Bangkitnya skeptisme masyarakat kampung kota Surabaya terhadap eksistensi otoritas kota 1906-1942

Farandika Daneswara

Abstract


Abstract

Land and housing are two “hot” commodities amidst the characteristics and weaknesses of city, namely limited coverage of areas with high density. Agrarian conflict and housing shortage is polemics that cannot be separated from the characteristics and dynamics of city, including the city of Surabaya. City authorities (Gemeente) view city land and housing as a product of modernity, an “investment” commodity that capable to boost the city’s budget as well as raising the city’s level of shopistication, while kampong society as contributors to the majority of the population in the city and their status as “local residents” in there, view their rights as land ownership and housing are rights that should be obtained by them as part of the society that fills the city. This research uses historical methods as a method for reconstructing historical events. Through historical construction, this article aims to find out the background for the rise of skepticism in the kampong society towards the existence of city authorities and their responses related to this skepticism, regarding the city authority as a “greedy” entity so that the kampong society doesn’t recognize its existence.

Abstrak

Lahan dan hunian menjadi dua komoditas yang “panas” di tengah karakteristik sekaligus kelemahan kota yaitu keterbatasan cakupan wilayah dengan densitas yang tinggi. Konflik agraria dan kekurangan hunian menjadi polemik yang tidak dapat dipisahkan dari karakteristik dan dinamika kota, tak terkecuali di Kota Surabaya. Otoritas kota (gemeente) memandang lahan kota dan hunian sebagai produk modernitas, komoditas “investasi” yang mampu mendongrak anggaran kota sekaligus menaikkan level kemutakhiran kota, sedangkan masyarakat kampung sebagai penyumbang mayoritas kuantitas masyarakat di Kota Surabaya dan berstatus sebagai “penduduk lokal” di sana memandang hak kepemilikan lahan dan hunian merupakan hak yang harusnya didapatkan oleh mereka sebagai bagian dari masyarakat yang mengisi kota. Penelitian ini menggunakan menggunakan metode sejarah sebagai metode dalam merekontruksi peristiwa sejarah. Melalui konstruksi sejarah, artikel ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang bangkitnya skeptisisme masyarakat kampung terhadap eksistensi otoritas kota dan reaksi terkait skeptisisme itu, menganggap otoritas kota sebagai entitas yang “serakah” sehingga masyarakat kampung tidak mengakui keeksistensiannya.


Keywords


Skepticism; kampong society; Surabaya; city authorities

Full Text:

PDF

References


Achdian, Andi. (2023). Ras, Kelas, Bangsa: Politik Pergerakan Antikolonial di Surabaya abad ke-20. Marjin Kiri.

Ambtenaren in Nederlands-Indie. (1905). Instructie ten behoeve van de ambtenaren van het kadaster in Nederlandsch Indie 1883 A 22. Javasche Boekhandel en Drukkerij.

Barwegen, Martine & Colombijn, Freek (2015). Renting House in Indonesian Cities, 1930-1960. In F. Colombijn, M. Bawergen, P. Basundoro, & J.A. Khusyairi (Eds.), Kota Lama Kota Baru Sejarah Kota-Kota di Indonesia (pp. 485-499). Ombak.

Basundoro, Purnawan (2013). Merebut Ruang Kota: Aksi Rakyat Miskin Kota Surabaya 1900-1960an. Marjin Kiri.

Bergel, E.E. 1968. Urban Sociology. Penguin Book.

Bleeker, P. (1850). Fragmenten eerner reis over Java. Tijdschrift Nederlandsch Indie, Volume I, 11th Year.

Christophers, Brett. (2016). For real: land as capital and commodity. Transactions of the Institute of British Geographers, 41(2), 134-148.

Dale, Peter & McLaughlin, John. (2000). Land Administration. Oxford University Press.

Dick, Howard W. (2002). Surabaya, City of Work: A Socioeconomic History, 1900-2000. Cornell University Press.

Fakih, Farabi. (2014). Kotabaru and the Housing Estate as Bulwark against the Indigenization of Colonial Java. In F. Colombijn & Joost Coté. Cars, Conduits, and Kampongs: The Modernization of the Indonesian City, 1920-1960 (pp. 152-171). Brill.

Federation Internationale des Geometres. (2024). FIG Statement on the Cadastre. https://www.fig.net/resources/publications/figpub/pub11/figpub11.asp.

Handinoto. (1996). Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya, 1870-1940. Andi.

Kerchman, F.W.M. (1930). 25 Jaren decentralitatie in Nederlandsch-Indie 1905-1930. Vereeniging voor Locale Belangen.

Khusyairi, Johny A. & Colombijn, Freek. (2014). Moving at a Different Velocity: The Modernization of Transportation and Social Differentiation in Surabaya in the 1920s. In F. Colombijn & Joost Coté (Eds.), Cars, Conduits, and Kampongs: The Modernization of the Indonesian City, 1920-1960 (pp. 251-271). Brill.

Kusno, Abidin. (2007). Penjaga Memori: Gardu di Perkotaan Jawa. Ombak.

Kusno, Abidin. (2015). The Significance of Appearance in the “Zaman Normal” 1927-1942. In F. Colombijn, M. Bawergen, P. Basundoro, & J.A. Khusyairi (Eds.), Kota Lama Kota Baru Sejarah Kota-Kota di Indonesia (pp. 459-484). Ombak.

Nationaal Archief. (1974). Inventaris van het archief van de Oost-Java Stroomtrammaatschappij, 1884-1947 Inventory 2.20.16.14.

Oost-Java Stroomtrammaatschappij. (1812). Rapport betreffende de electrificatie der stadslijnen der Oost-Java-Stroomtram Maatschappij te Soerabaia. TP.

Sakti, Bintang Arunda. (2018). Dari N.V. Nederlandsch-Indische Bierbrouweijen Sampai P.T. Perusahaan Bir Indonesia Tahun 1931-1972 [Unpublished S.Hum. thesis]. Universitas Airlangga.

Santoso, Joko Triwinarto. (2010). A Study of Architect Cosman Citroen (1881-1935) and His Works in Surabaya, Dissertation. Universiteit Leiden Publishing.

Siegel, James. (1998). Early Thoughts on the Violence of May 13 and 14, 1998, in Jakarta. Indonesia, 66, 74-108.

Soerabaja, Stadsgemeente. (1917). Verslag van de toetstand der gemeente Soerabaja over 1917. Wethouders van Soerabaja.

Soerabaja, Stadsgemeente. (1921). Verslag van de toetstand der gemeente Soerabaja over 1921. Wethouders van Soerabaja.

Soerabaja, Stadsgemeente. (1930). Verslag van de toetstand der gemeente Soerabaja over 1930. Wethouders van Soerabaja.

Soerabaja, Stadsgemeente. (1938). Verslag van de toetstand der gemeente Soerabaja over 1938. Wethouders van Soerabaja.

Sudarmawan, Widi & Basundoro, Purnawan. (2013). Aktivitas Gemeente Surabaya tahun 1906-1942, Verleden, 2(1), 1-10.

Sumardjito. (1999). Permasalahan Perkotaan dan Kecenderungan Perilaku Individualis Penduduknya. Cakrawala Pendidikan, 18(3), 131-135.

Tillema, H.F. (1922). Kromoblanda: Over ‘t vraagstuk van “het wonen” in Kromo’s grote land, Deel V, 2e Stuk. uden Masman, De Atlas and Adi Poestaka.

Verslag van de Kamer van Koophandel en Nijverheid te Soerabaia over het jaar 1905.

Von Faber, G.H. (1931). Oud Soerabaia: De geschiedenis van Indie’s eerste koopstad van de oudste tijden tot de instelling van de Gemeenteraad. N.V. Boekhandel en Drukkerij.

Von Faber, G.H. (1936). Nieuwe Soerabaia: de geschiedenis van Indie’s voornaamste koopstad in de eerste kwarteeuw sedert hare instelling 1906-1931. N.V. Boekhandel en Drukkerij.




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um081v4i32024p294-307

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Historiography: Journal of Indonesian History and Education

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Historiography: Journal of Indonesian History and Education is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


JOIN Indexed By:

        

Flag Counter

Web Analytics Made Easy - Statcounter View My Stats