KONSELING BAGI KONSELI BERKEBUTUHAN KHUSUS
Abstract
Tidak setiap individu mengalami perkembangan normal. Banyak di antara mereka yang dalam perkembangannya mengalami hambatan, gangguan, kelambatan, atau memiliki faktor-faktor resiko sehingga untuk mencapai perkembangan optimal diperlukan penanganan atau intervensi khusus. Kelompok ini lah yang kemudian dikenal sebagai individu berkebutuhan khusus. Uraian di atas, mengisyaratkan bahwa secara konseptual individu berkebutuhan khusus (person with special needs) memiliki makna dan spektrum yang lebih luas dibandingkan dengan konsep individu luar biasa, cacat, atau berkelainan (exceptional children). Individu berkebutuhan khusus tidak hanya mencakup individu yang memiliki kebutuhan khusus yang bersifat permanen akibat dari kecacatan tertentu (individu penyandang cacat), tetapi juga individu berkebutuhan khusus yang bersifat temporer. Individu berkebutuhan khusus temporer juga biasa disebut dengan individu dengan faktor resiko, yaitu individu-individu yang memiliki atau dapat memiliki problem dalam perkembangannya yang dapat berpengaruh terhadap kemampuan belajar selanjutnya, atau memiliki kerawanan atau kerentanan atau resiko tinggi terhadap munculnya hambatan atau gangguan dalam belajar atau perkembangan selanjutnya. Bahkan, dipercayai bahwa individu berkebutuhan khusus yang bersifat temporer apabila tidak mendapatkan intervensi secara tepat sesuai kebutuhan khususnya, dapat berkembang menjadi permanen.
Full Text:
PDFReferences
Alimin, Zaenal. (2004). Reorientasi Pemahaman Konsep Pendidikan Khusus Pendidikan Kebutuhan Khusus dan Implikasinya terhadap Layanan Pendidikan. Jurnal Asesmen dan Intervensi Anak Berkebutuhan Khusus. Vol.3 No 1 (52-63)
Dwinita, Dina. (2012). Pelaksanaan Bimbingan Konseling Individu Berkebuthan Khusus di SMK Negeri 4 Padang, Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus (Online), Vol. 1, No. 3, (http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu, Diakses 24 September 2014)
Lewis, Vicky. (2003). Development and Disability. Blckwell Publishing Company: Padstow, Cornwall.
Livneh, Hanoch. (2003). Counseling Clients With Disabilities. Portland State University Portland, Oregon.
Masyarakat Profesi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2013). Masukan Pemikiran Tentang Peran Bimbingan Dan Konseling Dalam Kurikulum 2013. Bandung.
Neely. Margery A. (1982). Counseling and Guidance Practices with Special Education Student. Illinois. The Dorsey Press.
Stubbs, Sue (2002) Inclusive Education: Where there are few resources. The Atlas Alliance: Gronland , Oslo.
Sujarwanto. (2005). Terapi Okupasi untuk Anak Berkebutuan Khusus. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Refbacks
- There are currently no refbacks.