Telaah Kritis Putusan MK Terkait Persetujuan Tertulis dari Presiden dalam Pemeriksaan Anggota DPR yang Diduga Melakukan Tindak Pidana
Abstract
This study aimed to analyze the judges' considerations in the Constitutional Court Decision Number 16/PUU-XVI/2018 regarding the provisions of Article 245 paragraph (1) of Law Number 2 of 2018, and to analyze the legal consequences of the Constitutional Court Decision Number 16/PUU-XVI/2018 regarding written approval of the President in the examination of members of the House of Representatives suspected of committing a crime. This study used a normative juridical method with a statutory approach. The data sources (the primary and secondary legal materials) were analyzed descriptively qualitatively. The study results showed two judges' considerations regarding the provisions of Article 245 paragraph (1) of Law Number 2 of 2018. First, it was contrary to the principle of equality in law and government. Second, the assumption that the Honorary Court of the Council was an ethical institution with no direct relationship with the criminal justice system. The legal consequences of the Constitutional Court's Decision Number 16/PUU-XVI/2018 regarding the written approval of the President in the examination of members of the House of Representatives were causing legal uncertainty, legal injustice, and abuse of authority that could trigger a politics of retaliation.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Aedi, A. U., & Samekto, F. A. (2013). Rekonstruksi Asas Kesamaan di Hadapan Hukum (Equality Before the Law): Suatu Kajian Khusus Putusan Mahkamah Konstitusi Perkara 21-22/PUU-V/2007 dalam Perspektif Filsafat Hukum. Law Reform, 8(2), 1-19.
Angkasa, N. (2013). Analisis Kedudukan dan Fungsi Yudikatif sebagai Pemegang Kekuasaan Kehakiman dalam Sistem Negara Hukum di Indonesia. Nizham, 2(1), 84-110.
Asmar, I., Azisa, N., & Haeranah. (2021). Pertimbangan Hakim terhadap Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi Dana Desa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 6(1), 138-148.
Asshiddiqie, J. (1997). Teori & Aliran Penafsiran Hukum Tata Negara. Jakarta: Ind. Hill. Co.
Busroh, A. D. (2010). Ilmu Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
Busthami, D. (2017). Kekuasaan Kehakiman dalam Perspektif Negara Hukum di Indonesia. Masalah-Masalah Hukum, 46(4), 336-342.
Chrisdanty, F., & Wahyulina, D. (2014). Penanganan Pelanggaran Kampanye Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD di Wilayah Kabupaten/Kota. Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 27(2), 79-92.
Faturochman. (1999). Keadilan Sosial: Suatu Tinjauan Psikologi. Buletin Psikologi, 7(1), 13-27.
Fuady, M. (2010). Konsep Negara Demokrasi. Bandung: Refika Aditama.
Khaerunnailla, W. O. F., Ansari, T., & Madjid, A. (2019). Urgensi Pembatasan Masa Periode Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Kekuasaan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 4(1), 176-185.
Latuconsina, A. K. (2015). Penyatuatapan Peradilan Agama (Suatu Perspektif Dinamika Sejarah). Tahkim, 11(2), 20-33.
Prent, K., Adisubrata, J., & Poerwadarminta, W. J. S. (1969). Kamus Latin-Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
Putra, S. D. E. (2014). Bingkai Keadilan Hukum Pancasila dalam Perspektif Hukum dan Relevansinya dengan Keadilan di Indonesia. Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 27(1), 49-57.
Republik Indonesia. (2018). Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 29. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6187.
Soekanto, S., & Mamudji, S. (2003). Penelitian Hukum Normatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Solihah, R., & Witianti, S. (2016). Pelaksanaan Fungsi Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Pasca Pemilu 2014: Permasalahan dan Upaya Mengatasinya. Jurnal Ilmu Pemerintahan, 2(2), 13-22.
Sutrisno. (2016). Peran Ideologi Pancasila dalam Perkembangan Konstitusi dan Sistem Hukum Indonesia. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 1(1), 12-21.
Tutik, T. T. (2011). Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945. Jakarta: Kencana.
Wahyudi, B. T., & Safa’at, R. (2021). Akibat Hukum Ketentuan Pasal 33 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 6(1), 220-228.
Wigley, S. (2003). Parliamentary Immunity: Protecting Democracy or Protecting Corruption. The Journal of Political Philosophy, 11(1), 23-40.
Yulistyowati, E., Pujiastuti, E., & Mulyani, T. (2016). Penerapan Konsep Trias Politica dalam Sistem Pemerintahan Republik Indonesia: Studi Komparatif atas Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Sebelum dan Sesudah Amandemen. Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 18(2), 328-338.
DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um019v6i2p302-309
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
View My Stats