The presentation structure of “Lahire Naga Tahun” in Wayang Topeng Malang theatrical dance
Abstract
The presentation structure of “Lahire Naga Tahun” in Wayang Topeng Malang theatrical dance
Dramatari Wayang Topeng shows the diversity of characters, the variety of movements, the diversity of costumes, and the diversity of stories. Dramatari Wayang Topeng show is taken from the Panji story, which is oral literature. 17 stories have been developed by the puppeteers at Padepokan Asmara Bangun, Malang Regency. There is one story that is only performed on certain days, namely the month of Sura, which is the month of reckoning Javanese or Javanese new year, which is entitled Lahire Naga Tahun. The purpose of this research is to describe the presentation structure of "Lahire Naga Tahun" in the Malang mask puppet show. The research method used is descriptive qualitative. The data were collected through observation, interviews, and documentation. The results showed that the Lahire Naga Tahun story is based on the results of the development by the puppeteers consisting of 4 episodes, namely (1) Sekartaji Palsu (Fake Sekartaji), (2) Lahire Panji Laras (the birth of Panji Laras), (3) Sayembara Adu Jago (Adu Jago Competition), and (4) Lahire Naga Tahun (the birth of Naga Tahun). The four episodes are presented consecutively with a show time of approximately 2 hours. Each episode contains several scenes. The Sekartaji Palsu episode consists of 4 scenes, namely Partapan, Kingdom of Rancong Kencana, Jenggala Soldier and Keputren. The Lahire Panji Laras episode consists of 2 stages, namely Kaputren and Lolaras. The Sayembara Adu Jago consists of 2 steps, namely Karang Pradesan and Alun-Alun. The Lahire Naga Tahun episode consists of 2 scenes, namely Alun-Alun and Alas.
Keywords: activity oriented design, Tari Daerah Malang
Struktur penyajian “Lahire Naga Tahun” pada pertunjukan dramatari Wayang Topeng Malang
Pertunjukan dramatari Wayang Topeng menunjukan keragaman karakter tokoh, keragaman gerak, keragaman kostum dan keragaman cerita. Cerita dalam pertunjukan dramatari Wayang Topeng Malang terinspirasi dari cerita Panji yang merupakan sastra lisan. Terdapat 17 cerita yang sudah dikembangkan oleh dalang di Padepokan Asmara Bangun Kabupaten Malang. Terdapat salah satu cerita yang hanya di pertunjukan pada hari tertentu saja yaitu bulan Sura yang merupakan bulan penghitungan Jawa atau tahun baru Jawa yaitu berjudul Lahire Naga Tahun. Tujuan dari penelitian ini yaitu mendeskripsikan struktur penyajian “Lahire Naga Tahun” dalam pertunjukan Wayang Topeng Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskripstif. Pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerita Lahire Naga Tahun berdasarkan hasil pengembangan oleh Dalang terdiri dari 4 episode yaitu (1) Sekartaji Palsu, (2) Lahire Panji Laras, (3) Sayembara Adu Jago, dan (4) Lahire Naga Tahun. Keempat episode tersebut disajikan secara berurutan dengan waktu pertunjukan kurang lebih 2 jam. Setiap episode terdapat beberapa adegan. Episode Sekartaji Palsu terdiri dari 4 adegan yaitu Partapan, Kerajaan Rancong Kencana, Prajurit Jenggala dan Keputren. Episode Lahire Panji Laras terdiri dari 2 adegan yaitu Kaputren dan Lolaras. Sayembara Adu Jago terdiri dari 2 adegan yaitu Karang Pradesan dan Alun-Alun. Episode Lahire Naga Tahun terdiri dari 2 adegan yaitu Alun-Alun dan Alas.
Kata kunci: activity oriented design, Tari Daerah Malang
Full Text:
PDFReferences
Arum Sari, F. K., & Yanuartuti, S. (2020). Kajian Struktur Pertunjukan Tari Gandhong di Desa Bangun Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek. Gondang: Jurnal Seni Dan Budaya, 4(2), 128. https://doi.org/10.24114/gondang.v4i2.20127
Barghi, R., Zakaria, Z., Hamzah, A., & Hashim, N. H. (2017). Heritage education in the Primary School Standard Curriculum of Malaysia. Teaching and Teacher Education, 61, 124–131. https://doi.org/10.1016/j.tate.2016.10.012
Bastomi, S. (1998). Apresiasi Kesenian Tradisional. IKIP Semarang Press.
Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (2011). Handbook Of Qualitative Research; Terjemahan Dariyatno dkk.
Djazuli, M. (1994). Telaah Teoritis Seni Tari. IKIP Semarang Press.
Poloma, M. (1992). Sosiologi Kontemporer, diterjemahkan oleh Tim Penterjemah Yosogama. Rajawali Pers.
Pramono, A., Rahayuningtyas, W., Dewi Puspasari, B., & Idzwan Hj. Ismail, A. (2020). Development Educational Material Topeng Malang with the Augmented Reality for Supporting Character. KnE Social Sciences. https://doi.org/10.18502/kss.v4i12.7637
Prasetyo, D. A. (2004). Wayang Topeng Glagahdowo; Kajian Etnografi Perubahan dan Fungsi Wayang Topeng pada Masyarakat Desa Pulungdowo Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Jurnal Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik, 7(4), 17-36.
Pratamawati, E. W. S. D., Wahyuningtyas, T., & Hartono, H. (2016). Transkripsi Struktur Penyajian Lakon Rabine Panji Pada Kelompok Wayang Topeng Tradisi Kedungmonggo Malang. Bahasa Dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni Dan Pengajarannya, 44(1), 060–073. https://doi.org/10.17977/um015v44i12016p060
Prompayuk, S., & Chairattananon, P. (2016). Preservation of Cultural Heritage Community: Cases of Thailand and Developed Countries. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 234, 239–243. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.10.239
Ramli, W. N. R. W., & Lugiman, F. ‘Aini. (2012). The Contribution of Shadow Puppet’s Show through Engaging Social Communication in Modern Society. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 35, 353–360. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.02.098
Rohidi, T. (2000). Kesenian dalam Pendekatan Kebudayaan. STISI PRESS.
Rusliana, I. (2016). Wayang Wong Priangan Tinjauan Dari Aspek Pertunjukan. Jurnal Ilmiah Seni Makalangan, 3(2), 1–19.
Sudikin. (2002). Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Insan Cendekia.
Sumaryono. (2011). Antropologi Tari dalam Perspektif Indonesia. ISI Yogyakarta.
Suteja, I. K., Sueka, I. N., & Laba, I. N. (2015). Revitalization Of Wayang Wong Dance Drama at Bualu Village to Motivate People’s Art Creativity and Growth of Creative Economy. Jurnal Mudra, 30(3), 247–259.
Thomson, P., & Jaque, S. V. (2017). Performing artists and psychopathology. In Creativity and the Performing Artist (pp. 281–305). Elsevier. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-804051-5.00017-2
Tuliakova, N. (2020). Literary Legend in Early Nineteenth-Century Russian Literature: Genre Labeling and Genre Formation. Russian Literature, 111–112, 35–59. https://doi.org/10.1016/j.ruslit.2020.03.002
Wibowo, A., Priyatna, A., & Sobarna, C. (2019). Modifikasi Wayang Topeng Malangan di Padepokan Asmoro Bangun, Kedungmonggo Pakisaji, Malang. Jurnal Seni Budaya, 29(3), 219–237. http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v29i3.1009.g633
Widiasmoro, E. (2018). Mahir Penelitian Pendidikan Modern: Metode Praktis Penelitian Guru, Dosen, dan Mahasiswa Keguruan. ARASKA.
DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um015v50i12022p87
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Dear Sir/Madam
We appreciate your continued confidence and trust in Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya (JBS). In order to enhance the service, readability, and quality of JBS publications, we will be transitioning to a new website, https://citeus.um.ac.id/jbs, in collaboration with Digital Commons (Elsevier) starting in July 2024.
Sincerely
Yusuf Hanafi
(Editor in chief)