Ketika lisan menjadi saksi: pelembagaan proyek sejarah lisan dan perkembangan historiografinya di Indonesia
Abstract
Narasi sejarah dibangun tidak dapat dipisahkan dari arsip sebagai sumber bukti. Menjadi suatu masalah ketika permasalahan sejarah tidak memiliki arsip sebagai bagian penting dari heuristik. Sejarah lisan dapat menjadi alternatif untuk mengkaji peristiwa sejarah yang minim sumber tertulis. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan sejarah lisan di nusantara. Dengan menggunakan metode sejarah, artikel ini mencoba menyusun perkembangan sejarah lisan secara kronologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian sejarah lisan di Indonesia digalakkan dengan pesat oleh ANRI pada tahun 1973 melalui proyek sejarah lisan yang dipelopori oleh Soemartini dan Harsja Bachtiar. Perkembangan sejarah lisan mengalami dinamika pasang surut, Masa keemasan sejarah lisan terjadi pada kurun waktu 1982-1983 dengan perolehan sebanyak 304 kaset dan 59 sumber pada tahun 1982 serta 333 kaset dan 155 sumber pada tahun 1983. Setelah itu, sejarah lisan mengalami masa surut dan kemudian bangkit kembali setelah tahun 1998 ketika Soeharto lengser dengan agenda untuk meluruskan sejarah.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Abbas, I. (2015). Metode sejarah lisan dan historiografi Periode Jepang di pulau di Morotai. Metafora: Education, Social Sciences and Humanities Journal, 2(3), 30–39.
Adam, A. W. (2007). Pelurusan sejarah Indonesia. Ombak.
Adam, I. (2011). Sejarah lisan dan pengenalan awal bagi pewawancara. Jurnal Adabiyah, XI(2), 287–301.
Darban, A. A. (2013). Sejarah lisan memburu sumber sejarah dari para pelaku dan penyaksi sejarah. Humaniora, 4, Article 4. https://doi.org/10.22146/jh.1908
Dienaputra, R. D. (2007). Sejarah lisan: metode dan praktek. Penerbit Balatin.
Erman, E. (2011). Penggunaan sejarah lisan dalam historiografi Indonesia. Jurnal Masyarakat & Budaya, 13(1).
Hutagaol, N. M. (2023). Sejarah lisan merekonstruksi peristiwa sejarah. Historia : Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 8(1), 21–30.
Kuntowijoyo. (2003). Metodologi sejarah. Tiara Wacana Yogya.
Kuntowijoyo. (2013). Pengantar ilmu sejarah. Tiara Wacana Yogya.
Kuntowijoyo, Darban, A. A., Setiawati, N. A., Effendhie, M., & Budiyanto. (2023). Perubahan sosial di pedesaan sejarah lisan Surakarta 1930-1960. STPN Press.
Leksana, G. T. (2020). Embedded remembering: Memory culture of the 1965 violence in rural East Java [Leiden University]. https://hdl.handle.net/1887/92258
Madjid, M. D., & Wahyudhi, J. (2014). Ilmu sejarah: sebuah pengantar. Kencana.
Namira, N. Y. (2021). Penerapan metode sejarah lisan pada buku perempuan berselimut konflik karya Reni Nuryanti. SEUNEUBOK LADA: Jurnal ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan, 8(02), 133–146.
Priyadi, S. (2012). Metode penelitian pendidikan sejarah (Yogyakarta). Ombak.
Purwanto, B. (2006). Gagalnya historiografi indonesiasentris? (Jogjakarta). Ombak.
Sjamsuddin, H. (2020). Metodologi sejarah. Penerbit Ombak.
Syukur, A. (2006). Sejarah lisan orang biasa: sebuah pengalaman penelitian. Makalah Konferensi Nasional Sejarah VIII.
Thompson, P., & Bornat, J. (2017). The voice of the past: oral history. Oxford University Press.
Vansina, J. (2014). Tradisi lisan sebagai sejarah. Penerbit Ombak.
DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um020v18i22024p225-236
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Editorial office:
History Department, Faculty of Social Science,
Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No.5 Kota Malang 65145,
Phone. (0341) 551312,
email: jsb.journal@um.ac.id
Website: http://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya
P-ISSN 1979-9993
E-ISSN 2503-1147
This work is licensed under a CC BY SA 4.0.