PERAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PEMANFAATAN CAGAR BUDAYA DI KABUPATEN BONDOWOSO SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH LOKAL DAN ASET UNGGULAN DAERAH

Blasius Suprapta

Abstract


Bondowoso, as one of the regions of East Java Province, has the potential of cultural heritage from the various era: megalithic, Hindhu-Buddhist, colonial, and the struggle for the defense of Indonesian independence. However, the potential of cultural heritage, which is known to be spread throughout the district (kecamatan) in Bondowoso, has not been utilized as a source of local history instruction or as a vital asset of the region. For this reason, it is necessary to find a solution for modeling the use of cultural heritage as a source of historical learning and study of superior regional assets to foster the participation of local communities based on the preservation of cultural heritage for the welfare of the communities around the cultural heritage. The method used is to adopt the modeling of the use of cultural heritage, namely Malang Kembali event, the colorful village event of Jodipan Village, Malang City, the development of revitalization of the Majapahitan house in Trowulan and the Mount Pawitra adventure event. The results of the study show that the four models are suitable to be applied in Bondowoso to foster the role of the community around cultural heritage for the use of cultural heritage as a source of learning of Local History and superior regional assets in Bondowoso Regency, based on the preservation of cultural heritage.


Keywords


cultural heritage, Bondowoso, Local History sources, leading assets of the region, community empowerment

Full Text:

PDF

References


Ardika, I.G. (2012). Pariwisata Minat Khusus Berbasis Arkeologi, dalam Arkeologi Untuk Pub-lik, Jakarta: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia.

bombastis.com. Foto Dokumentasi Para Bumiputra Bondowoso Dimasukkan ke “Gerbong Maut” di Stasiun Kereta Api Bondowoso oleh Tentara Belanda Pada Tgl.28 November 1947 Jam 05.30, diakses tgl 30 Mei 2020

Handini, R. (2012). Menghidupkan Kembali Situs-situs Living Megalithic Sebagai Destinasi Wisata: Melihat Sekarang-Melihat Masa Lalu dalam Arkleologi untuk Publik. Jakar-ta: Ikatan Ahli Arkeologi

Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, Direktorat Sejarah Jendral Sejarah dan Purbakala. (2013). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Bu-daya. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata

Leirissa, R.Z. (1984). Nusantara di Abad Ke-18 dan Ke-19 dalam Sejarah Nasional Indonesia Jilid IV, Jakarta: Balai Pustaka, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Prasetyo, B. (2014). Peranan Megalitik dalam Pembentukan dan Pewarisan Budaya Nusantara, (Pidato pengukuhan guru besar riset), Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Na-sional, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan-Lembaga Ilmu Pengetahuan In-donesia

Sanjaya, W. (2013). Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT Fajar Interpranata Media

Sanjaya, W. (2014). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: PT Fajar Interprtama Media

Sayen, F. (2015). Public History: A Practical Guide, London: Bloomsbury Publishing

Sedyawati, E. (2014). Pengertian "Tangible" dan "Intangible" dalam Wacana tentang Warisan Budaya", dalam Kebudayaan di Nusantara: dari Keris Tor-to sampai Industri Budaya, Depok: Komunitas Bambu, hlm. 441-446

Soejono, R.P. (1984). "Jaman Prasejarah di Indonesia" dalam Sejarah Nasional Indonesia Jilid I. Jakarta: Balai Pustaka, Departemen Pndidikan dan Kebudayaan

Steinmtz, H.E. (1898). "Oundheidkundige beschrijving van de Afdeeling Bondowoso (Residen Besoeki)" T.B.G XL, hlm. 1 – 60

Sukiman, D. (2000). Kebudayaan Indis dan Gaya Hidup Masyarakat Pendukungnya di Jawa (Abad XVIII-Medio Abad XX), Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya

Sumadio, B. (1993). "Jaman Kuno" dalam Sejarah Nasional Indonesia jilid II, Jakarta: Balai Pustaka, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Supardi, N. (2012). Arkeologi untuk Masyrakat-Masyarakat untuk Arkeologi dalam Arkeologi untuk Publik, Jakarta: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, hlm.125-133

Suprapta, B. (1987). Fungsi Batu Kenong Daerah Grujugan : Analisis Struktur Denah dan Temuan Serta, Skripsi Sarjana S.1 (tidak terbit), Yogyakarta: Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada

Suprapta, B. (2017a). Model Pemanfaatan "Cagar Budaya" untuk Kesejahteraan Masyarakat: Studi Kasus: Even Malang Kembali. Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya dan Pengajarannya, 10, (1), Nomor 1, 11-28.

Suprapta, B. (2017b). Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Relief Cerita Tantri: Perpektif Strukturalisme Lévi-Strauss. Yogyakarta: Penerbit PT KanisiusSuprapta, B. (2018). Pemanfaatan Cagar Budaya di Kabupaten Pacitan sebagai Media Penunjang Pen-didikan Sejarah. Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia, 1, (1), 85-102.

Suprapta, B. (2000). Tinjauan Sejarah Kesenian Tentang Bangunan Megalitik Kubur Batu di Daerah Bondowoso, Jawa Timur, Sejarah Kajian Sejarah dan Pengajarannya, Tahun kelima, Noomor 7, hlm76 - 95

Suprapta, B. (2019). Laporan Penggalian Kubur Bilik PKM 1, Bondowoso, Jawa Timur (tidak ter-bit), Malang: Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang

tripadvison.co.uk. (2020). Foto “Gerbong Maut no.Gerbong GR.10152” Ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya di Museum Brawijaya Malang, diakses pada Tgl 30 Mei 2020

van Heekeren, H.R. (1931) Megalithische Overblijfsilen in Besoeki, dalam. DJAWA XI, hlm.1 - 18.

Willems, W.J.A. (1938). "Het onderzoek der megalithe te Pakaoeman bij Bondowoso" dlm. ROD III




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um0330v3i1p25-42

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


Editorial office:

History Department, Faculty of Social Science,
Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No.5 Kota Malang 65145,  
Phone. (0341) 551312,
email: jpsi@um.ac.id
Website: http://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah/index 

E-ISSN 2622-1837

   

  Creative Commons License
This work is licensed under a CC BY SA 4.0.

StatCounter - Free Web Tracker and Counter

View My Stats