COGNITIVE RESTRUCTURING SEBAGAI UPAYA PREVENTIF BUNUH DIRI SISWA DI SEKOLAH

Alfin Miftahul Khairi, Galih Fajar Fadillah, Triyono Triyono

Abstract


Bunuh diri yang terjadi beberapa bulan terakhir ini seakan menjadi solusi nyata bagi siswa. Solusi praktis sebagai jalan terakhir. Menjadi sangat mengkhawatirkan karena terjadi dalam ruang lingkup pendidikan. Langkah tersebut diambil lantaran siswa merasa kehidupannya sudah tidak berguna lagi. Bunuh diri bagi mereka merupakan jalan pintas menuju terselesaikannya sebuah masalah yang menghantui siswa sewaktu-waktu. Tanpa berfikir panjang kedepan dan logis. Cognitive restructuring sebagai salah satu teknik yang lahir dari terapi kognitif dalam konseling yang menekankan kepada kekuatan pikiran yang positif dan logis hadir menjadi salah satu solusi atas permasalahan siswa tersebut. Cognitive restructuring lazim digunakan dengan individu-individu yang pikirannya terpolarisasi, menunjukkan ketakutan dan kecemasan dalam situasi-situasi tertentu, atau bereaksi berlebihan terhadap masalah-masalah kehidupan biasa dengan menggunakan langkah-langkah ektrem sebagai solusi terakhir seperti bunuh diri. Bunuh diri dapat dipandang sebagai pikiran yang irasional. Sebagaimana pikiran irasional pada umumnya, jika tidak cepat ditangani maka siswa yang mengalami masalah akan cepat putus asa, kecemasan berlebihan, depresi yang ujung-ujungnya adalah bunuh diri. Siswa tidak akan melakukan perbuatan yang dilarang agama tersebut jika orang-orang yang terlibat dalam kehidupan siswa sudah menyadari lebih dini akan masalah yang menimpanya. Terutama dalam hal ini adalah orang tua dan guru di sekolah.

Keywords


cognitive restructuring; bunuh diri

Full Text:

PDF

References


Barriyah. (2009). Konseling Kelompok diakses tanggal 1 Juli 2017 dari http://barriyah06.blogspot.com/2009/03/konseling-kelompok.html

Shain, B.. (2016). Suicide and Suicide Attempts in Adolescents. PEDIATRICS, 138(1)

Cristi, C. D. & Muhari. (2013). Penggunaan Strategi Cognitive (CR) Untuk Meningkatkan Efikasi Diri Siswa Kelas X-TSM SMK N1 Mojokerto. Jurnal BK Unesa, 4. 226-273.

Doyle, R. E. (1998). Essential skills and strategies in the helping process. Pacific Grove, CA: Brooks/Cole.

Erford, B. T. (2016). 40 Teknik yang Harus Diketahui Setiap Konselor. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hackney, H. & Cormier, L. (2012). The Professional Counselor: A Process Guide to Helping. Upper Saddle River, NJ: Pearson Merril.

Kartono, K. (2000). Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja. Bandung: Mandar Maju.

Librianita, O. (2015). Efektivitas Teknik Konseling Rekontruksi Kognitif Untuk Mereduksi Perilaku Agresif Siswa. (Tidak diterbitkan Skripsi). Bandung: UPI

Prayitno & Elida. (2006). Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: Angkasa Raya.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Edisi keenam. Jakarta: Erlangga.

Setyaningsih, E. (2010). Mengatasi Malas Belajar Melalui Konseling Kelompok Behavioral Teknik Cognitive Restructuring Siswa Kelas XI IPS-3 SMA N 3 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2009/2010. (Skripsi tidak diterbitkan). Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Ana. S. Y. (2014). Fenomena Bunuh Diri di Kalangan Pelajar Korea Selatan. (Tugas akhir tidak diterbitkan). Yogyakarta: UGM


Refbacks

  • There are currently no refbacks.