Karakteristik fisika air tanah dan air permukaan serta hubungannya dengan kondisi geologi di lereng selatan Gunung Manglayang, Sumedang, Jawa Barat

Moch Ridfan Trisnadiansyah, Yudhi Listiawan, M. Nursiyam Barkah, Emi Sukiyah, Mohamad Sapari Dwi Hadian

Abstract


The research area is located on the southern slope of Mount Manglayang administratively, including the Jatinangor area, Sumedang, which is the location of various universities. This makes the Jatinangor area develop into a new center of economic growth and education so that the demand for groundwater and surface water for the surrounding population also increases. The purpose of this study was to determine the characteristics of groundwater and surface water and their relationship with local geological conditions. Hydrogeological mapping was carried out by measuring the parameters of the physical properties of water to determine the characteristics of water. Meanwhile, geological conditions in the form of secondary data are processed into slope parameters, lineament density, and rock units. The results showed that the groundwater-surface water group was divided into three groups, namely group one (upstream), group two (middle watershed), and group three (downstream). The results also show a close relationship between geological conditions and groundwater-surface water, especially morphological and lithological factors. This research is useful in developing the treasures of knowledge and applications in lecture activities. The practice carried out can be applied in lectures so that they can connect theoretical and practical needs.

Lokasi penelitian terletak di lereng Selatan Gunung Manglayang yang secara administratif termasuk wilayah Jatinangor, Kabupaten Sumedang yang menjadi lokasi dari berbagai perguruan tinggi. Hal ini menjadikan wilayah Jatinangor berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan pendidikan baru sehingga kebutuhan air tanah dan air permukaan untuk penduduk sekitar juga meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan karakteristik air tanah dan air permukaan serta hubungannya dengan kondisi geologi setempat. Pemetaan hidrogeologi dilakukan dengan mengukur sifat fisik air untuk mengidentifikasi karakteristik air. Sementara itu, kondisi geologi berupa data sekunder yang diolah menjadi parameter kemiringan lereng, densitas kelurusan dan satuan batuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok air tanah-air permukaan terbagi menjadi tiga, yaitu kelompok satu umumnya berada di hulu DAS, kelompok dua umumnya berada di tengah DAS, dan kelompok tiga berada di hilir DAS. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan yang erat antara kondisi geologi dan air tanah-air permukaan khususnya pada faktor morfologi dan faktor litologi. Penelitian ini bermanfaat mengembangkan khasanah pengetahuan dan aplikasi dalam aktivitas perkuliahan. Praktik yang dilakukan dapat diterapkan dalam perkuliahan sehingga mampu menjembatani kebutuhan teoritis dan praktis.


Keywords


Manglayang; physical properties of groundwater; physical properties of surface water; geological relations; sifat fisika air tanah; sifat fisika air permukaan; hubungan geologi

Full Text:

PDF

References


Badan Informasi Geospasial. (2018). DEMNAS seamless Digital Elevation Model (DEM) dan Batimetri Nasional. Badan Informasi Geospasial. http://tides.big.go.id/DEMNAS/Jawa.php

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang. (2019). Kecamatan Jatinangor dalam angka 2019. Bandung.

Chebotarev, I. I. (1955). Metamorphism of natural waters in the crust of weathering—1. Geochimica et Cosmochimica Acta, 8(1–2), 22–48.

Hadian, M. S. D., Barkah, M. N., Sistanto, B. A., & Helmi, F. (2017). Zonasi daerah rawan dan kritis kontaminasi air tanah dangkal di daerah Jatinangor dan sekitarnya. Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi Ke-3 Universitas Padjadjaran “Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan", 24–25. Universitas Padjadjaran.

Ismawan, T. (2013). Peran sesar terhadap karakter dan arah aliran air tanah pada endapan vulkanik di lereng tenggara G. Gede, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Bulletin of Scientific Contribution: Geology, 11(1).

Jumhari, J., Hadian, M. S. D., Zakaria, Z., & Hendarmawan, H. (2019). Kontrol geologi terhadap perubahan kimia air tanah pada sistem akuifer vulkanik di lereng timur Gunung Ciremai Jawa Barat. Dinamika Rekayasa, 15(2), 117. https://doi.org/10.20884/1.dr.2019.15.2.267

Muslim, D., & Endyana, C. (2015). Pentingnya identifikasi patahan aktif dalam upaya mitigasi bencana di kawasan pendidikan Jatinangor, Jawa Barat. Bulletin of Scientific Contribution: Geology, 13(2).

Oki, T., & Kanae, S. (2006). Global hydrological cycles and world water resources. Science, 313(5790), 1068–1072. https://doi.org/10.1126/science.1128845

Prasetya, D. A., Waspodo, R. S. B., & Saptomo, S. K. (2016). Prediksi cadangan air tanah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 1(2), 59–68.

Pratiknyo, P. (2016). Teknologi mineral. Jurnal Ilmu Kebumian Teknologi Mineral, 28(1), 27–39.

Rachmah, Z., Rengkung, M. M., & Lahamendu, V. (2018). Kesesuaian lahan permukiman di kawasan kaki Gunung Dua Sudara. Spasial, 5(1), 118–129.

Rahman, M. B. (2016). Income pattern characteristics of goods and services providers. Tata Loka, 18(1), 1–10.

Sejati, S. P. (2020). Potensi pencemaran air tanah bebas pada sebagian kawasan resapan air di lereng selatan Gunungapi Merapi. Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori, dan Praktik dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi, 25(1), 25–38. https://doi.org/10.17977/um017v25i12020p025

Setiawan, T. (2011). Deliniasi kelurusan morfologi sebagai dasar untuk menentukan zona potensi resapan mata air kars di daerah Luwuk, Sulawesi Tengah. Buletin Geologi Tata Lingkungan, Vol. 21, pp. 105–116.

Setiawan, T. (2016). Sistem akuifer kars Waekabubak, Sumba Barat, berdasarkan analisis densitas kelurusan morfologi dan variasi spasial hidrogeokimia. Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, 7(2), 89–102.

Soetrisno, S. (1983). Peta hidrogeologi Indonesia lembar V Bandung skala 1:250.000. Bandung: Direktorat Geologi Tata Lingkungan.

Sugianti, K., Mulyadi, D., & Maria, R. (2016). Analisis kerentanan pencemaran air tanah dengan pendekatan metode DRASTIC di Bandung Selatan. Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, 7(1), 19–33.

Suprayogi, S., Fatchurohman, H., & Widyastuti, M. (2019). Analisis kondisi hidrologi terhadap perkembangan wilayah perkotaan studi kasus DAS Kali Belik Yogyakarta. Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian, 16(2), 153–161. https://doi.org/-10.15294/jg.v16i2.22364

Taryana, D. (2015). Pengaruh formasi geologi terhadap potensi mata air di Kota Batu. Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori, dan Praktik dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi, 20(2), 9–19. https://doi.org/10.17977/um017v20i22015p009

Todd, D. K., & Mays, L. W. (2004). Groundwater hydrology. John Wiley & Sons.

Wahyudi, W., Suganda, B. R., Sendjaja, Y. A., Hadian, M. S. D., & Irawan, B. (2019). Karakteristik kimia organik pada akifer bebas di beberapa lokasi pemanfaatan lahan daerah Jatinangor dan sekitarnya. Bulletin of Scientific Contribution: Geology, 17(3), 205–212.

Zuidam, R. A. van. (1986). Aerial photo-interpretation in terrain analysis and geomorphologic mapping. Smits Publishers.




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um017v27i12022p88-101

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Free counters!

Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License,


JPG Indexed By:

                 

View My Stats