Suseptibilitas Magnetik dan Kelimpahan Mineral Magnetik pada Tanah Sawah di Lawang dan Soekarno-Hatta, Malang
Abstract
Tanah sawah merupakan tanah khas antropogenik yang memiliki peran penting di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Seiring perkembangan pembangunan dan perkotaan tanah sawah menjadi beralih fungsi sehingga tercipta lingkungan sawah yang berada dekat dengan aktivitas manusia seperti industri. Upaya dalam memahami keadaan lingkungan seperti itu dapat dilakukan dengan agromagnetisme yaitu memahami sifat mineral magnetik yang terkandung dalam tanah pertanian atau perkebunan. Sifat magnetik sering digunakan sebagai indikator pencemaran dan perkembangan tanah, terutama untuk identifikasi oksida besi tanah dan sifatnya. Untuk memenuhi upaya tersebut dilakukanlah penelitian sifat mineral magnetik tanah sawah di Lawang dan Sokearno Hatta, Malang. Hasil penelitian diperoleh rentang nilai χlf 0,885 – 7,703 ×(10-6m3kg-1). Unsur yang mendominasi pada tanah sawah diantaranya Fe, Si, Al, Ca dengan nilai terendah ada pada Ca sebesar 4,5% dan yang tertinggi adalah unsur Fe sebesar 45,52%.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Y. Bian, T. Ouyang, Z. Zhu, N. Huang, H. Wan, dan M. Li, “Magnetic properties of agricultural soil in the Pearl River Delta, South China—Spatial distribution and influencing factor analysis,” J. Appl. Geophys., vol. 107, hal. 36–44, 2014.
G.-L. Zhang dan Z.-T. Gong, “Pedogenic evolution of paddy soils in different soil landscapes,” Geoderma, vol. 115, no. 1–2, hal. 15–29, 2003.
L. M. Chen, G. L. Zhang, D. G. Rossiter, dan Z. H. Cao, “Magnetic depletion and enhancement in the evolution of paddy and non‐paddy soil chronosequences,” Eur. J. Soil Sci., vol. 66, no. 5, hal. 886–897, 2015.
E. K. Huliselan dan S. Bijaksana, “Identifikasi Mineral Magnetik pada Lindi (Leachate),” J. Geofis., vol. 2, 2007.
J. Torrent, Q. S. Liu, dan V. Barrón, “Magnetic susceptibility changes in relation to pedogenesis in a Xeralf chronosequence in northwestern Spain,” Eur. J. Soil Sci., vol. 61, no. 2, hal. 161–173, 2010.
N. Jordanova, D. Jordanova, dan T. Tsacheva, “Application of magnetometry for delineation of anthropogenic pollution in areas covered by various soil types,” Geoderma, vol. 144, no. 3–4, hal. 557–571, 2008.
M. Evans dan F. Heller, Environmental magnetism: principles and applications of enviromagnetics, vol. 86. Academic press, 2003.
S. Bijaksana, “Analisa Mineral Magnetik dalam Masalah Lingkungan,” J. Geofis., vol. 1, hal. 19–27, 2002.
J. Dearing, “Environmental magnetic susceptibility,” Using Bartington MS2 Syst. Kenilworth Chi Publ, 1994.
S. Zulaikah et al., “Pengukuran Resistivitas Dan Dielektrisitas Tanah Perkebunan Apel: Sebuah Langkah Awal Dalam Studi Agrogeophysics,” Spektra J. Fis. Dan Apl., vol. 16, no. 1, hal. 52–54, 2015.
D. F. Rosanti, “KorelasiantaraSuseptibilitasMagnetikdenganUnsurLogamBeratpadaSekuensi Tanah di Pujon, Malang,” SKRIPSI Jur. Fis.-Fak. MIPA UM, 2012.
H. A. Niarta, “Studi Komparasi Suseptibilitas Magnetik, Kandungan Unsur, Morfologi Mineral Magnetik dan Keasaman Tanah Pertanian Padi di Madiun-Malang,” SKRIPSI Jur. Fis.-Fak. MIPA UM, 2017.
D. J. Dunlop, “Developments in rock magnetism,” Rep. Prog. Phys., vol. 53, no. 6, hal. 707, 1990.
D. Collinson, Methods in rock magnetism and palaeomagnetism: techniques and instrumentation. Springer Science & Business Media, 2013.
S. Bijaksana dan E. K. Huliselan, “Magnetic properties and heavy metal content of sanitary leachate sludge in two landfill sites near Bandung, Indonesia,” Environ. Earth Sci., vol. 60, no. 2, hal. 409–419, 2010.
M. Sarmast, M. H. Farpoor, dan I. E. Boroujeni, “Magnetic susceptibility of soils along a lithotoposequence in southeast Iran,” Catena, vol. 156, hal. 252–262, 2017.
J. Yuan et al., “Characteristics of Loess Magnetic Susceptibility and Its Influencing Factors analysis in Hebei Country,” in IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 2017, vol. 94, hal. 12114.
W. R. Rohaeni, E. Supriadi, U. Susanto, dan T. D. Rosahdi, “Kandungan Fe dan Zn pada Beras Pecah Kulit dan Beras Sosoh dari Galur-Galur Padi Toleran Wereng Batang Cokelat,” J. Ilmu Pertan. Indones., vol. 21, no. 3, hal. 172–176, 2017.
L. T. Wahyuni, “Kajian Sifat Magnetik dan Kandungan Logam Berat pada Sedimen Mangrove Wonorejo Surabaya,” SKRIPSI Jur. Fis.-Fak. MIPA UM, 2015.
N. Kucer, I. Sabikoglu, dan N. Can, “Measurements of environmental pollution in industrial area using magnetic susceptibility method,” Acta Phys. Pol.-Ser. Gen. Phys., vol. 121, no. 1, hal. 20, 2012.
Copyright (c) 2020 Nurainin Yuli Daryanti
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License