Pendekatan Participatory Planning pada Perencanaan Ruang Belajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Abstract
Planning for Ananda's Early Childhood Education (PAUD) learning room, located in a densely populated and densely populated residential district of Tambora District, West Jakarta, was carried out due to lack of knowledge and funds to build and carry out maintenance. Therefore, additional knowledge, assistance and a pilot of healthy learning environment facilities are needed. Counseling, assistance and demonstration conducted are bottom up through a participatory planning approach. This is done so that the planning, design, and maintenance of environmental facilities are in accordance with the needs and abilities of the community, can be accepted by the community, as well as a medium for community learning or transfer of knowledge related to the planning, design and maintenance of environmental facilities, especially PAUD facilities. In addition, with this participatory approach it is hoped that a strong sense of ownership will emerge as a basis for self-supporting and sustainable maintenance and development of public facilities.
Perencanaan ruang belajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ananda yang terletak di pemukiman padat penduduk dan padat bangunan Kecamatan Tambora, Jakarta Barat dilakukan karena kurangnya pengetahuan dan biaya untuk membangun dan melakukan perawatan. Oleh sebab itu diperlukan pengetahuan tambahan, pendampingan serta percontohan tentang fasilitas lingkungan belajar yang sehat. Penyuluhan, pendampingan serta percontohan yang dilakukan bersifat bottom up melalui pendekatan partisipatory planning. Hal ini dilakukan agar perencanaan, perancangan, dan perawatan fasilitas lingkungan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat, dapat diterima oleh masyarakat, serta menjadi media pembelajaran masyarakat atau transfer of knowledge terkait perencanaan, perancangan, dan perawatan fasilitas lingkungan, khususnya fasilitas PAUD. Selain itu dengan pendekatan partisipatif ini diharapkan timbul rasa kepemilikan yang kuat (sense of belonging) yang akan menjadi modal dasar bagi pemeliharaan dan pengembangan fasilitas publik secara swadaya dan berkelanjutan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Birren, Faber. (1961). Colour Psychology and Colour Therapy. New York : University Books Inc
Ching, Francis, D.K. (1996). Ilustrasi Desain Interior. Jakarta : Erlangga
http://studyandlearningnow.blogspot.com/2013/01/dasar-dasar-perencanaan-partisipatif.html, diakses 19 Oktober 2018
https://www.canva.com/id_id/belajar/teori-warna/, diakses 19 Oktober 2018
https://www.dekoruma.com/artikel/64511/prinsip-dasar-desain-arsitektur, diakses 27 Oktober 2018
https://www.dekoruma.com/artikel/51959/trik-apik-ruang-tamu-kecil, diakses 27 Oktober 2018
https://elangfida.wordpress.com/2013/01/07/estetika/ diakses 28 oktober 2018
Kelurahan Angke. (2017). https://kelurahanangke.wordpress.com. diunduh 18 April 2017
Kelurahan Angke. (2016). Laporan Bulanan Kelurahan Angke Tahun 2016. Jakarta: Kelurahan Angke. Tidak Terpublikasi
Nurani, Y., & Sari, M. (2017). Pengembangan Model Kegiatan Sentra Bermain dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Usia Dini. DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.112. http://doi.org/10.21009/JPUD.112.15
Sari, S.M. (2004). Peran Warna Interior Terhadap Perkembangan dan Pendidik Anak di Taman Kanak-Kanak. Dimensi Interior, 2(1): 22-36
Winandari, MIR. (2014). Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik Di Perumahan Dengan Tingkat Pendapatan Yang Berbeda Studi Kasus: Perumahan Menengah Atas Dan Perumahan Menengah Bawah Di Yogyakarta. Yogyakarta: Disertasi program pasca sarjana fakultas teknik. Tidak dipublikasikan.
DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um050v2i3p155-163
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Abdimas Pedagogi: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat