Kesiapsiagaan Masyarakat Kota Cilegon dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami
Abstract
Disaster preparedness is an important matter, especially for people living in disaster-prone areas. Cilegon City has a high risk of earthquake and tsunami disasters. The purpose of this study was to determine the level of community preparedness in the city of Cilegon in facing the earthquake and tsunami disasters. This research is a descriptive study with a cross-sectional approach. The sampling technique used was cluster sampling in the Kelurahan so that five Kelurahan were selected. One hundred respondents from five Kelurahan were taken consecutively. The data collection technique uses the LIPI-Unesco 2006 questionnaire, which consists of 38 statement items of five parameters: knowledge, attitudes towards disaster risks, policies and guidelines, plans for disaster emergencies, disaster warning systems, and the ability to mobilize resources. The data were analyzed descriptively by determining the percentage based on the ready, not ready, and unprepared categories. The research results found that respondents with the ready category were 29 percent, 56 percent less ready, 15 percent not ready. This study concludes that most respondents fall less prepared to face earthquake and tsunami disasters. This result should get the government and other related parties' attention for the safety of the community.
Kesiapsiagaan bencana merupakan hal yang penting, terutama untuk masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana. Kota Cilegon memiliki resiko tinggi terhadap bencana gempa bumi dan tsunami. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat Kota Cilegon dalam menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster sampling pada Kelurahan sehingga terpilih lima Kelurahan. Seratus responden dari lima Kelurahan diambil secara consecutive. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan adopsi kuesioner LIPI-Unesco 2006 yang terdiri dari 38 item pernyataan dari lima parameter, yaitu pengetahuan dan sikap terhadap resiko bencana, kebijakan dan panduan, rencana untuk keadaan darurat bencana, sistem peringatan bencana dan kemampuan untuk memobilisasi sumber daya. Data di analisis secara deskriptif dengan menentukan persentase berdasarkan kategori siap, kurang siap dan tidak siap. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa responden dengan kategori siap sebesar 29 persen, kurang siap 56 persen, tidak siap 15 persen. Kesimpulan penelitian ini adalah sebagian besar responden masuk dalam kategori kurang siap dalam menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami, hasil ini hendaknya mendapatkan perhatian dari pemerintah dan pihak terkait lainnya demi keselamatan masyarakat.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bennett, S. N., Drummond, A. J., Kapan, D. D., Suchard, M. A., Munoz-Jordan, J. L., Pybus, O. G., & Gubler, D. J. (2010). Epidemic dynamics revealed in dengue evolution. Molecular Biology and Evolution, 27(4), 811–818.
BNPB. (2014). Rencana nasional penanggulangan bencana 2015-2019. Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Hardy, F. R., Pulungan, R. M., & Permatasari, P. (2020). Pembentukan tim desa tangguh bencana berbasis masyarakat pada masa pandemi covid 19. IKRA-ITH ABDIMAS, 3(3), 221–227.
Idris, B. N. A., Yugiantari, G., & Hadi, I. (2021). Upaya peningkatan perilaku mitigasi bencana berbasis aplikasi pencegahan resiko insiden pandemi covid 19 pada remaja daerah pesisir. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 4(1), 79–88.
Kartono, T. (2017). Empat bencana geologi yang paling mematikan. UGM Press.
Pranita, E. (2021). Indonesia diguncang 646 kali gempa selama Januari 2021, berikut wilayah waspada. KOMPAS.Com.
Pusat Studi Gempa Nasional. (2017). Peta sumber dan bahaya gempa Indonesia tahun 2017 (7th ed.). Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Rahman, I. H. A., & Sibua, A. (2020). Kesiapsiagaan masyarakat daerah tertinggal, terdepan dan terluar dalam menghadapi bencana alam di Kabupaten Pulau Morotai. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 6(2), 142–146.
Ridho, R. (2021). 840 gempa bumi terjadi di Provinsi Banten sepanjang 2020. BMKG.
Setiyono, U. (2018). Katalog Gempabumi Signifikan dan merusak 1821-2017. BMKG.
Sutton, J., & Tierney, K. (2006). Disaster preparedness: Concepts, guidance, and research. In Colorado: University of Colorado, 3, 1-41.
Tim LIPI. (2006). Kajian kesiapsiagaan masyarakat dalam mengantisipasi bencana gempa dan tsunami di Indonesia. In Bandung: LIPI.
Tirtana, F. A., & Satria, B. (2012). Kesiapsiagaan taruna dalam menghadapi bencana tsunami di balai pendidikan dan pelatihan. Idea Nursing Journal, 9(1), 57–64.
Walter, T. R., Haghighi, M. H., Schneider, F. M., Coppola, D., Motagh, M., Saul, J., & Gaebler, P. (2019). Complex hazard cascade culminating in the Anak Krakatau sector collapse. Nature Communications, 10(1), 1–11.
Wiroyono, S. (2020). Sepanjang 2019, gempa bumi di Banten telan 6 korban jiwa. KOMPAS.Com.
Yudhicara, Y., & Budiono, K. (2008). Tsunamigenik di selat Sunda: Kajian terhadap katalog tsunami Soloviev. Indonesian Journal on Geoscience, 3(4), 241–251.
Yuliana, D. K., & Tejakusuma, I. G. (2016). Kemampuan penanganan terhadap ancaman bencana tsunami di wilayah pesisir kota Cilegon. Jurnal Sains Dan Teknologi Mitigasi Bencana, 11(1), 12–22.
DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um044v7i12022p20-27
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Lisa Maulida, dkk
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Preventia , ISSN: 2528-3006 (online), ISSN: 2528-2999 (cetak) email: jurnalpreventia@um.ac.id
Jurnal Preventia: Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia diindeks oleh:
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.