PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK DRY CELL SEBAGAI PENGIKAT TERAK PADA PENGECORAN LOGAM TERHADAP KUALITAS HASIL CORAN
Abstract
Abstrak. Aluminium merupakan logam non ferro yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Aluminium memiliki sifat yang ringan, lunak, mudah dibentuk, memiliki daya konduktivitas yang tinggi. Alumunium dapat dibentuk dengan proses penuangan atau pencetakan. Dalam proses penuangan alumunium sering terjadi cacat, yang disebabkan oleh terbentuknya rongga maupun akibat penyusutan. Hal ini sangat merugikan, karena dapat mengakibatkan getas pada hasil coran dan cacat-cacat karena unsur pengotor. Salah satu cara untuk menanggulangi penggetasan dan cacat-cacat karena unsur pengotor pada hasil coran aluminium adalah dengan menggunakan fluks. Fungsi fluks dapat digantikan oleh serbuk dry cell. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, nilai fluiditas paling tinggi terdapat pada spesimen coran dengan penambahan serbuk dry cell 0,1%, yaitu memiliki panjang total 792 mm, lebar total 81.3 mm dan tebal total 19.2 mm. Spesimen dengan penambahan serbuk dry cell 0,3% merupakan spesimen yang memiliki jumlah cacat paling sedikit. Cacat yang muncul setelah dilakukan pemeriksaan rupa adalah cacat rongga udara, cacat lubang jarum, cacat penyusutan, cacat cetakan rontok, cacat, cacat inklusi pasir dan cacat kekasaran erosi. Spesimen cor dengan penambahan serbuk dry cell 0,1% memiliki nilai rata-rata kekerasan yang paling tinggi yaitu 59,2 HRB. Adapun data yang diperoleh dari foto makro dan mikro menunjukkan bahwa spesimen cor dengan penambahan serbuk dry cell 0,3% memiliki hasil yang paling baik.
Kata Kunci: Fluiditas, kekerasan, cacat coran, dry cell, Fluks.
Kata Kunci: Fluiditas, kekerasan, cacat coran, dry cell, Fluks.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.