Kuliner Sunda di tengah laju modernitas: perkembangan rumah makan Sunda di Bandung tahun 1960-an hingga 2000-an

Alfonsus Tegar Setyawan, Azmah Sholihah, Siti Lilik Nur Rohmah

Abstract


Bandung is one of the main culinary destinations in Indonesia. Bandung's culinary image has been rooted since the colonial era as Haryoto Kunto (1986) called Bandung a hawker's paradise". A typical culinary of Bandung is Sundanese restaurants with its signature local dishes. Sundanese dishes usually served in a domestic environment (household). Since the 1960s to 1970s, there were trends of typical Sundanese food stalls in Bandung, namely Ampera, and Ponyo. Those were local people who wanted to eat outside. In 1980s, Ampera, and Ponyo food stalls transformed their business concept to become restaurants. Then, since the early of 2000s, the earliest generation of Sundanese restaurants started to apply franchise business concept, followed by the emergence of Cibiuk and Manjabal as a new generation of Sundanese restaurants. This article discusses the development of Sundanese restaurants in Bandung since its inception until their transformation become restaurant that had branches in various regions while maintaining their local wisdom values in the midst of the onrushing of modernity. Besides employing historical methods, this article also used the concepts of local cuisine and food industry to understand the development of Sundanese restaurants in Bandung. 

 

Bandung dikenal sebagai salah satu destinasi wisata kuliner utama di Indonesia. Citra kuliner Bandung telah berakar sejak masa kolonial sebagaimana Haryoto Kunto (1986) menjuluki Bandung sebagai “surga tukang jajan”. Salah satu citra kuliner khas Bandung adalah rumah makan Sunda dengan hidangan khasnya. Hidangan Sunda biasa disajikan di lingkungan domestik (rumah tangga). Sejak dekade 1960-an hingga 1970-an, muncul tren warung makan khas Sunda di Bandung, seperti Ampera dan Ponyo. Warung makan Sunda menjadi pilihan bagi masyarakat Pribumi untuk memenuhi kebutuhan selera makan di luar rumah. Pada 1980-an, warung makan Ampera, dan Ponyo mulai bertransformasi menjadi rumah makan. Kemudian, sejak awal tahun 2000-an mulai muncul tren bisnis waralaba (franchise) dalam industri rumah makan Sunda, disertai dengan kemunculan Cibiuk dan Manjabal sebagai generasi baru rumah makan Sunda. Artikel ini membahas perkembangan rumah makan Sunda di Bandung sejak awal kemunculannya hingga bertransformasi menjadi rumah makan besar yang memiliki cabang di berbagai wilayah dengan tetap mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal di tengah laju modernitas. Di samping menggunakan metode sejarah, artikel ini juga menggunakan pendekatan local cuisine dan food industry untuk memahami perkembangan rumah makan Sunda di Bandung.

 


Keywords


Bandung; Rumah Makan Sunda; Transformasi; Kearifan Lokal.

Full Text:

PDF

References


Allen, G. & K. Albala (ed). (2007). The business of food: encyclopedia of the food and drink industries. Westport: Greenwood Press.

Agoes, A. & Fitricia, P. N. (2015). Kajian pustaka mengenai restaurant atmosphere. Binus Business Review, 6 (1), 110-116.

Darwis, R. (2021). Wawancara “Kuliner Sunda di Tengah Laju Modernitas: Perkembangan Rumah Makan Sunda di Bandung Tahun 1970-an hingga 2000-an”.

Ekadjati, E. S. (2014). Kebudayaan Sunda: suatu pendekatan sejarah. Bandung: PT Dunia Pustaka Jaya.

Humaida, N., Louisa. V. M, & Lestari, N.C. (2018). Characteristics of the local wisdom from South Borneo in ecological aspect. Environmental Science and Engineering International Journal, 1(2), 30-34.

Kubo, M. (2010). The development of an Indonesian National cuisine: a study of new movement of instant foods and local cuisine, globalization, food and social identities in the Asia Pacific Region, (ed). James Farrer. Tokyo: Sophia University Institute of Comparative Culture.

Kunto, H. (1986). Semerbak bunga di Bandung Raya. Bandung: Granesia.

Murdijati-Gardjito., Pridia, H., & Millaty, M. (2019). Kuliner Sunda: nikmat sedapnya melegenda. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Mustidakim, S. A. (2019). Analisis pengaruh word of mouth, brand awareness dan region of origin terhadap keputusan pembelian di Warung Lesehan Bebek Goreng asli Gunung Kidul. Jurnal Bisnis, Manajemen, dan Perbankan, 5 (1), 20-29.

Paranoan, N. (2020). Makna laba bagi pelaku bisnis waralaba. Jurnal Akuntansi, 30 (5), 1329-1343.

Pesurnay, A. J. (2018). Local wisdom in a new paradigm: applying system theory to the study of local culture in Indonesia. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science, 175, 1-8.

Pieniak, Z., et al. (2009). Association between traditional food consumption and motives for food choices in six European Countries. Appetite. 53 (1), 101-108.

Rahman, F. (2018). Sunda dan budaya lalaban: melacak masa lalu budaya makan Sunda. Metahumaniora, 8 (3), 289-299.

KOMPAS, Kaya alamnya, sedap citarasanya, 28 Juli 2013, 33-36.

Sabana, S., et al. (2001). Kemasan tradisional: makanan Sunda. Ungkapan Simbolik dan Estetik Seni Rupa. Bandung: Penerbit ITB.

Slamet, S. R. (2011). Waralaba (franchise) di Indonesia. Jurnal Lex Jurnalika, 8 (2), 127-139.

Suganda, H. (2007). Jendela Bandung: pengalaman bersama KOMPAS. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Turgarini, D. (2021). Wawancara “Kuliner Sunda di tengah laju modernitas: perkembangan rumah makan Sunda di Bandung tahun 1970-an hingga 2000-an”.

Woodward, K. (ed). (1997). Identity and Difference. California: SAGE Publications.

Yulianto, E., et al. (2020). Geliat Kota Bandung: dari kota tradisional menuju modern. Jakarta: Bank Indonesia Institute.




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um081v2i22022p204-218

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Historiography: Journal of Indonesian History and Education

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Historiography: Journal of Indonesian History and Education is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


JOIN Indexed By:

        

Flag Counter

Web Analytics Made Easy - Statcounter View My Stats