EKSISTENSI TANAMAN SAGU DALAM KEHIDUPAN ETNIK TOLAKI DI SULAWESI TENGGARA

Rispan Rispan

Abstract


This research aims to find out the existence of sago palm in the life of Tolaki Ethnic Group in Southeast Sulawesi. This research applied historical method with the following steps: (1) Heuristic (source gathering), (2) Source Critic, (3) Historiography (writing). The result of the research showed that: Sago palm was closely related to the life of Tolaki Ethnic Group. First, sago palm was the main food source in the life of Tolaki Ethnic Group besides rice. Second, sago palm was bread and butter for Tolaki Ethnic Group in Southeast Sulawesi that had been happening hereditary (tradition). Third, sufficient resource and land potential clearly promoted that effort. Fourth, processing sago palm did not require much money. Fifth, it played a role as economical sources for family that produces sago palm. Sago palm had important position, because it possessed historical value and philosophical value in form of kinship and genetic relationship value, coalescence and unity value, and functioned as the symbol of prosperity. In the old times, sago palm was used as the measurement of wealth (hapo-hapo). In the old wedding tradition system, sago palm was used as inheritance  (tiari) during wedding.


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui eksistensi tanaman sagu dalam kehidupan Etnik Tolaki di Sulawesi Tenggara. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan tahap-tahap sebagai berikut: (1) Heuristik (pengumpulan sumber), (2) Kritik Sumber, (3) Historiografi (penulisan). Hasil penelitian menunjukan bahwa: Tanaman sagu erat kaitannya dengan kehidupan etnik Tolaki. Pertama, sagu merupakan makanan pokok dalam kehidupan etnik Tolaki selain beras. Kedua, sagu merupakan salah satu sistem mata pencaharian etnik Tolaki di Sulawesi Tenggara yang berlangsung secara turun temurun (tradisi). Ketiga, sumber daya dan potensi lahan yang memadai sangat menunjang untuk usaha tersebut. Keempat, mengolah sagu tidak butuh modal banyak. Kelima, sebagai sumber pendapatan ekonomi bagi keluarga pengolah sagu. Sagu memiliki kedudukan yang sangat penting, karena memiliki nilai sejarah, dan nilai filosofis berupa nilai kekeluargaan atau kekerabatan, nilai persatuan dan kesatuan, dan berfungsi sebagai simbol kesejahteraan. Pada masa lalu tanaman sagu dijadikan sebagai ukuran kekayaan (hapo-hapo). Dalam tata adat perkawinan jaman dulu, sagu dijadikan sebagai warisan (tiari) saat perkawinan. 


Keywords


Sejarah; Sagu; Etnik Tolaki

References


Asniati. 2010. “Perubahan Sosial Ekonomi Pengolah Tawaro di Desa Totombe Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe (1977-2008)”. Skripsi. Kendari: Fkip Unhalu.

Kartidirdjo, Sartono. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial Dan Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia

Melamba, Basrin. 2012. Sagu (Tawaro) dan Kehidupan Etnik Tolaki di Sulawesi Tenggara. Semarang: Paramita.

Selo. 2004. “Pengolahan Sagu Masyarakat Tolaki di Desa Meraka Kecamatan Lambuya (1992-2003)”. Skripsi. Kendari: Fkip Unhalu.

Suharno. 2003. Pendapatan Usaha Pengolah Sagu Cara Tradisional dan Semi Mekanis. Jakarta: Swadaya.

Tarimana, Abdurrauf. 1993. Seri Etnografi Kebudayaan Tolaki. Jakarta: Balai Pustaka.




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um020v13i22019p228-238

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Rispan Rispan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Editorial office:
History Department, Faculty of Social Science,
Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No.5 Kota Malang 65145,  
Phone. (0341) 551312,
email: jsb.journal@um.ac.id
Website: http://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya

P-ISSN 1979-9993
E-ISSN 2503-1147

  Creative Commons License
This work is licensed under a CC BY SA 4.0.

Web
Analytics Made Easy - StatCounter

View My Stats 

Flag Counter