Dari sakral menjadi komersial: perubahan nilai Taman Sriwedari Surakarta, 1910-1939

Indriyani Indriyani

Abstract


Abstract

This research aims to analyze: (1) Relationship between the modernization of Surakarta and the commercialization of Sriwedari Park. (2) Realization of commercialization in Sriwedari Park. (3) Change of sacred values into commercial ones in Sriwedari Park. This research was conducted using historical methods. The sources used are primary and secondary sources, such as the Babad Taman Sriwedari, various article, and advertisements in contemporary newspapers, as well as relevant books. The research results show that: (1) Modernization of Surakarta had an impact on the development of people’s needs for entertainment facilities to fill their free time, then it makes Sriwedari Park changes from private space to public space through commercialization. (2) Commercialization of Sriwedari Park includes various spatial components and agendas within it, such as the Wayang Orang Sriwedari, Bioskop Sriwedari, Kebun Binatang Sriwedari, Malem Selikuran, Maleman Sriwedari, and Stadion Sriwedari. (3) Commercialization has the impact of changing the identity of Sriwedari Park, which was originially full of sacred traditional values becoming just an urban entertainment space.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) Keterkaitan antara modernisasi kota Surakarta terhadap komersialisasi Taman Sriwedari. (2) Realisasi komersialisasi di dalam Taman Sriwedari. (3) Perubahan nilai-nilai sakral menjadi komersial di Taman Sriwedari. Penelitian ini dilakukan dengan metode historis. Sumber yang digunakan berupa sumber primer dan sekunder, seperti Babad Taman Sriwedari, berbagai artikel dan iklan dalam surat kabar yang sezaman, serta buku-buku cetak yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Modernisasi kota Surakarta berdampak pada berkembangnya kebutuhan masyarakat akan fasilitas-fasilitas hiburan untuk mengisi waktu luang, sehingga Taman Sriwedari kemudian mengalami perubahan dengan adanya komersialisasi dari ruang privat menjadi ruang publik. (2) Komersialisasi Taman Sriwedari meliputi berbagai komponen ruang dan agenda di dalamnya, seperti Wayang Orang Sriwedari, Bioskop Sriwedari, Kebun Binatang Sriwedari, Malem Selikuran, Maleman Sriwedari, dan Stadion Sriwedari. (3) Komersialisasi berdampak pada terjadinya perubahan pada identitas Taman Sriwedari yang semula sarat nilai-nilai tradisional sakral menjadi sekadar ruang hiburan perkotaan.

 


Keywords


Sriwedari; modernization; sacred; commercialization

Full Text:

PDF

References


Adi, S. P., Sumargo, A., Putra., & Stephanus, B. S. (2017). Perkembangan Seni Urban di Surakarta. UNS Press

Algemeen Handelsblad voor Nederlandsch-Indie. (1926, Juli 2). Brandstichting.

Algemeen Handelsblad voor Nederlandsch-Indie. (1937, Oktober 2). Diefstal van Gloeipeertjes.

Anwar. (2002) Banda Aceh: Dari Kota Tradisional ke Kota Kolonial. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Berita Yudha. (1983, September 9). Secuil Sejarah Stadion Sriwedari: Sebuah Taman Indah Yang Dibangun Oleh Soesoehoenan Pakoeboewono X.

De Locomotif. (1918, Juli 4). Inlandsche Padvinders.

De Locomotif. (1925, November 5). Stadstuin en Jaarmarkt.

De Locomotif. (1934, Oktober 8). Solo-Madioen 4-0.

De Nieuwe Vorstenlanden. (1910, Mei 9). Wij Outpakten gsteren Nieuwe Prenbriefkaarten van Solo.

De Nieuwe Vorstenlanden. (1914, Juli 14). Soerakarta den 14 Juli 1914: Aviatieken Vreemde Rarekiek.

De Nieuwe Vorstenlanden. (1916, Agustus 18). Feestelijkheden in de Sriwedari.

De Nieuwe Vorstenlanden. (1916, September 6). Fancy Fair.

De Nieuwe Vorstenlanden. (1917, April 16). Stadstuin en Museum.

De Nieuwe Vorstenlanden. (1918, Mei 6). In de Sriwedari.

De Nieuwe Vorstenlanden. (1923, Juli 11). Avondfeest in de Sriwedari op 1 September.

De Nieuwe Vorstenlanden. (1923, Juni 11). HJ. Wigman. Sr.

De Nieuwe Vorstenlanden. (1925, Juli 15). De Alcohol.

De Nieuwe Vorstenlanden. (1926, Juli 22). Kwaadwilligheid.

De Nieuwe Vorstenlanden. (1928, Juli 30). Hartkwaal.

De Nieuwe Vorstenlanden. (1930, Februari 21). In de Sriwedari.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta. (nd). Kajian Sejarah Taman Sriwedari.

Gunawan, R. (1999). Sejarah Kerajaan Tradisional Surakarta. Ilham Bangun Karya

Handinoto. (2015). Perkembangan Kota di Jawa Abad XVIII Sampai Pertengahan Abad XX: Dipandang dari Sudut Bentuk dan Struktur Kotanya. Penerbit Ombak

Hersapandi. (1999). Wayang Wong Sriwedari: Dari Seni Istana Menjadi Seni Komersial. Yayasan Untuk Indonesia

Indische Courant. (1925, Desember 2). Jaarmarkt.

Joebagjo, H. (2015). Politik Simbolis Kasunanan. Jurnal Sejarah dan Budaya. 9(2).

Kartodirdjo, S. (1983). Elite dalam Perspektif Sejarah. LP3ES

Kedaulatan Rakyat. (1996, Mei 12). Citrawati Meminta Sriwedari Dipindah.

Kuntowijoyo. (2004). Raja, Priyayi, dan Kawula: Surakarta 1900-1915. Yogyakarta: Penerbit Ombak

Lombard, D. (2010). Gardens in Java. Komunitas Bambu

Mekar Sari. (1989, Mei 2). Mula Bukane Maleman Sriwedari.

Mekar Sari. (1990, Mei 2). Malem Selikuran Kraton Surakarta.

Miftahuddin. (2023). Modernisasi Kota Surakarta Awal Abad XX. Kendi Dramatugi

Panjebar Semangat. (1988, Juni 4). Tradhisi Malem Selikuran ing Solo.

Pemerintah Kota Madya Daerah Tingkat II Surakarta. (1996). Kenangan Emas 50 Tahun Surakarta. Pemerintah Kodya Dati II Surakarta

Radya Pustaka. (1956). Pengetan Lelampahan Dalem KRA. Sosrodiningrat IV. Radya Pustaka

Ramayana. (2016) Suatu Tinjauan Perkembangan Taman dalam Arsitektur Lansekap. Archigreen, 3 (5).

Ramdhon, A. (2016). Merayakan Negara Mematrikan Tradisi: Narasi Perubahan Kampung-Kota di Surakarta. Buku Litera

Ramelan, K. (nd). Keistimewaan Karaton Surakarta Statusnya Bukan Lagi Daerah Istimewa. Jeihan Institute

Sayid. (1936). Peringatan Berdirinja Studio SRV: De Solosche Radio Vereniging Soerakarta. Radya Pustaka

Soekiman, D. (2000). Kebudayaan Indis: Dari Gaya Hidup Masyarakat Pendukungnya di Jawa. Bentang Budaya

Solopos. (2018, November 27). Taman Sriwedari Babak Belur.

Sumodiningrat, G., & Wulandari, A. (2014). Paku Buwono X. Narasi

Susanto. (2023). Kanonisasi Budaya: Masyarakat Indis Surakarta di Tengah Arus Pergolakan Budaya. Selaklali

Suwandi, U. (1985). Upacara Selikuran Keraton Surakarta Hadiningrat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Tiknopranoto. (nd). Sejarah Kutha Sala: Kraton Sala, Bengawan Sala, Gunung Lawu.

Tim Radya Pustaka. (2011). Museum Radya Pustaka. Radya Pustaka

Yasaharjana. (1926). Babad Taman Sriwedari. Radya Pustaka




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um081v5i12025p1-14

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 Historiography: Journal of Indonesian History and Education

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Historiography: Journal of Indonesian History and Education is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


JOIN Indexed By:

        

Flag Counter

Web Analytics Made Easy - Statcounter View My Stats