Dinamika ekonomi Tulungagung pasca kemerdekaan Indonesia 1945-1965

Ilya Humairo, Hendra Afiyanto

Abstract


Hyperinflation occurs and the flood disaster that occurred in Tulungagung paralyzed the community's economy and community activities. This study uses historical theory that focuses on the economic activities of the Tulungagung community in 1945-1965. From this problem, two problem formulations emerged. First, what factors hampered economic growth in the post-independence Tulungagung area. Second, how did the people of Tulungagung survive amidst hyperinflation and flooding in the 1960s. The research method used is historical research with four stages, namely: heuristics, verification, interpretation, and historiography. The temporal boundaries were taken between 1945-1965 because Indonesia had just proclaimed independence. This research was taken in Tulungagung Regency, especially the Besole, Campurdarat, Ngunut, and Ngantru areas. This research yielded two findings, first, the prominent economic sector in Tulungagung in 1945-1965 was sugar cane plantations in the Ngunut and Ngantru areas as sugarcane suppliers for sugar factories. Modjopanggung, the marble industry which is the hallmark of Tulungagung so that its products can be exported abroad, and the Modjopanggung sugar factory which has been established since the Dutch colonial era are also influential sectors in the community's economic development. The two were the condition of the people when the flood occurred which caused the people's assets to be washed away and plantations to sink causing crop failures, and the condition of hyperinflation in Indonesia which caused food prices to soar up which affected the economic system of the people of Tulungagung.

Adanya hiperinflasi dan bencana banjir yang terjadi di Tulungagung melumpuhkan perekonomian masyarakat dan kegiatan masyarakat. Penelitian ini menggunakan teori historis yang berfokus pada kegiatan ekonomi masyarakat Tulungagung pada tahun 1945-1965. Dari permasalahan tersebut, muncul dua rumusan masalah. Pertama, faktor apa yang menghambat pertumbuhan ekonomi di daerah Tulungagung pasca kemerdekaan. Kedua, bagaimana masyarakat Tulungagung bertahan hidup di tengah hiperinflasi dan banjir pada tahun 1960-an. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian sejarah dengan empat tahapan, yaitu: heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Batasan temporal yang diambil antara tahun 1945-1965 karena Indonesia baru memproklamasikan kemerdekaan. Penelitian ini daimbil di Kabupaten Tulungagung khususnya daerah Besole, Campurdarat, Ngunut, dan Ngantru, Penelitian ini menghasilkan dua temuan,  pertama, penyebab ekonomi Tulungagung tidak stabil pada masa pasca kemerdekaan adalah akibat dari banjir yang terjadi setiap tahun di Tulungagung membuat rawa-rawa tidak bisa menampung air jika memasuki musim hujan. Sawah dan rumah warga terendam hingga atap rumah. Akibat banjir, masyarakat hanya berpindah ke tempat yang lebih tinggi dengan menggunakan perahu kecil.  Banjir yang merendam wilayah pertanian sebagai sektor utama perekonomian. Untuk mengatasi banjir, maka dibangunlah proyek drainase berupa reklamasi dan merupakan proyek besar yang dilakukan Jepang ketika di Indonesia. Kedua Ketahanan ekonomi masyarakat Tulungagung masa hiperinflasi dan banjir, kondisi masyarakat saat terjadi bencana banjir yang menyebabkan harta masyarakat habis terbawa arus dan perkebunan tenggelam hingga menyebabkan gagal panen, dan kondisi hiperinflasi di Indonesia yang menyebabkan harga pangan melonjak naik yang mempengaruhi sistem ekonomi masyarakat Tulungagung.

 


Keywords


Industri marmer; Hiperinflasi; Perkembangan ekonomi

Full Text:

PDF

References


Afiyanto, H., & Nurullita, H. (2018). Analisis Strukturalisme Lévi-Strauss dalam Cerita Rakyat Tundung Mediyun: Sebagai Alternatif Baru Sumber Sejarah. Jurnal Candrasangkala Pendidikan Sejarah, 4(2), 81. https://doi.org/10.30870/candrasangkala.v4i2.4631.

A.I.D. De Preangebode. (1952). Algemeen Indisch dagblad : de Preangerbode. Preangerbode, 52.

A.I.D. De Preangebode. (1955). Indische courant voor Nederland, . Preangabode.

Ciputra, W. (2022). Sejarah dan Asal-usul Tulungagung, Kabupaten Penghasil Marmer yang Berjuluk Seribu Warung Kopi. Kompas.Com. https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/07/163240178/sejarah-dan-asal-usul-tulungagung-kabupaten-penghasil-marmer-yang-berjuluk?page=all

Gintia, M. A. (2021). Analisis pengaruh dan dampak faktor-faktor produksi di home industri marmer terhadap peningkatan perekonomian di Desa Gamping Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulungagung. IAIN Tulungagung.

Hosein, Z. A. (2016). Peran Negara Dalam Pengembangan Sistem Ekonomi Kerakyatan menurut UUD 1945. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, 23(3), 503–528. https://doi.org/10.20885/iustum.vol23.iss3.art8

Karisma, R. P. (2021). Strategi pemasaran dalam meningkatkan volume penjualan produk PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung (IMIT). IAIN Tulungagung.

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta.

Kuntowijoyo. (2013). Pengantar Ilmu Sejarah.

Kurasawa, A. (1993). Mobilisasi dan kontrol : studi tentang perubahan sosial di pedesaan Jawa, 1942-1945. PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kusairi, L., Martina, S., & Faridhatun, N. (2019). Banjir dan upaya penanganan pasca kemerdekaan tahun 1955 - 1971 di Tulungagung. Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah, 10(1), 1–13.

Mulyani, R. (2020). Inflasi dan cara mengatasinya dalam Islam. Lisyabab : Jurnal Studi Islam Dan Sosial, 1(2), 267–278. https://doi.org/10.58326/jurnallisyabab.v1i2.47

Nurcahyanti, D. (2014). Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Kota Surabaya Tahun 1950-1966. Avatara, 2(3)(3), 146–154.

Putong, I. (2013). Economics : Pengantar Mikro dan Makro (H. Cecep, Soekarso, & S. Tri Mulyani (eds.)). Mitra Wacana Media.

Putra, Y. L. A. (2022). Mengulik Rekam Jejak Sejarah Ekonomi Kota Kediri. Times Indonesia. https://timesindonesia.co.id/peristiwa-daerah/426157/mengulik-rekam-jejak-sejarah-ekonomi-kota-kediri

Riyadi. (1971). Sejarah dan Babad Tulungagung. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

Saputro, M. A. C. (2017). Tindakan ekonomi dalam menjaga eksistensi pasar tradisional melalui program revitalisasi (Studi : Pada Pasar Ngemplak Kabupaten Tulungagung). Universitas Muhammadiyah Malang.

Supriyanto. (2009). Memahami cara bekerja sistem perekonomian. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 6(2), 192–205.




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um081v3i42023p554-569

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Historiography: Journal of Indonesian History and Education

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Historiography: Journal of Indonesian History and Education is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


JOIN Indexed By:

        

Flag Counter

Web Analytics Made Easy - Statcounter View My Stats