Asrama Indonesia Merdeka Sebagai Pembentuk Kader Muda Indonesia

Afifah Jasmine Krisdintami, Kurniawati Kurniawati, Umasih Umasih

Abstract


This study examines the role of a dormitory called Dormitory of Free Indonesia. This hostel was founded by a Japanese Navy officer, namely Rear Admiral Tadashi Maeda, in October 1944 with the aim of forming young Indonesian political cadres. The method used in this study is the historical method which includes five stages, namely the selection of topics with intellectual approaches, heuristics, verifications, interpretations, and historiography. Based on the results of the research, the Dormitory of Free Indonesia has played a role in forming young political cadres who will later take on roles after Indonesian independence through regeneration which is carried out in the dormitory. The regeneration activities at this dormitory include learning in classes for six months and martial arts taught directly by the Japanese army. Some of the students who graduated from Dormitory of Free Indonesia were Abdul Kadir Jusuf, Hasan Gayo, Sukarni, and Chaerul Saleh. There is controversy about the spread of communism in the dormitories, as historian Kahin points out. However, this news was later dismissed by national figures who taught at the Dormitory of Free Indonesia, including Admiral Maeda.

 

Penelitian ini ini mengkaji peran dari sebuah asrama bernama Asrama Indonesia Merdeka. Asrama ini didirikan oleh seorang perwira Angkatan Laut Jepang, yaitu Laksamana Muda Tadashi Maeda, pada bulan Oktober 1944 dengan tujuan untuk membentuk kader-kader politik muda Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis yang mencakup lima tahapan, yaitu pemilihan topik dengan pendekatan intelektual, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian, Asrama Indonesia Merdeka berperan dalam membentuk kader-kader politik muda yang nantinya akan mengambil peranannya setelah kemerdekaan Indonesia melalui kaderisasi yang dilakukan di asrama. Aktivitas kaderisasi di asrama ini mencakup pembelajaran di kelas-kelas selama enam bulan dan seni bela diri yang diajarkan langsung oleh tentara Jepang. Beberapa murid-murid lulusan dari Asrama Indonesia Merdeka ialah Abdul Kadir Jusuf, Hasan Gayo, Sukarni, dan Chaerul Saleh. Terdapat kontroversi mengenai penyebaran paham komunis di dalam asrama, seperti yang dikemukakan oleh sejarawan Kahin. Namun, kabar ini kemudian ditepis oleh tokoh-tokoh nasional yang mengajar di Asrama Indonesia Merdeka, termasuk Laksamana Maeda.


Keywords


Asrama Indonesia Merdeka; Janji Koiso;Jepang.

Full Text:

PDF

References


Anderson, B. (1988). Revoloesi Pemoeda: Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944-1945 (T. J. Rumbo (Ed.)). Pustaka Sinar Harapan.

Anwar, H. R. (2010). Sutan Sjahrir: Demokrat Sejati Pejuang Kemanusiaan. Penerbit Buku Kompas.

Azzunah, S. L. (2011). PERANAN MUSLIM MASA PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA TAHUN 1942-1945. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Bangun, P. (1996). Kolonel Maludin Simbolon: Lika-liku Perjuangan Pembangunan Bangsa. Pustaka Sinar Harapan.

Bourchier, D. (2015). Illiberal Democracy in Indonesia: The Ideology of the Family State. Taylor & Francis Books.

Daradjadi, R. M., & Ilham, O. K. (2020). Pejambon 1945: Konsensus Agung Para Peletak Fondasi Bangsa. PT. Elex Media.

Djawa Baroe. (1944, September).

Djono, D., Joebagio, H., & Abidin, N. F. (2020). Gerak Sejarah Integratif-Multidimensional: Warisan Sartono Kartodirdjo Bagi Filosofi Pendidikan Sejarah Menuju Society 5.0. Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, 9(1), 32–46. https://doi.org/10.36706/jc.v9i1.10258

Djoyodisuryo, A. S. (1978). Kesadaran Nasional. PT. Gunung Agung.

Ensiklopedia Jakarta. (2018). Indonesia Merdeka, Asrama. http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/Indonesia-Merdeka-Asrama?lang=id

F, A. (2019). Pendudukan Jepang di Indonesia. Alpirin.

Hoesein, R. (2010). Terobosan Sukarno dalam Perundingan Linggarjati. Penerbit Buku Kompas.

Kahin, G. M. (1995). Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia (P. N. B. Soemanto (Ed.)). UNS Press.

Kompas. (1969, August 14). Kemerdekaan Indonesia Berkat Djasa Perwira-perwira Angkatan Djepang Pro-Komunis? Kompas.

Kuntowijoyo. (2013). Pengantar Ilmu Sejarah. Tiara Wacana.

Lebra, J. (2010). Japanese-trained Armies in Southeast Asia. Institute of Southeast Asian Studies.

Legge, J. D. (2010). Intellectuals and Nationalism in Indonesia: A Study of the Following recruited by Sutan Sjahrir in Occupied Jakarta. Equinox Publishing.

Loebis, A. B. (1992). Kilas Balik Revolusi. UI Press.

Moehkardi. (2019). Bunga Rampai Sejarah Indonesia: dari Borobudur hingga Revolusi Nasional. Gadjah Mada University Press.

Moehkardi. (2020). Peran Surabaya dalam Revolusi Nasional 1945. UGM Press.

Mrazek, R. (1996). Sjahrir: Politik dan Pengasingan di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia.

Mustoffa, S. (1986). Sukarni dalam Kenangan Teman-temannya. Penerbit Sinar Harapan.

N, M. H. I. (2019). Peranan Ahmad Soebardjo dalam Persiapan Kemerdekaan Indonesia Tahun 1945. Universitas Negeri Jember.

Penders, C. L. M. (2021). The West New Guinea Debacle: Dutch Decolonisation and Indonesia, 1945-1962. Brill.

Poesponegoro, M. D., & Notosusanto, N. (2011). Sejarah Nasional Indonesia VI: Zaman Jepang dan Zaman Republik (6th ed.). Balai Pustaka.

Poeze, H. A. (2008). Tan Malaka, gerakan kiri, dan Revolusi Indonesia. Pustaka Obor.

Putri, T. A., Syaiful, M., & Arif, S. (2018). Propaganda Jepang dalam Melancarkan Kebijakan Pendudukan di Indonesia Tahun 1942-1945. Pesagi, 6(1). http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/PES/article/view/15036

Ranoh, A. (1999). Kepemimpinan Kharismatis: Tinjauan Teologis-etis Atas Kepemimpinan Kharismatis Sukarno. BPK Gunung Mulia.

Ricklefs, M. . (2007). Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. PT. Ikrar Mandiriabadi.

Romein, J. (1965). The Asian Century: A History of Modern Nationalism in Asia. University of California Press.

Rose, M. (2010). Indonesia Free: A Political Biography of Mohammad Hatta. Equinox Publishing.

Sahajuddin, S. (2019). Propaganda Dan Akibatnya Pada Masa Pendudukan Jepang Di Enrekang (1942-1945). Walasuji : Jurnal Sejarah Dan Budaya, 10(2), 185–201. https://doi.org/10.36869/wjsb.v10i2.10

Satoshi, N. (2018). Japan’s Colonial Moment in Southeast Asia 1942-1945. Taylor & Francis.

Soe, H. G. (2005). Orang-orang Di Persimpangan Kiri Jalan. Bentang.

Suhartono. (2007). Kaigun Angkatan Laut Jepang : Penentu Krisis Proklamasi. Kanisius.

Tempo. (1987). Hari-hari di Bawah Tanah. https://www.datatempo.co/MajalahTeks/freeContentRead/ARM2018061232848/HARI-HARI-DI-BAWAH-TANAH

United States Department of the Army. (1966). Reports of General MacArthur. U.S. Government Printing Office.

Wanhar, W. (2014). Jejak Intel Jepang: Kisah Pembelotan Tomegoro Yoshizumi. Penerbit Buku Kompas.




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um081v2i42022p502-517

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Historiography: Journal of Indonesian History and Education

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Historiography: Journal of Indonesian History and Education is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


JOIN Indexed By:

        

Flag Counter

Web Analytics Made Easy - Statcounter View My Stats