MODAL SOSIAL PEDAGANG GULAI TIKUNGAN BLOK M SEBAGAI UPAYA MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI KULINER LEGENDARIS KOTA JAKARTA

Muhammad Naufal Muzhaffar, Atika Wijaya

Abstract


SOCIAL CAPITAL OF GULAI TIKUNGAN BLOK M TRADERS AS AN EFFORT TO MAINTAIN THE EXISTENCE OF A LEGENDARY CULINARY IN JAKARTA

South Jakarta, especially Blok M, is famous for its various culinary delights. One street food center has its own characteristics, namely gulai tikungan (gultik). Gultik sellers has a uniqueness where sellers sell the same type of food (gultik) in the same areas, even next to each other. This culinary street is also a legendary place because it has been around since the 1980s and still exists. This article aims to explain the strength of the social capital of gultik sellers as the effort to maintain their existence as a culinary legend in Jakarta. This research uses a qualitative method with a descriptive approach. Data collection techniques used in this research is observation, interviews and documentation. This study uses a qualitative method. The subjects of this study are the gultik business actors. The results show that gultik sellers maintain social capital with various parties, such as with fellow gultik sellers, the government, and other types of street food sellers. The social capital of gultik sellers can be seen from solidarity, colective cash, selling price, recipes, and cooperation between sellers during busy times. Social capital with the government is can be seen in cleaning sidewalks, paying for cleaning service staffs, and donating for local government events. Social capital with other street food sellers can be seen in their mutual cooperation and QRIS payments. Even though it is not easy, gultik sellers have proven that collaboration with various parties through trust, norms and networks can be a solid foundation for them to maintain the continuity of their business.

Kawasan Jakarta Selatan, khususnya Blok M terkenal dengan berbagai macam kulinernya. Terdapat salah satu pusat kuliner kaki lima yang memiliki ciri khas tersendiri, yaitu gulai tikungan (gultik). Pedagang gultik memiliki keunikan dimana para pedagang menjual jenis dagangan makanan yang sama (gulai) di area yang berdekatan, bahkan bersebelahan satu sama lain. Kuliner kaki lima ini juga merupakan salah satu tempat yang legendaris karena sudah berdiri sejak tahun 1980-an dan masih eksis hingga saat ini. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan kekuatan modal sosial para pedagang gultik dalam upaya mempertahankan eksistensi mereka sebagai kuliner legendaris di Kota Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah para pelaku usaha gultik Blok M. Hasil penelitian menujukkan bahwa para pedagang gultik menjalin modal sosial yang erat dengan berbagai pihak yaitu dengan sesama pedagang, pemerintah, dan PKL jenis lain. Modal sosial sesama pedagang gultik terlihat dari kekompakan, uang kas, harga jual, resep, dan kerja sama antar pedagang di jam ramai. Modal sosial dengan pemerintah terjalin dalam kerja bakti membersihkan trotorar, uang kebersihan, dan sumbangan konsumsi untuk acara-acara pemerintah setempat. Modal sosial dengan PKL lain ditunjukkan dari sikap saling membantu, dan pembayaran QRIS. Meskipun tidak mudah, namun para pedagang gultik membuktikan bahwa kolaborasi dengan berbagai pihak melalui kepercayaan, norma, dan jaringan dapat menjadi tumpuan kokoh bagi mereka untuk mempertahankan keberlangsungan usahanya.


Keywords


eksistensi; modal sosial; pedagang kaki lima

Full Text:

PDF

References


Adam, F. P. (2014). Keragaman sektor informal dalam hubungannya dengan migrasi masuk dan remitan (kasus di Negeri Batu Merah, Kota Ambon). Piramida, 10(2), 78–85.

Adicahya, A. (2017). Penggusuran pedagang kaki lima sebagai perbuatan melawan hukum. Justitia, 1(1), 61-78.

Aotama, R. C., & Klavert, D. H. (2021). Dampak sosial relokasi pedagang kaki lima di kawasan wisata kuliner Kota Tomohon. SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 18(1), 1–9.

Arifin, G., Trinugraha, Y. H., & Nurhadi, N. (2021). Solidaritas dan modal sosial pedagang Pasar Legi Surakarta menghadapi tantangan pasar modern. JSA: Jurnal Sosiologi Andalas, 7(2), 112–126.

Asiyah, U. (2012). Pedagang kaki lima membandel di Jawa Timur. Jurnal Masyarakat dan Kebudayaan Politik, 25(1), 47–55.

Bhowmik, S. K. (2005). Street vendor in Asia: A review. Economic and Political Weekly, 2256–2264.

Candra, M. A., Enjeladinata, O. V., & Widana, M. R. (2023). Eksistensi makanan tradisional di tengah gempuran makanan Korea. Prosiding Seminar Nasional Universitas Negeri Surabaya, 352–361.

Dahnia, A. R., Adsana, A. F., & Zakiyah, Z. (2023). Modal sosial paguyuban pedagang kaki lima (studi etnografi paguyuban PKL Mekar Sore Jalan Hos Cokroaminoto Kabupaten Ponorogo). SOSHUMDIK, 2(1), 94–109.

Effendy, J. (2018). Peran modal sosial sebagai upaya pengembangan UMKM di Desa Batu Merah Kota Ambon. Cita Ekonomika, 12(2), 103–108.

Farraz, M. A., & Fathiah, A. (2021). Alat analisis strategi bertahan hidup sektor informal perkotaan selama pandemi COVID-19: Review literatur. Jurnal Sosiologi Andalas, 7(1), 1–10.

Fathy, R. (2019). Modal sosial: Konsep, inklusivitas dan pemberdayaan masyarakat. Jurnal Pemikiran Sosiologi, 6(1), 1–17.

Handoyo, E. (2012). Modal sosial dan kontribusi ekonomi pedagang sayur keliling di Semarang. Forum Ilmu Sosial, 39(2), 153–171.

Handoyo, E. (2013). Kontribusi modal sosial dalam meningkatkan kesejahteraan pedagang kaki lima pasca relokasi. Jurnal Komunitas, 5(2), 252–266.

Huwaida, S. N., & Brata, N. T. (2021). Modal sosial untuk bekerja sebagai bakul pari dan keuntungan ekonomi dari jual beli pari. SOLIDARITY, 10(1), 96–107.

Indrayani, H., & Harkaneri, H. (2016). Pengembangan dan pemberdayaan sektor informal di Kota Pekanbaru. Al-Iqtishad, 2(12), 88–99.

Iqlima, D., & Wijaya, A. (2022). Modal sosial petani nanas dalam jaringan distribusi nanas madu Pemalang. Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora, 13(2), 421–430.

Manning, C., & Roesad, K. (2006). Survey of recent developments. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 42(2), 143–170.

Parasmo, T. H., & Utami, D. (2017). Jaringan sosial pedagang barang antik di Kota Surabaya (studi deskriptif tentang pedagang klithikan barang antik di Jalan Bodri Kota Surabaya). Paradigma, 5(3), 1–7.

Prabowo, U. (2016). Peran modal sosial dalam mekanisme survival Pedagang Kaki Lima (PKL) pentol bakar di kawasan benteng Pancasila (BenPas) Kota Mojokerto. Paradigma, 4(1), 1–10.

Rahmawati, D. A., & Kartono, D. T. (2017). Modal sosial dan pasar tradisional (studi kasus di Pasar Legi Kotagede Yogyakarta). DILEMA, 32(2), 10–19.

Riyanto, S., Hidayat, K., & Sukesi, K. (2014). Modal sosial dalam komunitas pedagang sayuran di Desa Tawang Argo Kecamatan Karang Ploso Kab. Malang. Habitat, 25(2), 96–104.

Rudianto, Agustina, F., & Pranoto, Y. S. (2019). Modal sosial dalam komunitas pedagang sayuran di Desa Balunijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 3(1), 59–68.

Sugiyono, S. (2016). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Usman, S. (2018). Modal sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wijaya, A. A. (2017). Perspektif modal sosial untuk kebijakan pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) daerah (studi pada pedagang di kawasan Pantai Kamali Kota Baubau Sulawesi Tenggara). IJPA: The Indonesian Journal of Public Administration, 3(1), 60–69.




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um032v7i1p53-65

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Editorial and Administration Office:
This Journal is published by Universitas Negeri Malang, under the management of Faculty of Social Science.
Semarang St. No. 5 Building I3, Pos Code: 65145.
Phone. (0341) 551312.
Homepage: http://journal2.um.ac.id/index.php/jpds/index

JPDS Indexed By:

           

E-ISSN 2655-2469


Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License,

View JPDS Stats