MERAJUT RELASI MENGGENGGAM TRADISI: MASYARAKAT NUSA UTARA DALAM DIPLOMASI MARITIM INDONESIA – FILIPINA (1955−1974)

Syafaat Rahman Musyaqqat

Abstract


Maritime diplomacy between Indonesia and the Philippines began to develop when the two countries had just gained independence and were confronted with the problem of cross-border activities in the people of North Nusa Tenggara. On the one hand, the mobility of the people of North Nusa to Balut Island and Sarangani (Philippines) is commonplace and even has become their tradition. On the other hand, population mobility is an act that can at times lead to politically tense relations for both countries. This article aims to explore maritime diplomacy between Indonesia and the Philippines from 1955 to 1974. Using historical methods, the study's findings show that there is a tendency in the Indonesia-Philippines relationship to understand the maritime traditions of the Sangihe-Talaud community as border communities. This tendency is evident in several policies agreed by the two countries. One of them is the Border Cross Agreement in 1956.

Diplomasi maritim antara Indonesia dan Filipina mulai terbangun ketika kedua negara baru saja memperoleh kemerdekaannya dan dihadapkan pada persoalan aktivitas lintas batas (border-cross) masyarakat Nusa Utara. Di satu sisi, mobilitas masyarakat Nusa Utara ke Pulau Balut dan Sarangani (Filipina) merupakan hal yang lumrah bahkan telah menjadi tradisi mereka. Di lain sisi, mobilitas penduduk merupakan tindakan yang sewaktu-waktu dapat menggiring relasi yang menegangkan secara politik bagi kedua negara. Artikel ini bertujuan menelusuri diplomasi maritim antara Indonesia dan Filipina sejak tahun 1955 hingga 1974. Dengan menggunakan metode sejarah, temuan studi menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan dalam relasi Indonesia-Filipina untuk saling memahami tradisi bahari masyarakat Sangihe-Talaud sebagai masyarakat perbatasan. Kecenderungan tersebut nampak pada beberapa kebijakan yang disepakati oleh kedua negara. Salah satu diantaranya ialah Border Crosss Agreement pada 1956.


Keywords


Diplomasi Maritim; Indonesia; Filipina; Masyarakat Nusa Utara

References


Buku dan Jurnal

Daliman. 2012. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Djaenuderadjat, E. 2009. Sejarah Wilayah Perbatasan Batam-Singapura 1824-2009: Satu Selat Dua Nahkoda. Depok: Gramata Publishing.

Ekawati, E. 2017. Tulude: Antara Modernitas Dan Tradisi Masyarakat Pulau Marore. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 19(3), 385–396.

Fariastuti. 2005. Patterns of Cross-border Relations between West Kalimantan and Sarawak. Dipresentasikan pada 4th International Symposium of the Journal Antropologi Indonesia, Depok. FISIP Universitas Indonesia

Gottchalk, L. 1985. Mengerti Sejarah (N. Notosusanto, Penerj.). Jakarta: Yayasan Penerbit Univeritas Indonesia.

Hall, K. R. 2011. A History of Early Southeast Asia: Maritime Trade and Societal Development, 100–1500. United States: Rowman & Littlefield Publishers.

Hamid, A. R. 2013. Sejarah Maritim Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Harvey, B. S. 1984. Permesta: Pemberontakan Setengah Hati. Jakarta: Grafiti Press.

Heuken, A. 2008. Catholic Converts in Moluccas, Minahasa, and Sangihe-Talaud, 1512-1680. Dalam J. S. Aritonang & K. Steenbrink (Ed.), A History of Christianity in Indonesia (hlm. 23–72). Boston: Brill.

Husain, B. S. 2017. Memandang Perbatasan Laut Sebatik Kajian tentang Masyarakat di Wilayah Perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara. Jurnal Sejarah Abad, 1(2), 176–187.

Kartodirdjo, S., Poesponegoro, M. D., & Notosusanto, N. 1977. Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI. Jakarta: Balai Pustaka.

Lapian, A. B. 1984. Perebutan Samudera: Laut Samudera pada Abad XVI dan XVII. Prisma, (11).

Lapian, A. B. 2009. Orang Laut-Bajak Laut-Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX. Jakarta: Komunitas Bambu.

Patmasari, T., Artanto, E., & Rimayanti, A. (2016, Oktober 5). Perkembangan Terakhir Batas Maritim Indonesia dengan Negara Tetangga. Dipresentasikan pada Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI, Bogor.

Prasetyo, S. A. 2017. Dunia dalam Genggaman Bung Karno. Tangerang Selatan: Imania.

Pristiwanto. 2016. Dinamika Pisang (Filipina-Sangihe) di Perbatasan Indonesia-Filipina. Jurnal Antropologi Indonesia, 36(1), 40–52.

Setiawan, A., Supriyadi, F., Noor, G. E., Fadli, M., & Murdimanto, A. (2016). Profil Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara. Jakarta: Puslitbang Sumberdaya Laut dan Pesisir Badan Litbang Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.

Sigarlaki, A., Manus, T., Rompas, A. E., Watuseke, F. S., & Mottoh, M. F. 1982. Sejarah Daerah Sulawesi Utara. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Syahid, A., Gerung, A., & Tumundo, D. 2016. Kampung Tidore di Pulau Sangihe dan Pulau Lembeh: Dinamika Antar Wilayah dan Agama pada Abad ke-17 dan 18. Dipresentasikan pada Seminar Nasional Budaya Bahari dan Dinamika Kehidupan Bangsa dalam Perspektif Sejarah, Jakarta.

Taulu, C. H. 1977. Sejarah Minahasa. Manado.

Tirtosudarmo, R. 2005. Wilayah Perbatasan dan Tantangan Indonesia Abad 21: Sebuah Pengantar. Dalam R. Tirtosudarmo & J. Haba (Ed.), Dari Entikong sampai Nunukan: Dinamika Daerah Perbatasan Kalimantan-Malaysia Timur (Sarawak dan Sabah) (hlm. 1–14). Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Ulaen, A. J. 2016. Nusa Utara: Dari Lintasan Niaga ke Daerah Perbatasan. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Ulaen, A. J., Wulandari, T., & Tangkilisan, Y. B. 2011. Sejarah Wilayah Perbatasan Miangas-Filipina 1928-2010: Dua Nama Satu Juragan. Jakarta: Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Zuhdi, S. 2014. Nasionalisme, Laut, dan Sejarah. Jakarta: Komunitas Bambu.

Arsip dan Dokumen

Lembaran Negara No. 167 Tahun 1957

Surat Kabar

De Vrije Pers, 24 Juli 1950

Het Nieuwsblad Sumatra, 29 Januari 1955

Java Bode, 9 November 1954

Kompas, 4 Agustus 1971

Kompas, 6 Agustus 1974

Kompas, 9 Agustus 1974




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um020v13i22019p127-141

Refbacks



Copyright (c) 2019 Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Editorial office:
History Department, Faculty of Social Science,
Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No.5 Kota Malang 65145,  
Phone. (0341) 551312,
email: jsb.journal@um.ac.id
Website: http://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya

P-ISSN 1979-9993
E-ISSN 2503-1147

  Creative Commons License
This work is licensed under a CC BY SA 4.0.

Web
Analytics Made Easy - StatCounter

View My Stats 

Flag Counter