribunnews.com.

Rahardjo, S. (2000). Ilmu Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Ramadhan, B. (2017). Dinasti Politik di Indonesia Sangat Rentan Korupsi. Diakses dari https://www.republika.co.id.

Republik Indonesia. (1957). Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 6. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1143.

Republik Indonesia. (1965). Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah.

Republik Indonesia. (1974). Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah.

Republik Indonesia. (1999). Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839.

Republik Indonesia. (2001). Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151.

Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437.

Republik Indonesia. (2006). Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633.

Republik Indonesia. (2007). Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744.

Republik Indonesia. (2012). Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 170. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5339.

Republik Indonesia. (2015). Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 57. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5678.

Romli, L. (2007). Evaluasi Pilkada Langsung di Indonesia. Jakarta: LIPI.

Rosanti, R. (2020). Masa Depan Pemilihan Kepala Daerah Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 55/PUU-XVII/2019. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 10(1), 87-103.

Sahlan, S., & Marwan, A. (2012). Nasib Demokrasi Lokal di Negeri Barbar. Yogyakarta: Thafa Media.

Siregar, I. F. (2011). Dinamika Demokrasi di Indonesia Masa Orde Lama: Studi Kasus antara Sukarno Versus Masyumi. Paramita: Historical Studies Journal, 21(1), 25-36.

Sodiki, A. (2012). Sengketa Pemilukada dan Putusan-Putusan Mahkamah Konstitusi. Jakarta: Konstitusi Press.

Soos, G. (2008). Local and National Parties in Hungary. Urban and Regional Research International, 11(2008), 63-84.

Strong, C. F. (2004). Modern Political Constitution: An Introduction to the Comparative Study of Their History and Exiting Form. Jakarta: Nusamedia.

Surbakti, R. (1992). Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo.

Suyatno. (2016). Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan Tantangan Demokrasi Lokal di Indonesia. Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review, 1(2), 212-230.

Ukhra, A., Hijri, Y. S., & Taufikurrohman, I. (2021). Isu Politik Identitas dan Dinasti Politik dalam Kampanye Pilkada Serentak Tahun 2020. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 6(2), 350-361.

Wahyudi, L. (2005). Demokrasi Orde Baru: Sebuah Catatan bagi Masa Depan Demokrasi di Indonesia. Jurnal Sosial-Politika, 6(11), 23-38.

Yuntho, E. (2017). Korupsi Kepala Daerah dan Dinasti Politik. Diakses dari https://nasional.sindonews.com.

Zuhro, R. S. (2011). Model Demokrasi Lokal. Jakarta: The Habibie Center dan TIFA.




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um019v7i2p357-366

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

  

View My Stats