MENGGAUNGKAN WISATA PEDESAAN MELALUI KULINER YELLOW CHIPS PUMPKIN (YECHIPUM) KHAS DESA PADUSAN, MOJOKERTO

Ronal Ridhoi, Rosyida Oktaviani, Jati Saputra Nuriansyah, Dhika Maha Putri

Abstract


ECHOING RURAL TOURISM THROUGH CULINARY YELLOW CHIPS PUMPKIN (YECHIPUM) TYPICAL OF PADUSAN VILLAGE, MOJOKERTO

Pumpkin can be used as a basic ingredient for making typical village culinary in the form of cookies. However, pumpkin has not been used optimally by rural communities as a traditional regional culinary product, in this case, Padusan Village, Mojokerto Regency. This paper aims to: (1) provide education on the potential utilization of pumpkin as the main raw material for Padusan special culinary; (2) developing an innovative micro business at Padusan Village; (3) provide information on how unique and attractive branding is. By using the training method, this paper tries to help and assist the residents of Padusan Village to take advantage of the opportunity to create a culinary industry made from pumpkin. In this study, pumpkin is processed into dry cookies called Yechipum, an acronym for Yellow Chips Pumpkin. After conducting training and practice with culinary practitioners, it can be concluded that Yechipum can be a typical souvenir of Padusan Village as a culinary support for rural tourism. In addition, the branding that has been made also has a novelty that can produce HKI for Padusan Village and also State University of Malang.

Labu kuning dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kuliner khas desa dalam bentuk cookies. Meski demikian, labu kuning belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat pedesaan sebagai produk kuliner tradisional khas daerah, dalam hal ini yaitu Desa Padusan Kabupaten Mojokerto. Tulisan ini bertujuan untuk: (1) memberikan edukasi pemanfaatan potensi labu kuning sebagai bahan baku utama kuliner khas Padusan; (2) mengembangkan bibit-bibit UMKM baru di Desa Padusan yang inovatif; (3) memberikan informasi bagaimana branding yang unik dan menarik. Dengan menggunakan metode pelatihan, tulisan ini berusaha membantu dan mendampingi warga Desa Padusan memanfaatkan peluang untuk membuat industri kuliner berbahan dasar labu kuning. Dalam kajian ini, labu kuning diproses menjadi cookies kering yang diberi nama Yechipum, akronim dari Yellow Chips Pumpkin. Setelah melakukan pelatihan dan praktik bersama praktisi kuliner, dapat disimpulkan bahwa Yechipum bisa menjadi oleh-oleh khas Desa Padusan sebagai kuliner penunjang wisata pedesaan. Selain itu, branding yang telah dibuat juga mempunyai novelty yang dapat menghasilkan HKI untuk Desa Padusan dan Universitas Negeri Malang.


Keywords


wisata pedesaan; Yechipum; labu kuning; Desa Padusan

Full Text:

PDF

References


Amin, N., Sari, P. E., Kurniati, E., & Adly, W. S. (2008). Cake labu sebagai alternatif menu sarapan yang lezat dan bergizi. IPB (Bogor Agricultural University).

Jayanti, E. V, & Murtini, S. (2018). Faktor-faktor penyebab beralihnya pekerjaan pada masyarakat di sekitar obyek wisata air panas Padusan Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Swara Bhumi, 5(8), 1–6.

Khotimah, K., & Wilopo, W. (2017). Strategi pengembangan destinasi pariwisata budaya (Studi kasus pada kawasan Situs Trowulan sebagai Pariwisata Budaya Unggulan di Kabupaten Mojokerto). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 41(1), 56–65.

Laila, D. N. (2022). Strategi Pengembangan Ekowisata Petik Stroberi di Desa Padusan Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Universitas Muhammadiyah Malang.

Listya, A., & Rukiah, Y. (2018). Visual branding produk belimbing olahan UMKM Depok melalui desain logo. Demandia: Jurnal Desain Komunikasi Visual, Manajemen Desain, Dan Periklanan, 3(02), 199–218.

Mahalizikri, I. F. (2019). Membangun dan mengembangkan serta meningkatkan UMKM di Desa Tenggayun. IQTISHADUNA: Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, 8(2), 185–194.

Manurung, H., & Naibaho, B. (2021). Pelatihan pembuatan mi labu kuning (Cucurbita moschata Durch) pada masyarakat ibu PKK Desa Gung Pinto Kecamatan Namanteran Kabupaten Karo. Citra Abdimas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 8–14.

Millati, T., Udiantoro, U., & Wahdah, R. (2020). Pengolahan labu kuning menjadi berbagai produk olahan pangan. SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 4(1), 300–305.

Muarifah, A., Wasmat, W., & Muslihuddin, M. (2019). Laporan kajian kerentanan, risiko, dan dampak perubahan iklim partisipatif Desa Padusan-Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto.

Muladi, T. (2022). Penggunan labu kuning pada pembuatan wingko Babat. Universitas Negeri Padang.

Pabidang, S., Hadi, S. P., Elvina, A., Putri, D. E., Sari, H. P., Iriyani, T., & Nainggalis, A. L. (2020). Peningkatan kompetensi masyarakat melalui inovasi pemanfaatan labu kuning menjadi makanan kreatif dan sehat. Jurnal Abdimas: Community Health, 1(1), 11–17.

Pamungkas, H. A., & Hidayatulloh, A. (2019). Faktor penentu perkembangan UMKM gerabah kasongan Bantul Yogyakarta. Inovasi, 15(1), 65–71.

Pemerintah Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah. , (2008). Indonesia.

Ponimin, P., Wardhana, M. I., Taufiq, A., & Sari, A. A. (2020). Perancangan seni patung landscape eco-culture desa wisata Selorejo Dau Malang melalui program kemitraan desa. Jurnal Praksis Dan Dedikasi Sosial (JPDS), 3(2), 78–88.

Prasetyo, B., & Suryoko, S. (2018). Dampak pengembangan pariwisata terhadap perkembangan umkm pada kawasan wisata Dieng. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 7(4), 310–320.

Putri, R. I. H., Suroso, E., Yuliandari, P., & Utomo, T. P. (2022). Strategi pengembangan produk pangan olahan berbahan dasar tepung labu kuning di Kota Bandar Lampung (studi kasus di home industry B. Co Bandar Lampung). Jurnal Agroindustri Berkelanjutan, 1(1), 12–28.

Sapto, A., Ayundasari, L., Ridhoi, R., & Khakim, M. N. L. (2019). Pengembangan kajian sejarah tematik sebagai alternatif bahan ajar sejarah tingkat menengah atas di Blitar. Jurnal Praksis Dan Dedikasi Sosial (JPDS), 2(1), 13–18.

Subaktilah, Y., Wahyono, A., Yudiastuti, S. O. N., & Mahros, Q. A. (2021). Pengaruh substitusi tepung labu kuning (Cucurbita moschata L) terhadap nilai gizi brownies kukus labu kuning. Jurnal Ilmiah Inovasi, 21(1), 18–21.

Suci, Y. R. (2017). Perkembangan UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) di Indonesia. Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos, 6(1), 51–58.

Sudibya, B. (2018). Wisata desa dan desa wisata. Jurnal Bali Membangun Bali, 1(1), 22–26.

Trussiadi, W. (2022). Pelatihan kreasi menu hidangan penutup dengan bahan dasar labu kuning. Journal FAME: Journal Food and Beverage, Product and Services, Accomodation Industry, Entertainment Services, 5(1), 41–45.




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um032v6i1p18-26

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Editorial and Administration Office:
This Journal is published by Universitas Negeri Malang, under the management of Faculty of Social Science.
Semarang St. No. 5 Building I3, Pos Code: 65145.
Phone. (0341) 551312.
Homepage: http://journal2.um.ac.id/index.php/jpds/index

JPDS Indexed By:

           

E-ISSN 2655-2469


Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License,

View JPDS Stats