PRAKSIS KONSERVASI ALAM PADA ETNIS LAMAHOLOT: PARADIGMA ECO-RELIGI

Marianus Ola Kenoba, Alexander Bala

Abstract


The discourse of traditional ecological knowledge and nature conservation in an eco-religious perspective is an essential issue to studie. This is because collective memory determines the relationship between environment, the Creator, humans, and the surrounding ecosystem. The purpose of this study is to explore the local wisdom of the Lamaholot ethnic that are still visible. The research method used qualitative approach with critical hermeneutic data presentation. Literature study is used to obtain data. The data were analyzed using the Gadamerian hermeneutic approach. The resulst showed that most of the Lamaholot ethnic communities live from and in agricultural culture. When opening new land for the agricultral area, it is always preceded by the practice of special rites that support farming activities. The agricultural culture practiced by the Lamaholot ethnicity is not a type of exploitative culture but is a representation of symbiotic mutualism. More than, farming rituals, mythology, fables, totems, taboos and metaphors in the Lamaholot ethnic agrarian culture are part of a very rich plus genius religious ecological folklore.

Diskursus mengenai pengetahuan tradisional dan konservasi alam dalam persepktif eco-religi menjadi isu yang menarik untuk diteliti. Sebab, ingatan kolektif itulah yang menentukan relasi antara alam, Sang Pencipta, manusia, dan ekosistem lingkungan di sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah menggali kearifan lokal etnis Lamaholot yang masih nampak. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan pemaparan data secara hermeneutis kritis. Studi pustaka digunakan untuk memperoleh data. Analisis data menggunakan pendekatan hermeneutik Gadamerian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat etnis Lamaholot hidup dari dan dalam kultur agrikultural. Saat membuka lahan baru untuk area ladang, selalu didahului dengan praktik ritus-ritus khusus yang menunjang aktivitas berladang. Kultur agrikultural yang dipraktikkan oleh etnis Lamaholot bukanlah sebuah tipe kultur eksploitatif melainkan bercorak mutualisme simbiosis. Lebih dari itu, ritual-ritual perladangan, mitologi,  fabel, totem, tabu-tabu dan metafora di dalam kultur agraris etnis Lamaholot merupakan bagian dari folklor ekologi religius yang sangat kaya plus genius.    

Keywords


diskursus; kosmologi; Lamaholot; ekologi; religi

References


Buku dan Jurnal

Arndt, P. 2009. Agama Asli di Kepulauan Solor, Paulus Sabon Nama (penerj). Maumere: Puslit Candraditya.

Ayundasari, L. 2018. Urgensi Pengembangan Model Belajar Sejarah Berbasis Eco-Histourism dalam Rangka Optimalisasi Potensi Lingkungan dan Sejarah di Wilayah Amstirdam. Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, Vol. 13, No. 1, hlm. 1-11

Bagus, L. 1996. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia.

Baran, K. M. 2004. Bongkar Mitos-mitos Pengelolaan Hutan. Surabaya: Silvya.

Kebung, K. 2008. Manusia Makhluk Sadar Lingkungan. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Boomgaard, P. 2003. “The High Sanctuary Local Perceptions of Mountains in Indonesia, 1750-2000” dalam Framing Indonesian Realities, Essays in Symbolic Anthropology in Honour of Reinar Schefold, Peter. J.M Nas & Gerarld. A. Persoon (ed), KITLV Press, Leiden.

Cahyo, S. 2011, “Pengetahuan Ekologi Tradisional Masyarakat Orang Asli Jakun dalam Menilai Ekosistem Servis di Tasik Chini, Malaysia”. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol.15 No.1.

Efriani, D., Dewantara, J.A., Utami, D, dan Listyaningrum, L. 2020. “Ekologi Tradisional Dayak Tamambaloh”. Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol. 18, No.3, hlm. 503-514.

Giddens, A. 2001. Runway World Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita, Andry Kristiawan.S (penerj), Jakarta: Gramedia.

Halmahera M., Purnama, A. S. Hasyim, F., Bernardi, A. I. 2019. “Local Wisdom Pikukuh Sapuluh Suku Baduy Dalam Konservasi Lingkungan Budaya Desa Kanekes”. Jurnal GEO-IMAGE, Vol. 8, No. 1, hlm. 80-88.

Hardiman, F. B. 2015. SENI MEMAHAMI Hermeneutik dari Schleiermacher sampai Derida. Yogyakarta: Kanisius.

Henri, H., Hakim, L. dan Batoro, J. 2018. Kearifan Lokal Masyarakat Sebagai Upaya Konservasi Hutan Pelawan Di Kabupaten Bangka Tangah, Bangka Belitung. Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol. 16, No. 1, hlm. 49-57.

Thamrin, H. 2017. Eco-Religio-Culture Suatu Alternatif Pengelolaan Lingkungan. AL-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 15, No.1, hlm. 84-136.

Julaeha, N., Saripudin, D., Supriatna, N. dan Yulifar, L. 2019. “Kearifan Ekologi Dalam Tradisi Bubur Suro DI Rancakalong Kabupaten Sumedang”. Jurnal Patanjala, Vol.11, No.3, hlm. 499-513.

Kenoba, M. O. 2019. Lera Wulan Tana Ekan dalam Antologi Opini Suara Uniflor 2016-2018. Yogyakarta: Ombak.

Keraf A. S. 2013. “Fritjof Capra Tentang Melek Ekologi Menuju Masyarakat Berkelanjutan”. Diskursus-Jurnal Filsafat Dan Teologi Stf Driyarkara, Vo. 12, No. 1, hlm. 54-81.

Mantra, I. B. 1991. Pengantar Studi Demografi. Yogyakarta: Nur Cahaya.

Marbun, F. 2018. “Lelang Lebung: Ekspansi Kekuasaan, Kesadaran Ekologis dan Strategi Ekonomi”. Patanjala, Vol. 10 No. 3, hlm. 369-384.

Salampessy, M. L., Febryano, I. G., dan Bone, I. 2017. “Pengetahuan ekologi masyarakat lokal dalam pemilihan pohon pelindung pada sistem agroforestri tradisional “Dusung” pala di Ambon”. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, Vol. 14, No. 2, hlm. 135-142.

Djumaryo. M.I. 1993. “Penataan Daerah Tepi Kali Ciliwung” dalam Asri Majalah Interior Taman dan Lingkungan Opini Asri. Jakarta: PT Sarana Bhakti Semesta.

Prawiro, H. R. 1981. Kependudukan Teori Fakta dan Masalah. Bandung: Penerbit Alumni.

Nas, P. J. dan Persoon, G. A. (ed); Framing Indonesian Realities, Essays in Symbolic Anthropology in Honour of Reinar Schefold . Peter. J.M Nas & Gerarld. A. Persoon (ed), Leiden, KITLV Press.

Ruhulessin, C. T. 2020. “Fi Ra Wali: Revitalisasi Folklor "Saguku Hidupku" Sebagai Identitas Kultural Dalam Kosmologi Masyarakat Sentani-Papua”. Jurnal Filsafat, Vol. 30, No. 2, hlm. 181-201.

Sairin, S., Semedi, P. dan Hudayana, B. 2002. Pengantar Antropologi Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Soetomo, G. 1997. Kekalahan Manusia Petani: Dimensi Manusia dalam Pembangunan Pertanian. Yogyakarta: Kanisius.

Sukmawan, S. dan Nurmansyah, M. A. 2012. “Etika Lingkungan Dalam Folklor Masyarakat Desa Tenger”. LITERASI: Indonesian Journal of Humanities, Vol. 2, No. 1, hlm. 88-95.

Suprapta, B. 2020. “The Management of Natural Resources in 10–14 AD, The Hindu-Buddhist Era, based on Old Javanese Inscription in the Malang Highlands, East Java: Environmental Archeology Study”. Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, Vol. 14, No. 2.

Suseno, F. M. 1999. Pemikiran Karl Marx dari Utopis ke Perselisihan Revisionisme. Jakarta: Gramedia.

Triastianti, R. D., Nasirudin, N., Sukirno, S. dan Warsiyah, W. 2018. “Konservasi Sumber Daya Air Dan Lingkungan Melalui Kearifan Lokal Di Desa Margodadi Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman Yogyakarta”. Jurnal KAWISTARA, Vol. 7, No. 3, hlm. 285-296.

Tukan, S. 2004. “Kami Ada” dalam Melky Koli Baran. Bongkar Mitos-mitos Pengelolaan Hutan. Surabaya: Silvya.

Wargadinata, W., Maimunah, I. dan Indah, R. N. 2020. “Eco-Religious Approach To Deforestation By Indonesian Istighosah Community”. Journal for the Study of Religions and Ideologies, Vol. 19, No. 56, hlm166-178.




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um020v15i22021p291-304

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Editorial office:
History Department, Faculty of Social Science,
Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No.5 Kota Malang 65145,  
Phone. (0341) 551312,
email: jsb.journal@um.ac.id
Website: http://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya

P-ISSN 1979-9993
E-ISSN 2503-1147

  Creative Commons License
This work is licensed under a CC BY SA 4.0.

Web
Analytics Made Easy - StatCounter

View My Stats 

Flag Counter