Pendampingan Ibu Hamil Dalam Kegiatan Aksi Seribu Hari Pertama Kehidupan (Ashar)

Hardani Hardani, Ajeng Dian Pertiwi, Nur Atikah, Sri idawati, Evi Fatmi Utami, Sri Rahmawati

Abstract


Aksi Seribu Hari Pertama Kehidupan (ASHAR) adalah periode seribu hari mulai sejak terjadinya konsepsi hingga anak berumur dua tahun. Seribu hari terdiri dari, 270 hari selama kehamilan dan 730 hari kehidupan pertama sejak bayi dilahirkan. Periode ini disebut periode emas (golden periode) atau disebut juga sebagai waktu yang kritis, yang jika tidak dimanfaatkan dengan baik maka akan terjadi kerusakan yang bersifat permanen (window of opportunity). Aksi Seribu Hari Pertama Kehidupan pada tataran global disebut Scalling-Up Nutrition (SUN) dan di Indonesia disebut dengan Gerakan Nasional Sadar Gizi dalam Rangka Percepatan Perbaikan Gizi. Tujuan Global SUN Movement adalah menurunkan masalah gizi, dengan fokus pada 1000 hari pertama kehidupan yaitu pada ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0-23 bulan. Indikator Global SUN Movement adalah penurunan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), anak balita pendek (stunting), kurus (wasting), gizi kurang (underweight), dan gizi lebih (overweight). Pada program Aksi Seribu Hari Pertama Kehidupan (disingkat ASHAR) ini menggunakan metode pendekatan yaitu pendampingan, diskusi, edukasi, monitoring dan evaluasi. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak sehingga tercapai generasi Emas NTB 2025.Hasil yang dicapai dalam pengabdian ini yaitu terpenuhi kesehatan ibu dan anak.

Kata kunci—Ashar, gizi, ibu, bayi, stunting

 

Abstract

 

The first thousand Days of Life (ASR) is a period of a thousand days from the date of conception until the child is 2 years old. A thousand days consist of, 270 days during pregnancy and 730 days of first life since the infant was born. This period is called the golden Period or also called a critical time, which if not utilized properly there will be permanent damage (window of opportunity). The first thousand days of life at the global level is called Scaling Up Nutrition (SUN) and in Indonesia called the National movement of nutritional awareness to accelerate nutritional improvement. SUN Movement's Global goal is to bring down nutritional problems, focusing on the first 1000 days of life in pregnant mothers, nursing mothers and children aged 0-23 months. The Global SUN Movement indicator is a decrease in low birth weight babies (BBLR), short stunting, lean (wasting), underweight, and more nutrition (overweight). In the first thousand Days of Life Program (abbreviated Ashar), this method of approach is a mentoring, discussion, education, monitoring, and evaluation. The purpose of this devotion is to increase the degree of maternal and child health so that the generation of NTB gold is reached 2025. The results achieved in this devotion are fulfilled maternal and child health.

KeywordsAshar, nutrition, mother, baby, stunting

 

 


Full Text:

PDF

References


Heryanto, H., & Martha, E. (2019). Kajian faktor penyebab dan intervensi gizi spesifik untuk pencegahan stunting di Kabupaten Lampung Utara. Jukema (Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh), 5(2), 413-425.

Kemendikbud, World Health Organization, & UNICEF. (2019). Modul Pendidikan keluarga pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Discussion Paper, 12.

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Pedoman perencanaan program gerakan nasional percepatan perbaikan gizi dalam rangka 1000 HPK. Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 100 HPK), 10–17.

Mintarsih, W. (2017). Pendampingan kelas ibu hamil melalui layanan bimbingan dan konseling islam untuk mengurangi kecemasan proses persalinan. Sawwa: Jurnal Studi Gender, 12(2), 277-296.

Mustika, W., & Syamsul, D. (2018). Analisis permasalahan status gizi kurang pada balita di puskesmas Teupah Selatan Kabupaten Simeuleu. Jurnal Kesehatan Global, 1(3), 127.

Najahah, I. (2013). Faktor risiko balita stunting usia 12-36 bulan di Puskesmas Dasan Agung, Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Public Health and Preventive Medicine Archive, 1(2), 21448.

Nefy, N., & Lipoeto, N. I. (2019). Implementasi gerakan 1000 hari pertama Kehidupan di Kabupaten Pasaman, 14(2), 186–196.

Rahayu, A., KM, S., Yulidasari, F., Putri, A. O., Anggraini, L., & KM, S. (2018). Study guide-stunting dan upaya pencegahannya. Yogyakarta: Penerbit CV mine.

Rahmiyati, N., Andayani, S., & Panjaitan, H. (2015). Model pemberdayaan masyarakat melalui penerapan teknologi tepat guna di Kota Mojokerto. Jurnal Ilmu Ekonomi & Manajemen, 2(2), 48–62. 3

/Rosha, B. C., Sari, K., SP, I. Y., Amaliah, N., & Utami, N. H. (2016). Peran intervensi gizi spesifik dan sensitif dalam perbaikan masalah gizi balita di Kota Bogor. Buletin Penelitian Kesehatan, 44(2), 127-138.

Saputri, R. A., & Tumangger, J. (2019). Hulu-hilir penanggulangan stunting di Indonesia. Journal of Political Issues, 1(1), 1-9.

Trisnawati, Y., Purwanti, S., & Retnowati, M. (2016). Studi deskriptif pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang gizi 1000 Hari pertama kehidupan di Puskesmas Sokaraja Kabupaten Banyumas. Jurnal Kebidanan, 8(2).




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um045v4i2p%25p

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Email: karinov@um.ac.id

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.