SEKS PRA NIKAH SEBAGAI PROBLEMATIKA REMAJA SEKOLAH MENENGAH

Ririanti Rachmayanie

Abstract


Permasalahan bagi manusia akan semakin kompleks ketika mereka menginjak usia remaja usia dimana mereka masih berada di jenjang pendidikan usia sekolah menengah, pada masa remaja itulah mereka mulai mengenal lingkungan atau masyarakat yang lebih luas dan menghadapkan remaja pada permasalahan-permasalahan yang lebih rumit dan memerlukan penanganan yang serius. Keingin tahuan pada usia sekolah menengah sangatlah besar karena pada masa itu mereka masih mencari jati diri dan figur yang di idolakan oleh mereka. Bagi seorang pendidik haruslah tahu keadaan peserta didiknya dan harus bisa mengarahkan pada hal-hal yang positif  sehingga aktivitas peserta didik pada usia sekolah menengah tersebut akan terarah pada hal-hal yang positif. Pendidik juga harus mengetahui gejala-gejala yang terdapat pada peserta didik usia tersebut berikut bisa memberikan solusi yang terbaik. Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah adalah upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya juga membantu siswa menemukan jalan keluar atas masalah yang dihadapinya. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan menuju ke jenjang kedewasaan, kebutuhan hidup seseorang mengalami perubahan-perubahan, salah satunya adalah perubahan fisik. Dimana remaja mencapai kematangan organ reproduksi yang ditandai munculnya ciri kelamin primer dan  pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks (gonads) sehingga remaja memiliki dorongan seksual terhadap lawan jenis. Ketertarikkan antar lawan jenis ini kemudian berkembang ke pola kencan yang lebih serius serta memilih pasangan kencan  yang akan ditetapkan sebagai teman hidup. Seiring dengan bekerjanya gonads, disinilah masalah acap kali muncul dalam kehidupan remaja karena mereka ingin mencoba-coba segala hal, termasuk yang berhubungan dengan fungsi ketubuhannya yang juga melibatkan pasangannya sehingga mengarah pada perilaku seksual pranikah Perilaku seksual pranikah adalah semua bentuk tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang dilakukan oleh individu dengan individu lain sebelum menikah. Pada kehidupan moral, tak jarang timbul konflik dalam diri remaja. Masalah yang timbul yaitu akibat adanya dorongan seks dan pertimbangan moral sering kali bertentangan. Oleh karena itu penulis mengulas fenomena seks pra nikah pada remaja, penyebab, dampak dan upaya penanggulangan dari studi pustaka menggunakan kajian-kajian literatur.

Keywords


seks pra nikah; problematika remaja; bimbingan dan konseling

Full Text:

PDF

References


Anonim. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Ali, M, dkk . (2011). Psikologi Remaja-Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Amrillah R. (2006). Perbedaan Perilaku Terhadap Hubungan Seksual Pranikah Ditinjau Dari Peran Keluarga. http:/etd.library.ums.ac.id/go.SI-2007. Diakses pada tanggal 10 Juli 2017.

Asfryati, M. (2003). Peranan Orangtua (Tumbuh Kembang Anak). Bandung: Pionir Jaya.

Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosdakarya.

Hamalik, O. (1992). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Hurlock, E..B. (1993). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Kehidupan. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Irham M & Wiyani, N. A. (2014). Bimbingan dan Konseling-Teori dan Aplikasi di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Pinem, S. (2009). Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: KDT.

Prayitno. (1997). Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Buku II Pelayanan Bimbingan dan Konseling (SLTP). Jakarta: Kerjasama Koperasi Karyawan Pusgrafin dengan Penerbit Penebar Aksara.

Santrock, J. W. (2003). Remaja Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Sardiman. A. M. (2006). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Sarwono, S. W. (2012). Psikologi Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Sukardi, D. K. & Kuswati. D. K. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sunarto, A. H. (2002). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Surya, M. (1988). Proses Bimbingan dan Penyuluh di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Wardati, M. J. (2011). Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Zulkifli. (2005). Psikologi Perkembangan: Bandung PT Remaja Rosdakarya.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.