Makna Tradisi Ruwatan Petirtaan Candi Jolotundo Sebagai Sarana Pelestarian Air

Yosi Maurin, Neni Wahyuningtyas, I Nyoman Ruja

Abstract


Culture is a Indonesia’s treasure. One form of culture is tradition. One Example which belongs to tradition and still exist nowahdays is Ruwatantradition in Petirtaan Jolotundo Temple. The purpose of this study is to describe the history, the process, and the meaning of ruwatantradition. This study uses qualitative research within descriptive approach. The study was located at Petirtaan Jolotundo Temple, precisely on the Slope of Penanggungan Mountain. There are two froms of data,primary and secondary data. Observation, interviews, and documentationis used as data collection techniques. Based on the research can be concluded that ruwatantradition has existed since long ago which is known as a barikansumber. The existence of this tradition is a gratitude for the abundant water resources that can be utilized. Since 2007-2008, this tradition began to be packaged and enlivened so that an annual event was organized, including sumaninggah, grand carnival, release of birds and tree planting, and manunggaling tirta. Ruwatantraditionmeans a reminder of the beginning to the end of life aimed at humans and the environment.The meaning of ruwatanis depends on the trust of each individual, trust is divided into sacred and profane.

 

Kebudayaan merupakan kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia. Salah satu bentuk kebudayaan yaitu tradisi. Contoh tradisi yang dilakukan hingga saat ini yaitu tradisi ruwatandi Petirtaan Candi Jolotundo. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan sejarah, proses, dan makna tradisi ruwatan. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian dilakukan di Petirtaan Candi Jolotundo tepatnya di Lereng Gunung Penanggungan. Data diperoleh dari data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa tradisi ruwatansudah ada sejak dulu yang dikenal sebagai barikan sumber. Adanya tradisi ini merupakan rasa terima kasih masyarakat terhadap sumber air yang melimpah sehingga dapat dimanfaatkan. Sejak tahun 2007-2008 tradisi ini mulai dikemas dan disemarakkan sehingga terbentuk susunan acara yang diadakan setiap tahun diantaranya: sumaninggah, kirab agung, pelepasan burung dan penanaman pohon, dan manunggaling tirta. Tradisi ruwatanbermakna pengingat akan awal hingga akhir kehidupan yang ditujukan untuk manusia dan lingkungan. Pemaknaan ruwatanair suci tersebut tergantung kepercayaan masing-masing individu, kepercayaan terbagi atas sakral dan profan.


Keywords


symbolic meaning; ruwatan tradition; holy water

Full Text:

PDF

References


Abbas, M. S. (2017). Perancangan Eduwisata Majapahit di Mojokerto.Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Maik Ibrahim.

Abdi & Soebijantoro. (2016). Upacara Adat Ruwat Bumi di Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun. Jurnal Agastya, 6(1), pp. 82-93.Dari http://ejournal.unipma.ac.id/index.php/JA/article/download/883/796.

Agisti, D. (2018). Doktrin Buddhisme tentang Kematian dan Pengaruhnyaterhadap Prilaku Sosial Keagamaan Umat Buddha di Vihara Dharma Bhakti. Skripsi Tidak Diterbitkan.Lampung: Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Raden Intan.

Astuti, A. (2018). Analisis Unsur Semiotik Sesajen Pada Upacara Ruwatan Anak Tunggal Laki-laki Adat Suku Jawa(Kajian Antropologi Jawa).Dari https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/9941/384-394.pdf?sequence=1&isAllowed=y.

Cassier, E. (1994). An Essay on Man An Introduction to Philosophy of Human Culture,New York: Yale University Press.

Eliade, M.. (2002). Sakral dan Profan. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.

Fatmawati, E. (2014). Makna Hari dalam Mitologi Jawa. Dari http://eprints.walisongo.ac.id/3854/3/084111010_Bab2.pdf.

Hartoyo, G. (2017). Gunung Penanggungan Awal Peradaban dan Menyimpan Teknologi Leluhur.Surabaya: Damar Abang Dawala.

Huberman & Miles. (2014). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

Istaghdarin, I. F., 2018. Agama dan Budaya (Studi Tentang Tradisi Ruwatan Masal di Kelurahan Kadipaten Kabupaten Bondowoso).Skripsi Tidak Diterbitkan.Surabaya: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.

Kodoatie, R. J. (2002). Pengelolaan Sumber Daya Air dalam Otonomi Daerah. Yogyakarta: Andi.

Lestari , P. (2013). Makna Simbolik Seni BEGALAN Bagi Pendidik Etika Masyarakat. Jurnal Humaniora,13(2), pp. 157-167.Dari https://media.neliti. com/media/publications/66911-ID-makna-simbolik-seni-begalan-bagi-pendidi.pdf.

Lestari, S. (2017). Nilai Filosofis Mistik Budaya Jawa dalam Memperingati Hari Kematian. Skripsi Tidak Diterbitkan.Lampung: Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Raden Intan.

Nugroho, S. A. (2014). Upacara Ngeruwat Gimbal di Desa Kulon Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara.Skripsi Tidak Diterbitkan.Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.

Prabawa , B. (2012). Nilai Filosofi Upacara Daur Hidup Mitoni di Dusun Kedung I Desa Karangtengah Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul.Skripsi Tidak Diterbitkan.Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.

Pribadi, S. S. (2010). Pengaruh Warna Terhadap Kebudayaan Bagi Masyarakat Tionghoa (Studi Kasus Klenteng Avalokitesvara Surakarta.Skripsi Tidak Diterbitkan.Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret .

Prihatin, K. (2010). Istilah-Istilah Ruwatan dan Sesaji dalam Upacara Masal di Pendapa ISI Surakarta Tanggal 10 Januari 2010 (Kajian Etnolinguistik).Skripsi Tidak Diterbitkan.Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

Rahmawati, F. (2018).Makna Tradisi Ruwat Agung Nuswantara Majapahit dalam Komunikasi Budaya di Desa Trouwulan Mojokerto. Skripsi Tidak Diterbitkan.Surabaya: Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Relin. (2015). Filosofis Ruwatan dalam Era Modernisasi Pada Masyarakat Jawa. Bali: Nyoman Krining.

Rini, I. E. (2012). Makna Tradisi Grebeg Suro dalam Melestarikan Budaya Bangsa Bagi Masyarakat (Studi Kasus Masyarakat Kelurahan Baluwarti Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta). Skripsi Tidak Diterbitkan.Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Sari, Venia Ranita, and Luhung Achmad Perguna. (2020). Komodifikasi Wayang Suket Puspasarira Di Kota Malang Sebagai Upaya Pelestarian Wayang.ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial Dan Budaya9 (1): 15–23. Dari http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika/article/view/712.

Saputra, R. I. (2011). Tradisi Ruwatan Laut (Ngumai Lawok) di Kelurahan Kangkung Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung dalam Perspektif Hukum Islam. Skripsi Tidak Diterbitkan.Jakarta: Fakultas Syariah danHukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Setiawan & Nurmansyah. (2014). Pasemon dalam Kesenian Kentrung sebagai Pendidikan Karakter: Nilai Luhur dalam KesenianTradisi Lisan Jawa. Jurnal Studi Sosial,6(2), pp. 133-139.Dari http://lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/i.pdf.

Sudarmadji.Darmanto. Widyastuti. Lestari. (2016). Pengelolaan Mata Air untuk Penyediaan Air Rumah Tangga Berkelanjutan di Lereng Selatan Gunung Api Merap. Jurnal Manusia dan Lingkungan,23(1), pp. 102-103.Dari https://media.neliti.com/media/publications/114194-pengelolaan-mata-air-untuk-penyedian-ai-c509239f.pdf.

Sudaryat, Y. (2016). Makna dalam Wacana.Bandung: Bandung Press.

Sudjonoprijo, et al. (1990). Dapur dan Alat-Alat Tradisional Jawa Tengah. Jakarta: Kepustakaan Direktorat Tradisi Ditjen BSF DEPBUDPAR.

Sulistyati, A. N. (2009). Kiblat Papat Lima Pancer sebagai Media Refleksi dalam Wujud Karya Tekstil.Skripsi Tidak Diterbitkan.Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

Tandesy, R., (2018). Fungsi dan Makna Pada Naga di Vihara Surya Dharma Pekanbaru.Skripsi Tidak Diterbitkan.Medan: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Wardatin, L., (2019).Mata Air Jolotundo (Studi Tentang Pandangan Masyarakat Muslim Terhadap Kekhasiatan Mata Air Jolotundo Desa Seloliman Mojokerto).Skripsi Tidak Diterbitkan.Surabaya: Fakultas Adab dan Humaniora UINSA.




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v5i1p24-34

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis

Editorial Office:
Sociology Program, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Malang
Semarang St. No. 5 Building I3-101 65145.
Phone. (0341) 551312. line. 375, 376 (20)
Homepage: http://journal2.um.ac.id/index.php/jsph/index
email: jsphum@yahoo.co.id

ISSN 2502-7875 (printed)
ISSN 2527-5879 (online)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.