PAGELARAN WAYANG KULIT: PEMANFAATAN DALANG SEBAGAI PROPAGANDA POLITIK 1986-1990
Abstract
The shadow puppet is a cultural heritage of Indonesia that has emerged decades ago, which has also been recognized by the world. The puppet is a means of entertainment, as well as a place to express ideas. After the tragedy of the September 30th Movement, the New Order government issued a strategy for the continuation of social and political authority. This research examines wayang performance, namely the role of the puppeteer (dalang) in conveying development propaganda in Indonesia, especially in Banyumas, Central Java in 1986-1990. Wayang kulit performances during the New Order era through modified stories with developmental nuances.
Tradisi wayang kulit merupakan warisan budaya Indonesia yang kemunculannya sejak puluhan tahun lalu, yang mana sudah diakui pula oleh dunia. Wayang sebagai sarana hiburan, juga sebagai tempat menuangkan gagasan. Pasca tragedi Gerakan 30 September, pemerintah Orde Baru mengeluarkan strategi dalam keberlangsungan otoritas sosial dan politik. Dalam penelitian ini mengkaji pementasan wayang, yaitu peran dalang dalam menyampaikan propaganda pembangunan di Indonesia, khususnya di Banyumas, Jawa Tengah pada tahun 1986-1990. Pertunjukan wayang kulit pada era Orde Baru menggunakan lakon yang telah dimodifikasi bernuansa pembangunan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adisarwono, S., and Bambang S. Purwoko BA. (1992). Sejarah Banyumas. Purwokerto: UD. Satria Utama
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyumas. (1987). Kabupaten Banyumas Dalam Angka 1987, Kantor Statistik Kabupaten Banyumas.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyumas. (1988). Kabupaten Banyumas Dalam Angka 1988, Kantor Statistik Kabupaten Banyumas.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyumas. (1989). Kabupaten Banyumas Dalam Angka 1989, Kantor Statistik Kabupaten Banyumas.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyumas. (1990). Kabupaten Banyumas Dalam Angka 1990, Kantor Statistik Kabupaten Banyumas.
Ensiklopedia Wayang Indonesia 2. (1999). Jakarta: SENA WANGI.
Groenendael, Victoria M. Clara van. (1987). Dalang Di Balik Wayang. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Harsutejo. (2010). Kamus Kejahatan Orba. Jakarta: Komunitas Bambu.
Haryanto, S. (1991). Seni Kriya Wayang Kulit Seni Rupa, Tatahan, Dan Sunggingan. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Herusatoto, H. Budiono. (2008). Banyumas Sejarah, Budaya, Bahasa, Dan Watak. Yogyakarta: LKiS.
Juono, Umar. (1985). Masalah Terdepan Dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia. Bandung: Alumni.
Kristiawan, Abdul Suhadi, and Sukamto. (1997). Soewardi Dalam Dinamika Pembangunan Jawa Tengah. Semarang: BERANDA.
Kuning, Bandung Layung. (2011). Atlas Tokoh-Tokoh Wayang; Dari Riwayat Sampai Silsilahnya. Yogyakarta: NARASI.
Kustopo. (2008). Mengenal Kesenian Nasional 1 Wayang. Semarang: Bengawan Ilmu.
Lewis, W.S. (2014). Art or Propaganda ? Dewey and Adorno on the Relationship between Politics and Art. The Journal of Speculative Philosophy.19(1), 42–54.
Mas’oed, Mohtar. (1989). Ekonomi Dan Strukur Politik Orde Baru 1966-1971. Jakarta: LP3ES.
MS, Tommy Suprapto. (2011). Komunikasi Propaganda. Yogyakarta: CAPS.
Mulyono, Sri. (1976). Wayang: Asal-Usul Filsafat Dan Masa Depannya. Jakarta: Gunung Agung.
Pathokan Pedhalangan Gagrag Banyumas. (2013). Jakarta: Balai Pustaka.
Purna, Made, dan Sri Guritno. (1997). Arti Makna Tokoh Pewayangan Mahabarata Dalam Pembentukan Dan Pembinaan Watak (Seri III). Jakarta: Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Pusat. Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional. Direktorat Kebudayaan.
Reeve, David. (2013). Golkar Sejarah Yang Hilang, Akar Pemikiran & Dinamika. Jakarta: Komunitas Bambu.
S, Arief Adityawan. (2008). Propaganda Pemimpin Politik Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Sari, Dewi Ambar, and Lazuardi Adi Sage. (2006). Beribu Alasan Rakyat Mencintai Pak Harto. Jakarta: Jakarta Citra.
Suara Merdeka. (1986). Kerawanan Menjelang Pemilu ’87 Dari Yang Tak Mau Terima Pancasila. Edisi Februari 1986, No. 350, Th. Ke-XXXVI.
Sudirman, Adi. (2019). Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia. Yogyakarta: DIVA Press. Tim Historia. (2020). Ali Moertopo. Jakarta: Kompas
DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um081v1i22021p124-145
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Historiography: Journal of Indonesian History and Education

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Historiography: Journal of Indonesian History and Education is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
JOIN Indexed By: