Industri perkebunan kapas Asembagus, Situbondo tahun 1945-1997

Sri Indah Damayanti, R. Reza Hudiyanto

Abstract


Cotton is a plantation crop that is planted once a year during the dry season in Indonesia. Cotton plant (Gossypium sp.) is a shrub plant which produce fiber from the fruit, this fiber used as the main raw material in textile manufacturing. This study will discuss about the beginning of the establishment of cotton plantation industry in Asembagus, Situbondo. How the dynamics relationship between cotton development institutions such as cotton mills, cotton experimental gardens and community cotton plantations in the 1945-1997 and their impact on the community in Asembagus District of Situbondo Regency. The title was chosen because Asembagus District of Situbondo Regency famous as center of planting and developing cotton commodities in Java Island since independence of the republic of Indonesia in 1945 until the decline of cotton commodities in Asembagus at the end of the Repelita program around 1997.This study used historical research methods that is topic selection, heuristics, source criticism and verification, interpretation, and historiography by searching written sources such as archives, books and previous research nor oral sources obtained by observation and literature review. From the data collected, it indicates that there is an imbalanced (dualism) in the production activities of the Asembagus cotton plantation industry, This gap has had a chain effect that led to the discontinuity of cotton cultivation in Asembagus, Situbondo.

 

Kapas adalah tanaman perkebunan yang ditanam satu kali setahun yaitu saat musim kemarau di Indonesia. Tanaman kapas (Gossypium sp.) merupakan tanaman jenis semak yang menghasilkan serat melalui buahnya, serat inilah yang menjadi bahan baku utama dalam pembuatan tekstil. Studi ini akan membahas mengenai awal mula berdirinya industri perkebunan kapas di Asembagus, Situbondo. Bagaimana dinamika hubungan antara lembaga pengembangan kapas yaitu pabrik penggilingan kapas, kebun percobaan kapas Asembagus dan perkebunan kapas rakyat pada tahun 1945-1997 serta dampaknya bagi masyarakat di Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo. Judul tersebut dipilih karena Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo terkenal sebagai pusat penanaman dan pengembangan komoditas kapas di Jawa sejak masa Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945 hingga mundurnya komoditas kapas di Asembagus pada akhir program Repelita sekitar tahun 1997. Studi ini menggunakan metode penelitian sejarah yaitu pemilihan topik, heuristik, kritik atau verifikasi, interpretasi dan historiografi dengan melakukan penelusuran sumber tertulis berupa arsip, artikel, buku dan penelitian terdahulu serta sumber lisan yang didapatkan melalui observasi, studi pustaka. Dari data-data yang terkumpul mengindikasikan adanya ketimpangan (dualisme) pada kegiatan produksi Industri perkebunan kapas Asembagus, ketimpangan ini memberikan dampak berantai hingga menyebabkan terhentinya penanaman kapas di Asembagus, Situbondo.


Keywords


sejarah; industri perkebunan; kapas; Asembagus.

Full Text:

PDF

References


Algemeen Indisch Daghblad: De Priangerbode. (1956, Desember 24). Te Weinig Katoen.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Situbondo. (2002). Situbondo dalam angka 2001. Badan Pusat Statistik dan Bappekab Kabupaten Situbondo.

Basuki, T., Sunarto, D., Adi, & Nurindah. (2009). Analisis kelayakan usaha tani dan persepsi petani terhadap penggunaan varietas unggul kapas. Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri, 1(2), 82–91.

Bharata, D. R. P. (1974). Tanaman perdagangan. Bharata.

Badan Pusat Statistik. (1987). Situbondo dalam angka 1986.

Badan Pusat Statistik. (1988). Situbondo dalam angka 1987.

Badan Pusat Statistik. (1991). Situbondo dalam angka 1990.

Badan Pusat Statistik. (1992). Situbondo dalam angka 1991.

Badan Pusat Statistik. (1993). Situbondo dalam angka 1992.

Badan Pusat Statistik. (1994). Situbondo dalam angka 1993.

Badan Pusat Statistik. (1997). Situbondo dalam angka 1996.

Departemen Pertanian Republik Indonesia. (1982). Program pengembangan kapas rakyat di Indonesia. Direktorat Jenderal Perkebunan.

Dinas Kearsipan Jawa Timur. (1956a). Aktifitas pekerja di Pabrik Kapas Asembagus (Surabaya)

Dinas Kearsipan Jawa Timur. (1956b). Beberapa pekerja mengepress kapas di Pabrik Kapas Asembagus (Surabaya).

Dinas Kearsipan Jawa Timur. (1956c). Papan nama bangunan Pabrik Kapas Asembagus setelah diresmikan (Surabaya).

Dinas Kearsipan Jawa Timur. (1956d). Proses pengepakan serat kapas menggunakan tikar di Pabrik Kapas Asembagus oleh para pekerja (Surabaya).

Dinas Kearsipan Jawa Timur. (1956e). Proyek Asembagus (Pabrik Kapas) Ica: Proses pemasukan kapas dari karung goni ke mesin penyedot (telescope).

Dinas Kearsipan Jawa Timur. (1956f). Seorang pekerja mencatat hasil kapas di Pabrik Kapas Asembagus oleh para pekerja.

Dinas Kearsipan Jawa Timur. (1956g). Seorang pria membersihkan serat kapas menggunakan mesin cotton lint cleaner bertuliskan Platt Bros & Co. Oldham, England.

Direktorat Jenderal Perkebunan. (1994). Statistik perkebunan Indonesia statistical estate crops of Indonesia 1992-1994. Direktorat Jenderal Perkebunan.

De Indische Courant. (1956, Desember 24). Geen Voorraad.

Evizal, R. (2013). Dasar-dasar produksi perkebunan. Graha Ilmu.

Geertz, C. (1963). Agricultural involution: The processes of ecolgical change in Indonesia. University Of California Press.

Hartono, M. (2010). Migrasi orang-orang Madura di Ujung Timur: Suatu kajian sosial ekonomi. ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah, 8(1), 1-11

Hudiyanto, R. (2015). Kopi dan gula: Perkebunan di Kawasan Regentschap Malang, 1832—1942. Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 9(1), 96–115.

Indische Courant Voor Nederland. (1956, November 12).

Indische Courant Voor Nederland. (1939, Mei 11). Nieuwe Selectie-Tuin Bij Probolinggo.

Jasuli, A. (2014). Analisis pola kemitraan petani kapas dengan PT Nusafarm terhadap pendapatan usahatani kapas di kabupaten situbondo. [Universitas Jember]. https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/61888/Affan%20Jasuli%20-%20071510291021.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Kanisius, A. A. (1986). Bertanam kapas. Kanisius.

Karmawati, E., Hobir, & Savitri, T. H., (Ed.). (1989). Simposium I hasil penelitian dan pengembangan tanaman industri. Departemen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Kartodirdjo, S., & Suryo, D. (1991). Sejarah perkebunan di Indonesia: Kajian sosial ekonomi. Aditya Media.

Kuntowijoyo. (2013). Pengantar ilmu sejarah. Tiara Wacana.

Kurasawa, A. (2015). Kuasa Jepang. Komunitas Bambu.

Loebis, A. Th. (1970). Pengantar bertjotjok tanam kapas. Soeroengan.

Nawiyanto. (2018). Terbentuknya ekonomi perkebunan di Kawasan Jember. Laksbang Pressindo.

Soerabaijasch Handelsblad. (1938, Maret 9). Onderhoud Met Hoofd Landbouwkundig Instituut.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. (1961, April 26). Nomor 175 Tahun 1961 Tentang Pendirian Perusahaan Perkebunan Negara Kesatuan Perintis, Pub. L. No. Tln No 2263, No. 175 Ln. 1961/200 8 (1961). https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/75006/Pp-No-175-Tahun-1961

Piati, wawancara pribadi, 1 September 2020.

Purlani, & Basuki, wawancara pribadi, 11 November 2019.

Riajaya, P. D. (2002). Kajian iklim pada tanaman kapas. Monograf Balittas, (7), 77–87.

Robinson, R. (2009). Indonesia: The rise of capital. Equinox Publishing.

Sahid, M., & Wahyuni, S. A. (2001). Keragaan dan konsep perbaikan pengembangan kapas di Indonesia. Monograf of Balittas, 1, 1–16.

Salamin, H. A, wawancara pribadi, 1 September 2020.

Sapto, A. (2019). Republik dalam pusaran elite sipil dan militer. Mata Padi.

Sulistyo & Mawarni, A. (1991). Kapas: Kajian sosial-ekonomi. Aditya Media.

Tresnawati, D. (2010). Analisis pengembangan agroindustri dodol nanas di Kabupaten Subang. [Universitas Sebelas Maret]. https://eprints.uns.ac.id/9613/1/188980212201109321.unlocked.pdf.




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um081v2i32022p421-441

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Historiography: Journal of Indonesian History and Education

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Historiography: Journal of Indonesian History and Education is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


JOIN Indexed By:

        

Flag Counter

Web Analytics Made Easy - Statcounter View My Stats