EVALUASI KEGIATAN PENDAMPINGAN LITERASI DIGITAL “HOAKS” PADA KELOMPOK PENGAJIAN PEREMPUAN

Rohmatin Alfianistiawati, Pramana Herjati Putra Dionchi, Hasna Bararah, Megasari Noer Fatanti

Abstract


The increasing circulation of false/hoax information amid the increasing number of internet users in Indonesia is why understanding media literacy, especially digital information, needs to be given to all levels of society, including housewives (IRT), who are often actors who spread hoaxes and affected victims. This article discusses efforts to increase the understanding of the study group about "hoaxes" by providing digital literacy assistance. This research is intended to increase awareness of information literacy in digital media for women, especially mothers who are members of the recitation group in Jatirejoyoso Village, Kepanjen District, Malang Regency. The aims of this study are: (1) to find out what the Jatirejoyoso recitation groups use on social media, (2) can participants distinguish between true and false information after the service activity?, (3) how can the participants avoid hoax news?. The research uses descriptive qualitative data collection techniques through observation, semi-structured interviews, and focused group discussions. The activity results show that Whatsapp and Facebook are favourite platforms for mothers to find and disseminate information. On the other hand, the post-test results show that the informants can distinguish between accurate and hoax information, such as fraudulent messages received via SMS/Whatsapp or information with bombastic titles without source information. One of the informants admitted that the effort to avoid hoaxes or news was to ask family members at home, religious leaders (Ustad/Ustadzah), or even tell each other about a community meeting. So far, this strategy has effectively prevented mothers from the threat of fake news or hoaxes.

Peredaran informasi palsu/hoaks yang semakin tinggi ditengah peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia menjadi alasan bahwa pemahaman literasi media khususnya informasi digital perlu diberikan kepada seluruh lapisan masyarakat, tak terkecuali para ibu rumah tangga (IRT) yang kerapkali menjadi aktor penyebar hoaks maupun korban terdampak. Artikel ini membahas mengenai upaya peningkatan pemahaman kelompok pengajian tentang hoaks melalui kegiatan pendampingan literasi digital. Penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran literasi informasi media digital bagi perempuan, khususnya ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok pengajian di Desa Jatirejoyoso, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui media sosial apa yang digunakan oleh para kelompok pengajian Jatirejoyoso, (2) apakah pasca kegiatan pengabdian peserta dapat membedakan informasi benar dan hoaks?, (3) bagaimana para peserta agar terhindar dari berita hoaks?. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara semi terstruktur, dan focus group discussions. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa Whatsapp dan Facebook menjadi platform favorit bagi ibu-ibu untuk mencari dan menyebarkan informasi. Di lain sisi, hasil post test menunjukkan bahwa informan memiliki kemampuan dasar membedakan antara informasi yang benar dan hoaks, seperti misalnya pesan penipuan yang diterima melalui SMS/Whatsapp maupun informasi dengan judul bombastis tanpa keterangan sumber. Salah satu informan mengakui bahwa upaya terhindar dari hoaks atau berita yaitu bertanya kepada anggota keluarga se rumah, pemuka agama (Ustad/Ustadzah), atau bahkan saling menyampaikan ketika ada pertemuan warga. Selama ini strategi tersebut cukup efektif menghindarkan ibu-ibu dari ancaman berita palsu atau hoaks.


Keywords


anti-hoaks; literasi informasi; literasi media; pemberdayaan perempuan

Full Text:

PDF

References


Abyan, G. S. (2020). Strategi literasi media Mahasantri Gontor 2 dalam mencegah isu hoaks. Journal of Islamic Comunication, 2(2), 155–166.

Astuti, Y. D. (2017). Peperangan generasi digital natives melawan digital hoax melalui kompetisi kreatif. Informasi, 47(2), 229–242.

Azanella, L. A. (2021). Kasus guru TK di Malang terjerat pinjol puluhan juta. Kompas.Com.

Efendi, B. M. S., Mustikarani, N., Triaditama, S., Muqtashida, T., & Wiradimadja, A. (2021). Sosialisasi pencegahan penyebaran hoax dalam pembelajaran IPS dengan aplikasi HBT V2. Jurnal Praksis Dan Dedikasi Sosial (JPDS), 4(1), 9–18.

Fahmi, I. (2017). Perilaku masyarakat Indonesia terhadap hoax media dan budaya baca. In Diskusi dan Bedah Buku. Semarang: UNDIP Semarang. Retrieved from https://www.slideshare.net/IsmailFahmi3/perilaku-masyarakat-indonesia-terhadap-hoax-media-dan-budaya-baca

Fatanti, M. N., Ananda, K. S., Prabawangi, R. P., & Yuniar, A. D. (2021). Peningkatan kesadaran beretika di media sosial bagi peserta didik pada sekolah menengah atas di Kota Malang. Aptekmas Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 4(4), 79–85.

Gumilar, G. (2017). Literasi media: Cerdas menggunakan media sosial dalam menanggulangi berita palsu (hoax) oleh siswa SMA. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 35–40.

Hasanah, H. (2017). Teknik-teknik observasi (sebuah alternatif metode pengumpulan data kualitatif ilmu-ilmu sosial). At-Taqaddum, 8(1), 21–46.

HootSuite. (2022). Digital 2021 report.

Irwanto, I. (2006). Focus Group Discussion: A simple manual. Yayasan Obor.

Juditha, C. (2018). Hoax Communication Interactivity in Social Media and Anticipation (Interaksi Komunikasi Hoax di Media Sosial serta Antisipasinya). Pekommas, 3(1), 31–44.

Kominfo. (2019). Temuan Kominfo: Hoax paling banyak beredar di April 2019. Kominfo.

Lavinda, L. (2021). Marak Penipuan, Asosiasi Fintech beri tips kenali pinjol ilegal. Katadata.co.id.

Moleong, L. J. (2013). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasrullah, R. (2015). Media sosial: Perspektif komunikasi, budaya, dan sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Putri, N. F., Vionia, E., & Michael, T. (2020). Pentingnya kesadaran hukum dan peran masyarakat Indonesia dalam menghadapi penyebaran berita hoax Covid-19. Media Keadilan: Jurnal Ilmu Hukum, 11(1), 98–111.

Rafiq, A. (2020). Dampak media sosial terhadap perubahan sosial suatu masyarakat. Global Komunika, 1(1), 18–29.

Rahadi, D. R. (2017). Perilaku pengguna dan informasi hoax di media sosial. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 5(1), 58–70.

Sabrina, A. R. (2018). Literasi digital sebagai upaya preventif menanggulangi hoax. Communicare: Journal of Communication Studies, 5(2), 31–46.

Septanto, H. (2018). Pengaruh hoax dan ujaran kebencian sebuah cyber crime dengan teknologi sederhana di kehidupan sosial masyarakat. Jurnal Kalbiscientia: Jurnal Sains dan Teknologi, 5(2), 157–162.

Sindo, K. (2018). Penyebar hoaks mayoritas ibu-ibu rumah tangga. Koran Sindo.

Sindonews. (2018). Ibu-ibu rumah tangga dan hoax. Sindonews.

Sutantohadi, A. (2018). Bahaya berita hoax dan ujaran kebencian pada media sosial terhadap toleransi bermasyarakat. DIKEMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat), 1(1).

Wardle, C., & Derakhshan, H. (2017). Information disorder: Toward an interdisciplinary framework for research and policymaking. Council of Europe Strasbourg.




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um032v5i2p70-79

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Editorial and Administration Office:
This Journal is published by Universitas Negeri Malang, under the management of Faculty of Social Science.
Semarang St. No. 5 Building I3, Pos Code: 65145.
Phone. (0341) 551312.
Homepage: http://journal2.um.ac.id/index.php/jpds/index

JPDS Indexed By:

           

E-ISSN 2655-2469


Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License,

View JPDS Stats