PENELUSURAN CERITA TOKOH SEJARAH DENGAN METODE CRITICAL PEDAGOGY PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN KUDUS

Imaniar Purbasari

Abstract


Abstrak. Pembelajaran IPS di SD memiliki tujuan agar siswa memiliki kepekaan terhadap masyarakat dan lingkungannya, mampu beradaptasi dan memecahkan masalah, serta mampu mem-bangun potensi diri dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, hasil akhir dari pembelajaran IPS hen-daknya menguji siswa menerapkan teori dan konsep yang terdapat di kelas untuk dipraktekkan da-lam kehidupan sosial. Berpikir secara logis dan rasional harus dibiasakan ketika anak berhadapan dengan sebuah cerita sejarah yang tidak pernah dialami anak. Hal ini semakin rumit karena cerita yang disampaikan dengan lisan oleh generasi tua yang syarat akan nilai dan mitos. Untuk memini-malisir mitos dalam pembelajaran IPS SD harus dilatar belakangi keterbukaan pemikiran anak me-lalui dialog yang demokratis untuk memaknai proses pembelajaran dan mencari makna informasi dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tuntutan jaman. Dengan demikinian, anak-anak akan terbiasa untuk mengembangkan budaya bangsa sekaligus mampu mengikuti tuntutan masyarakat global.
Kata-kata kunci: Tokoh Sejarah Kudus, Berpikir Kritis, Sekolah Dasar
Abstract. The use of social studies teaching in elementary school is to plant some characters of so-cial responsibility, problem solving and adaptation, and personal responsibility. Therefore, the out-come of social studies teaching is to examine the students in term of applying theory which are gained in the classroom in social life. Thinking logically and rationally should be continued when the child faces a historical story which is not experienced. This will be a complex if the story is de-livered by the previous generation and covered by various values and myths. In order to minimalize the myth in the social studies teaching, we could create the open-minded teaching and learning pro-cess through democratic dialog. This process will lead the students to find the meaning and rele-vancy of historical story based on the recent condition. Therefore, the children tend to develop their national culture and to follow the global society’s wants.
Keywords: historical figure of Kudus, critical thinking, elementary school

DOI: dx.doi.org/10.17977/um020v10i22016p156


References


Baedowi, A. 2012. Calak Edu: Esai-esai Pendidikan. Jakarta: PT. Alfabet.

Huberman, M.M. 1984. An Expanded Sourcebook Qualitative Data Analysis. New Delhi: Sage Publication.

Moleong, L.J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sapriya. 2011. Pendidikan IPS. Jakarta: Kencana

Sudarjat, A. 2010. Implementasi Critical pedagogy dalam Pembelajaran Sejarah Kontroversial di SMA Negeri Kota Semarang. Tesis: Universitas Sebelas Maret Surakarta

Sutopo, HB. 2006. Metodologi Penelitian Kuali-tatif: Dasar Teori dan Penerapannya dalam Penelitian. Surakarta: Univer-sitas Sebelas Maret

Trianto.2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Prograsif. Jakarta: Kencana

Widja, I G. 1989. Sejarah Lokal Suatu Perspektif dalam Pengajaran Sejarah. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

Zuriah, N.2008. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Imaniar Purbasari



Editorial office:
History Department, Faculty of Social Science,
Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No.5 Kota Malang 65145,  
Phone. (0341) 551312,
email: jsb.journal@um.ac.id
Website: http://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya

P-ISSN 1979-9993
E-ISSN 2503-1147

  Creative Commons License
This work is licensed under a CC BY SA 4.0.

Web
Analytics Made Easy - StatCounter

View My Stats 

Flag Counter