Pelatihan Pengembangan Bahan Ajar Creative Exercise Bagi Guru MGMP Bahasa Mandarin

Lukluk Ul Muyassaroh, Aiga Ventivani, Octi Rjeky Mardasari, Hana Khaliza, Rendy Setyawan

Abstract


Bahasa Mandarin mempunyai peran yang penting, namun sangat disayangkan kondisi real dari pelaksanaan belum maksimal seperti kurang lengkapnya media dan bahan ajar. Berdasarkan kondisi tersebut peneliti juga telah melakukan observasi, wawancara dan menyebarkan angket dengan hasil bahwa garis besar yaitu bahan ajar yang sulit didapat/diakses, bahan ajar untuk SMA/MA belum seragam sehingga setiap sekolah berbeda yang menimbulkan ketidakseragaman pemahaman dan ketidaktercapaian indikator pada kurikulum. Hal tersebut membuat peneliti merasa penting adanya kegiatan pelatihan pengembangan bahan ajar. Metode pelatihan ini adalah metode pembimbingan dengan tahapan 1) Persiapan, 2) perancangan, 3) Pelaksanaan, 4) Evaluasi, dan 5) Pelaporan dan Luaran. Hasil pelatihan sesuai harapan pengabdi yaitu pemahaman guru terhadap penggunaan media dan bahan ajar bahasa Mandarin mengalami peningkatan terlihat sekali antusias para guru dalam mengikuti kegiatan, aktif berdiskusi dan mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu Pelatihan berjudul “Pelatihan Pengembangan Bahan Ajar Creative Exercise bagi Guru MGMP Bahasa Mandarin Se-Malang Raya” ini penting dilakukan guna membantu anggota MGMP bahasa Mandarin Se-Malang Raya dalam memahami pengembangan bahan ajar.

 

Kata kunci Bahan ajar,  Pelatihan bahasa, Bahasa Mandarin

 

Abstract

 

 The Chinese Language has an important role, but unfortunately, the actual implementation conditions still need to be maximized, such as the lack of complete media and teaching materials. Based on these conditions, researchers have also conducted observations, interviews, and distributed questionnaires with the results that the outline is that teaching materials are difficult to obtain/access, teaching materials for SMA/MA are not uniform, so each school is different which causes uneven understanding and unattainable indicators in the curriculum. It makes researchers feel the importance of training activities for developing teaching materials. This training method is a mentoring method with the stages of 1) Preparation, 2) Design, 3) Implementation, 4) Evaluation, and 5) Reporting and Outcomes. The results of the training according to the authors’ expectations, namely the teacher’s understanding of the use of media and Chinese language teaching materials have increased. It is seen that the teachers' enthusiasm in participating in activities, actively discussing and asking questions. Therefore, the training entitled "Creative Exercise Teaching Material Development Training for Chinese Language MGMP Teachers in Malang Raya" is important to help members of the Malang Raya Chinese language MGMP understand the development of teaching materials.

 

Keywords Teaching materials, Training, Chinese language


Full Text:

PDF

References


Abusyairi, K. (2013). Pengembangan bahan ajar Bahasa Arab. Dinamika Ilmu. https://doi.org/10.21093/di.v13i1.275

Anderson, A. (2006). Elon pew internet project release new study on future of the Internet. https://www.elon.edu/u/news/2006/09/29/elon-pew-internet-project-release-new-study-on-future-of-the-internet/

Arikunto, S. (2003). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Rineka Cipta.

Glaser, M. (2006). English today, Mandarin by 2020.

Kamil, M. (2007). Model pendidikan dan pelatihan. Bandung. Alfabeta.

Kartono, G. (2011). Kedudukan dan fungsi bahasa asing di Indonesia” dalam Politik Bahasa Nasional 2. Balai Pustaka.

Lane, J. (2019). The 10 most spoken languages In The World. Babbel Magazine. https://www.babbel.com/en/magazine/the-10-most-spoken-languages-in-the-world

Malik, K. (2018). Aplikasi media pembelajaran Bahasa Mandarin dengan metode Tingshuofa dilengkapi voice recognition dictionary berbasis mobile.

Prastowo, A. (2011). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif: Menciptakan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Diva Press.

Retmono, R. (1984). Pengajaran Bahasa Asing dalam pangka politik Bahasa Nasional” dalam Politik Bahasa Nasional 2. Balai Pustaka.

Soekartawi, S. (1995). Monitoring dan evaluasi proyek pendidikan. Jakarta: PT Dunia Pustaka. Dunia Pustaka.

Sutami, H. (2016). Fungsi dan kedudukan Bahasa Mandarin di Indonesia. Paradigma: Jurnal Kajian Budaya, 2(2), Art. 2. https://doi.org/10.17510/paradigma.v2i2.28

Tanjung, H., & Fahmi, M. (2015). Urgensi pengembangan bahan ajar geografi berbasis kearifan lokal. Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi. 20, 24–39.

Thamrin, L., Suhardi, S., Lusi, L., & Veronika, T. (2021). Sosialisasi pembelajaran Bahasa Mandarin di SMA/MA Raudhatul ulum meranti kuburaya. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 5(1), Art. 1. https://doi.org/10.31764/jmm.v5i1.3234

Utari, E., Yonanda, D. A., & Cahyaningsih, U. (2020). Urgensi pengembangan bahan ajar ecoliteracy berbasis kearifan lokal Indramayu. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan, 2, 73–79.

Wen, X. (2011). Motivasi belajar bahasa cina-vation: Sebuah studi perbandingan pelajar warisan dan nonheritage. 8, 41–66.

Yulius, H. (2010). Mudah & Lancar Belajar Bahasa Mandarin untuk Pemula. TransMedia.




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um045v5i3p212-217

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Email: karinov@um.ac.id

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.