DAMPAK SOSIAL BAGI MASYARAKAT PASCA KERUSUHAN ANTAR SUKU MADURA-MELAYU DI KECAMATAN PEMANGKAT, KABUPATEN SAMBAS PADA TAHUN 1999

Bayu Bestari, Amrazi Zakso, Haris Firmansyah

Abstract


The riots that occurred in Sambas Regency in 1999 were quite large in the history of the conflict in Indonesia involving the Malays and the Madurese. Pemangkat sub-district is one of the sub-districts experiencing severe conflict. The riots that occurred in Pemangkat District had an impact on the social psychology of the community, both from the Madurese and the Malays. The impact of this inter-tribal riot also had an impact on several sectors, namely the economic sector, education, and other sectors. This article aims to explain the effects of riots between the Madurese-Malay tribes in Pemangkat sub-district in 1999 and after using historical research methods, namely topic selection, heuristics, verification, interpretation, and historiography. From the discussion on the social impact of society during and after the riots between the Madurese-Malay tribes in Pemangkat District in this article, it will be concluded that the riots that occurred in Pemangkat District had a considerable impact on both the Madurese and the Malays themselves.

Kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Sambas pada tahun 1999 cukup besar dalam sejarah konflik di Indonesia yang melibatkan etnis Melayu dan Madura. Kecamatan Pemangkat merupakan salah satu kecamatan yang mengalami konflik cukup parah. Kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Pemangkat berdampak pada psikologi sosial masyarakat baik yang berasal dari Madura maupun Melayu. Dampak kerusuhan antarsuku ini juga berdampak pada beberapa sektor, yaitu sektor ekonomi, pendidikan, dan sektor lainnya. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan dampak kerusuhan suku Madura-Melayu di Kecamatan Pemangkat tahun 1999 dan setelah menggunakan metode penelitian sejarah yaitu pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Dari pembahasan dampak sosial masyarakat pada saat dan pasca terjadinya kerusuhan antara suku Madura-Melayu di Kabupaten Pemangkat pada artikel ini dapat disimpulkan bahwa kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Pemangkat memberikan dampak yang cukup besar baik bagi masyarakat Madura maupun Melayu.


Keywords


Kabupaten Pemangkat; Suku Madura; Suku Melayu; kerusuhan; Pemangkat District; Madura Tribe; Malay Tribe; riot

Full Text:

PDF

References


Cahyono, Heru. 2008. The State and Society in Conflict Resolustion in Indonesia (Conflict Area of West Kalimantan and Central Kalimantan). Journal of Indonesian Social Science and Humanities. Vol. 1. DOI: https://doi.org/10.14203/jissh.vlil.10.

, dkk. 2008. Konflik Kalbar dan Kalteng Jalan Panjang Meretas Perdamaian. Yogyakarta: Pusaka Belajar.

Daliman, A. 2018. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Gottschlk, Louis. 2015. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI-Press.

Haba, Jhon. 2012. Etnisitas, Hubungan Sosial dan Konflik di Kalimantan Barat. Jurnal Masyarakat & Budaya. Vol 14, No. 1. DOI: http://doi.org/10.14203/jbm.v14i1.86.

Hakim, Deni Akramul. 2005. Konflik Etnis Melayu dan Etnis Madura di Kabupaten Sambas Propinsi Kalimantan Barat. Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Kapuas Post, November 2000. “Pengungsi Tak Mau Angkat Kaki”, Surat Kabar Harian, Pontinak.

Krismawati, N. U., Warto and Suryani, N. (2018) ‘Kebutuhan Bahan Ajar Sejarah Lokal di SMA’, Cendekia: Jurnal Kependidikan Dan Kemasyarakatan, 16(2), p. 355. doi: 10.21154/cendekia.v16i2.1331.

Klinken, Gerry Van. 2008. Blood, Timber, and the state in West Klaimantan, Indonesia. Asia Pacific Viewpoint. Vol 49, No.1. DOI: https://doi.org/10.1111/j.1467-8373.2008.00539.x.

Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah: Edisi Kedua. Yogyakarta: PT. Tiara Wancana Yogya.

Lestari, E. T. (2015) ‘Pemahaman Siswa Terhadap Materi Perkembangan Masyarakat Masa Reformasi Sub-bab Konflik Sambas 1999’, SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 12(1), pp. 40–49. doi: 10.21831/socia.v12i1.5317.

Noor, Agus Sastrawan. 2015. Studi Identifikasi Faktor Penyebab Konflik Etnis Melayu dan Madura di Sambas. Pontianak: Pusat Studi Masalah Sosial Universitas Tanjungpura.

Petebang, Edi dan Eri Sutrisno. 2000. Konflik Etnik di Sambas. Jakarta: Institut Studi Arus Informasi.

Pranoto, Suhartono W. 2010. Teori dan Metodologi Sejarah. Yogyakara: Graha Ilmu.

Priyadi, Sugeng. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

PU, Eka Jaya.2018. Konflik Etnis Sambas Tahun 1999 Arah Disintegrasi Bangsa. KALPATARU Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah. Vol 3, No. 1-10. DOI: http://dx.doi.org/10.31851/kalpataru.v3i1.1605.

Purwana, Bambang H. Suta. 2002. Kerusuhan Sosial di Sambas: Eksplorasi Akar Permasalahan dan Kebijakan Penyelesaiannya.

______________________ dan Poltak Johansen. 2007. Kerusuhan Sambas Tahun 1999. Pontianak: Balai Kajian dan Nilai Tradisional.

Rosyidi, Moch. Imron. 2018. Komunikasi Kelompok dalam Pemberdayaan Masyarakat Kampung Kelbung Pasca Konflik Madura-Sampit. Jurnal Komunikasi. Vol. XII, No. 1. DOI: https://doi.org/10.21107/ilkom.v12i1.3715.

Saad, Munawar M. 2009. Sejarah Konflik Antar Suku di Kabuoaten Sambas. Pontianak: STAIN Pontianak Press.

Schulze, Kirsten E. 2017. The “ethnic” in Indonesia’s Communal conflict: violence in Ambon, Poso, and Sambas. The London School of Economics and Political Science. Vol. 40, No.12. DOI: https://doi.org/10.1080/01419870.2017.1277030.

Sjamsuddin, Helius. 2020. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Sujaie, Hardi, dkk. 2006. Penanganan Pengungsi Di Kalimantan Barat (Studi Kasus tentang Penanggulangan Pengungsi etnis Madura [Internaly Dispalced Person] Korban Kerusuhan Sosial Sambas di Kalimantan Barat. Jurnal Sosiosains. Vol. 19, No. 1.

Tamagola, Tamrin Amal, dkk. 2007. Revitalisasi Kearifan Lokal Studi Resolusi Konflik di Kalimantan Barat, Maluku dan Poso. Jakarta: Internasional Center for Islam and Pluralism.

Wahyudhi, Syukron. 2018. Etnis Melayu dan Madura di Kalimantan Barat (studi Memori Kerusuhan Etnis Melayu-Madura 1999 di Sambas dan Implikasinya terhadap interaksi sosial=keagamaan antara keduanya di Sambas dan Singkawang). Program Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Wijayanti, Y. (2017) ‘Peranan Penting Sejarah Lokal Dalam Kurikulum Di Sekolah Menengah Atas’, Jurnal Artefak, 4(1), p. 53. doi: 10.25157/ja.v4i1.735.

Zakso, Amrazi. 2006. Repository Indonesia University of Education. Identitas Keetnisan dan Relasi Antar Etnis Siswa Daerah Rawan Konflik: Studi mengenai lingkungan Keluarga Kontribusi Sekolah dan Teman Sebaya terhadap pembentukan Dinamika Psikologis Identitas Keetnisan dan Relasi Antar Etnis Siswa Sekolah Menengah Atas di Kalimantan Barat (Doktoral dissertation). Retrieved from http://repository.upi.edu/id/eprint/55785.

Narasumber

Marani (54 Tahun), wawancara pada 08 Januari 2021

Basuni (50 Tahun), wawancara pada 08 Januari 2021

H. Basri (55 Tahun), wawancara pada 09 Januari 2021

Dra. Lilia (55 Tahun), wawancara pada 15 Mei 2021

Misdin (70 Tahun), wawancara pada 07 Juni 2021




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um0330v5i2p138-147

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


Editorial office:

History Department, Faculty of Social Science,
Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No.5 Kota Malang 65145,  
Phone. (0341) 551312,
email: jpsi@um.ac.id
Website: http://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah/index 

E-ISSN 2622-1837

   

  Creative Commons License
This work is licensed under a CC BY SA 4.0.

StatCounter - Free Web Tracker and Counter

View My Stats