Pengelolaan hutan jati pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda di Ngandjoek Tahun 1927-1942

Shinta Ayu Mutiara Sari, Dewa Agung Gede Agung

Abstract


Teak wood is a product of forced cultivation which is suitable for growing on soils containing lime. Teak wood grows a lot in Central Java and East Java because it has lime-containing soil making it suitable for growing teak wood. In 1903 there was a teak crisis so the Dutch East Indies colonial government prepared several policies to save the teak forests. So that led to several new policies to save teak forests. This study shows the management of teak forests in Ngandjoek by the Dutch East Indies colonial government. The management of teak wood forests is very interesting to study, both in terms of management and the policies made by the Dutch East Indies colonial government. The purpose of this writing is to narrate the results of forest management in Ngandjoek. The research uses the historical method which has five stages including topic selection, heuristics, source criticism, interpretation and historiography. The results of this paper show the management of teak wood forests in Ngandjoek in 1927.

Kayu jati merupakan salah satu produk dari tanam paksa yang cocok tumbuh di tanah yang menggandung kapur. Kayu jati banyak tumbuh di Jawa Tengah dan Jawa Timur karena memiliki tanah yang mengandung kapur sehingga cocok untuk ditumbuhi kayu jati. Pada tahun 1903 terjadi krisis kayu jati sehingga pemerintah kolonial Hindia Belanda menyiapkan beberapa kebijakan untuk menyelamatkan hutan kayu jati. Sehingga memunculkan beberapa kebijakan baru untuk menyelamatkan hutan kayu jati. Studi ini menunjukkan pengelolaan hutan kayu jati di Ngandjoek oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Pengelolaan hutan kayu jati sangat menarik untuk di kaji, baik dari pengelolaannya maupun kebijakan yang di buat oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui hasil pengelolaan hutan di Ngandjoek. Penelitian menggunakan metode sejarah yang memiliki lima tahapan diantaranya pemilihan topik, heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil dari penulisan ini menunjukkan pengelolaan hutan kayu jati di Ngandjoek tahun 1927.

 


Keywords


Management; Djati Forest; Ngandjoek

Full Text:

PDF

References


Afifah, I.N & Suprijono, A. (2020) Pengelolaan hutan di Jawa dan Madura: Kajian tentang kebijakan eksploitasi hutan tahun 1913-1932. Avatara Jurnal Pendidikan Sejarah, 8(1).

Arsiansyah, N.F. & Aji, R.N.B. (2022). Perkembangan industri Pabrik Gula Lestari di Nganjuk pada tahun 1910-1929. Avatara Jurnal Pendidikan Sejarah, 13(1).

Aulia, Sita Nur. (2021). Pengelolaan hutan kayu jati Bojonegoro 1816-1874. Disertasi. Program Studi Ilmu Sejarah, Universitas Airlangga.

Fasal, rahman Adcha. (2013). Kontrak penebangan hutan jati di Tuban 1865-1942. Avatara Jurnal Pendidikan Sejarah, 1(2).

Jarwanto, Eko. (2021). Ngandjoek dalam lintasan sejarah Nusantara. Pagan Press.

Kuntowijoyo. (2003). Pengantar Ilmu Sejarah. Tiara Wacana.

Latief, Ch., N. (1997). Sejarah perkeretaapian Indonesia jilid 1. Angkasa.

Maji, Aulia Rahmat Suat. (2017). Wong Blandong: Eksploitasi dan rehabilitasi hutan jati di Jawa pada masa kolonial. Forum.

Peluso, Nancy Lee. (1990). “ A history of state forest management in Java”, dalam Mark Poffenberger (ED), Keepers of the Forest, Land Management Alternatives In Southeas Asia, Ateno de Manila University Pers,pp.

Purnawati, Desak Made Oka. (2004). Hutan jati Madiun silvikultur di Kerasidenan Madiun 1830-1913. Intra Pustaka Utama.

Setyaningsih, Laras. (2019). Pengaruh perubahan kebijakan terhadap pengelolaan hutan jati di Afdeeling Ngawi 1897-1937. Disertasi. Progran Studi Ilmu Sejarah, Universitas Airlangga.

Simon, Hasanu. (1993). Hutan jati dan kemakmuran, problematikan, dan strategi pemecahannya. Aditya Media.

Simon, Hasanu, (1999). Pengelolaan hutan bersama masyarakat (cooperative forest management), teori dan aplikasi pada hutan jati di Jawa. Bigraf Publishing.

Siswanto, D.T.B. (2018). Kajian historis pemindahan pusat pemerintahan Afdeeling Berbek ke Nganjuk 1880m. Simki-Pedagogia, 2(5), 1-8.

Tasnur, I., Apriyanto, J., & Arrazaq, N. R. (2022). Liberalisme dan monetisasi ekonomi di Hindia Belanda 1870-1900. Keraton: Jurnal of History Education Culture, 4(2), 71-78.

Warto. (2001). Blandong: Kerja wajib eksploitasi hutan di Rembang abad ke-19. Pustaka Cakra.

Warto. (2017). Hutan jati berkalung besi: Pengangkutan kayu jati di Jawa pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. SASDAYA Gadjah Mada Journal Of Humanities, 1(2), 184-198.




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um081v3i32023p348-363

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Historiography: Journal of Indonesian History and Education

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Historiography: Journal of Indonesian History and Education is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


JOIN Indexed By:

        

Flag Counter

Web Analytics Made Easy - Statcounter View My Stats