Peradilan In Absentia bagi Pelanggar Lalu Lintas yang Berkeadilan

Haklainul Dunggio, Bambang Sugiri, Rachmad Syafa'at

Abstract


This study discusses in absentia trial system for traffic violations in Indonesia, proofing in traffic violations, and whether or not there is a need to prove errors in traffic violations. This study uses a normative juridical method with a legislative approach. The regulation of in absentia trial system has three requirements. First, absolute in absentia trial system. Second, the judge examines, adjudicates, and decides cases without the presence of the offender. Third, the offender is not called to attend the trials. Proofing of traffic violations has resulted from a valid evidence coupled with the judge's conviction. The faults of offenders in traffic violations must still be proven, not enough just by action.

Keywords


in absentia trial system, traffic, justice

Full Text:

PDF

References


Abidin, A. Z. (1983). Bunga Rampai Hukum Pidana. Jakarta: Pradnya Pramita.

Arief, B. N. (2016). Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana (Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP baru). Jakarta: Prenadamedia.

Asworth, A., Zedner, L., & Tomlin, P. (2013). Prevention And The Limits Of The Criminal Law. (Patarick, Ed.). UK: Oxford University Press. Atmadi. (1985). Sistem Pers Indonesia. Jakarta: Gunung Agung.

Atmasasmita. (2017). Rekontruksi Asas Tiada Pidana Tanpa Kesalahan, geen straft zonder schuld. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Effendy, M. (2010). Peradilan in absentia dan Koneksitas. Jakarta: Timpang Publishing.

Erfandi. (2016). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Pembangunan Sistem Hukum Pidana di Indonesia. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 1(1).

Hamzah, A. (1986). Hukum Pidana Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Hatrik, H. (1996). Asas Pertanggungjawaban Korporasi Dalam Hukum Pidana Indonesia (Strict Liability dan Vicarious Liability). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Huda, C. (2006). Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan. Jakarta: Kencana.

Imamulhadi. (2013). Perkembangan Prinsip Strict Liability dan Precantionary. Jurnal Mimbar Hukum, 25.

Jefferson, M. (2009). Criminal Law, 9th ed. England: Pearson Education Limited.

Kansil, C. S. T. dkk. (2014). Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Rineka Cipta. Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Peraturan Mahkamah Agung No. 12 tahun tentang tata cara penyelesaian pelanggaran lalu lintas (2016). Indonesia.

Kumdil, P. H. dan P. B. L. (2016). Kedudukan dan Tanggungjawab Pidana Korporasi dalam tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Moeljatno. (2000). Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta: Rineka Cipta.

Morawetz, T. (1980). The Philosophy Of Law; An Introduction. New York: Macmillan Publishing Co.Inc.

Packer, H. L. (1968). The Limit Of The Criminal Sanction. California: Stanford University Press.

Prakoso, D. (1985). Peradilan In absentia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Prodjodikoro, W. (1981). Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia. Bandung: Eresco.

Prodjodikoro, W. (2014). Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia. Bandung: Reflika Aditama.

Proser, W., & Et, A. (1982). Torts Cases and Materials. New York: Foundation Press.

Reksodipuro, M. (2007). Tindak Pidana Korporasi dan Pertanggungjawabannya Perubahan Wajah Pelaku Kejahatan di Indonesia. Jakarta: Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum.

Remmelink, J. (2014). Hukum Pidana, Komentar atas pasal-pasal terpenting dari KUHP Belanda dan padanannya dalam KUHP Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Siahaan, N. H. T. (2014). Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta: Erlangga.

Sjahdeni, S. R. (2006). Pertanggungjawaban Pidana Korporasi. Jakarta: Grafiti Pers.

Sjawie, H. F. (2017). Pertanggungjawaban Pidana Korporasi; pada Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Kencana.

Soetarna, H. (2011). Hukum Pembuktian Dalam Acara Pidana. Bandung: Alumni.

Supomo. (2002). Sistem Hukum Di Indonesia Sebelum Perang Dunia II. Malang: Pradnya Paramita.

Syafa’at, R. (2016). Ilmu Hukum di Tengah Arus Perubahan. Malang: Surya Pena Gemilang.

Tirtaamidjaja, M. H. (1955). Pokok-pokok Hukum Pidana. Jakarta: Fasco.

Trena MR., R. (1975). Komentar atas HIR. Jakarta: Pradnya Paramita.

Wijaya, D. N. (2016). Montesquieu dan Makna Sebuah Keadilan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 1(2).




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um019v4i2p259-268

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

google.pngipiii.pnggoogle.png

View My Stats