Preservation of Indonesian in the border area of Aruk, Indonesia and Sarawak, Malaysia

Elva Sulastriana, Herlina Herlina, Try Hariadi

Abstract


Preservation of Indonesian in the border area of Aruk, Indonesia and Sarawak, Malaysia

West Kalimantan is one of the provinces in Indonesia which has three border areas with Malaysia. Community interactions between countries that have been going on for centuries undeniably lead to language contact which results in people choosing local language so that communication can run effectively. The purpose of this study was to determine the variety of language used around the area, language attitudes, and the preservation of Indonesian in the border area of Aruk, Indonesia and Sarawak, Malaysia. Quantitative and qualitative methods were used in which the data were obtained through observation, questionnaires, and interviews with a total of 150 respondents. The results show that the variety of languages used by students, traders and government circles as the target speakers is Indonesian. Furthermore, the language serves as an instructional language in education settings, the language of communication, a unifying tool as well as the language of govern­ment administration, while the other local and regional languages are used in certain limited contexts. Regarding the attitudes, the people on the border of Aruk, Indonesia and Malaysia show a very positive attitude towards Indonesian. The defense strategy is carried out by students, traders, and the local government.

Pelestarian bahasa Indonesia di daerah perbatasan Aruk, Indonesia dan Sarawak, Malaysia

Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki tiga wilayah perbatasan dengan Malaysia. Interaksi masyarakat antar negara yang telah berlangsung selama berabad-abad tidak dapat dipungkiri menyebabkan terjadinya kontak bahasa yang mengakibatkan masyarakat memilih bahasa daerah agar komunikasi dapat berjalan dengan efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ragam bahasa yang digunakan di sekitar kawasan, sikap bahasa, dan pelestarian bahasa Indonesia di kawasan perbatasan Aruk, Indonesia dan Sarawak, Malaysia. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif di mana data diperoleh melalui observasi, kuesioner, dan wawancara dengan total 150 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ragam bahasa yang digunakan oleh kalangan pelajar, pedagang dan pemerintah sebagai penutur sasaran adalah bahasa Indonesia. Selanjutnya, bahasa tersebut berfungsi sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan, bahasa komunikasi, alat pemersatu serta bahasa penyelenggaraan pemerintahan, sedangkan bahasa lokal dan regional lainnya digunakan dalam konteks terbatas tertentu. Mengenai sikap, masyarakat di perbatasan Aruk, Indonesia dan Malaysia menunjukkan sikap yang sangat positif terhadap bahasa Indonesia. Strategi pertahanan dilakukan oleh mahasiswa, pedagang, dan pemerintah setempat.


Full Text:

PDF

References


Akçay, A. (2017). Examination of the Relationship between Demographic Characteristics of the Family and the Language Development of Children. International Journal of Higher Education, 6(5), 168. https://doi.org/10.5430/ijhe.v6n5p168

Antari, L. P. S. (2019). Bahasa Indonesia sebagai identitas nasional Indonesia. Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni, 8(1), 92–108.

Budhiono, R. H. (2017). Meremajakan bahasa dayak ngaju. Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa, 12(1), 115–124.

Chaer, A., & Agustina, L. (2004). Sosiolinguistik: perkenalan awal. Penerbit PT Rineka Cipta.

Fauziah, S. (2015). Pemakaian bahasa daerah dalam situasi kontak bahasa. Jurnal Al-Munzir, 8(2).

Fishman, J. A. (1972). Language in sociocultural change (Vol. 6). Stanford University Press.

Jalaluddin, A. (2013). Pemertahanan bahasa Bajo di desa Tanjung Luar Kecamatan Keruak Lombok Timur. Palapa, 1(1), 40–53.

Khanifah, M., & Hendaryan, H. (2021). Penggunaan bahasa Indonesia di wilayah perbatasan Jawa Tengah–Jawa Barat (Kecamatan Salem). Diksatrasia, 5(1).

Kim, B. La. (2020). Multicultural Education in Asia and the Role of Language Teaching: Focusing on South Korea. Journal of Pan-Pacific Association of Applied Linguistics, 24(1), 67–83. https://doi.org/10.25256/paal.24.1.4

Manik, J. D. N. (2018). Pengaturan hukum perbatasan negara kesatuan republik Indonesia berdasarkan undang-undang wilayah negara. PROGRESIF: Jurnal Hukum, 12(1), 2015–2027.

Marwasta, D. (2016). Pendampingan pengelolaan wilayah perbatasan di Indonesia: Lesson learned dari KKN-PPM UGM di kawasan perbatasan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement), 1(2), 204. https://doi.org/10.22146/jpkm.10607

Mukhamdanah, M. (2015). Pandangan dan sikap bahasa masyarakat di wilayah perbatasan: Kasus masyarakat di Entikong, Kalimantan Barat. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 4(2), 179–199. https://doi.org/https://doi.org/10.5430/ijhe.v6n5p168

Mukhamdanah, N. F. N., & Handayani, R. (2020). Pilihan dan sikap bahasa masyarakat di perbatasan Indonesia dan Timor Leste. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 9(2), 326–340. https://doi.org/https://doi.org/10.26499/rnh.v9i2.2923

Nuryanto, T. (2015). Menurunnya penutur bahasa Indonesia sebagai lingua franca. Indonesian Language Education and Literature, 1(1), 29–41.

Pateda, M. (1990). Aspek-aspek psikolinguistik. Nusa Indah.

Permatasari, A. (2014). Otonomi khusus daerah perbatasan, alternatif solusi penyelesaian masalah perbatasan di Indonesia. Jurnal Media Hukum, 21(2), 16.

Rydenvald, M. (2018). Who speaks what language to whom and when - Rethinking language use in the context of European Schools. International Journal of the Sociology of Language, 2018(254), 71–101. https://doi.org/10.1515/ijsl-2018-0034

Siburian, R. (2012). Pulau sebatik: Kawasan perbatasan Indonesia beraroma Malaysia. Jurnal Masyarakat Dan Budaya, 14(1), 53–76.

Thomason, S. (2007). Language contact and deliberate change. Journal of Language Contact, 1(1), 41–62. https://doi.org/https://doi.org/10.1163/000000007792548387

Ulucan, H. (2017). Relationship between Job Statisfaction Levels and Work-Family Conflicts of Physical Education Teachers. Journal of Education and Learning, 6(3), 312. https://doi.org/10.5539/jel.v6n3p312

Widianto, E., & Zulaeha, I. (2016). Pilihan bahasa dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 5(2), 124–135.




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um015v50i22022p237

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya is licensed under
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Web
AnalyticsView My Stats
Based on the Official Letter from the Director General of Higher Education, Research, and Technology, the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology No 158/E/KPT/2021, dated December 27, 2021, Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Pengajarannya is granted RANK 2 JOURNAL SCIENTIFIC ACCREDITATION PERIOD I YEAR 2021. This rating status is valid for 5 (five) years up to Vol 53, No 1, 2025.

Dear Sir/Madam

We appreciate your continued confidence and trust in Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya (JBS). In order to enhance the service, readability, and quality of JBS publications, we will be transitioning to a new website, https://citeus.um.ac.id/jbs, in collaboration with Digital Commons (Elsevier) starting in July 2024.

Sincerely

Yusuf Hanafi
(Editor in chief)


Editorial Office:
Gedung D16 Lantai 2 Fakultas Sastra UM Jl. Semarang 5 Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia 65145

Publisher:
Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang, Indonesia
JPtpp is licensed under