“MALAM MUSEUM”: PERAN PEMUDA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PUBLIK DAN PENANAMAN NILAI NASIONALISME

Siti Utami Dewi Ningrum, Ahmad Faisol

Abstract


Abstract:Historical discourses often take place at academic desks and lecterns. This makes history, often seen only from an ivory tower. Along with public awareness and interest in history, historical communities emerged that presented history closer to the public outside of academic activities. In Yogyakarta, various historical communities emerged, one of the earliest, namely “Malam Museum”. The community was initiated by youths who present history by the needs of society and the latest generation. This study aims to analyze the extent to which the role of youth embodied in the “Malam Museum” historical community in the process of learning public history and instilling nationalism values. This study uses qualitative methods through interviews and questionnaire surveys conducted on members of the “Malam Museum” historical community and people who participate in community activities. In addition, participatory research was also carried out by the author by participating in activities held by the “Malam Museum” historical community. From the results of the research conducted, it was found that the activities carried out by the historical community “Malam Museum” are an alternative historical education aimed at the public with a non-academic approach. Apart from that, from the activities organized by the historical community “Malam Museum”, the participants gained a new historical understanding in understanding the values of nationalism more concretely, both from direct observations in the field and explanations presented by event speakers. This cannot be separated from the current learning strategy and is by the community, especially the younger generation.

Abstrak:Diskursus sejarah seringkali berlangsung pada meja-meja dan mimbar akademik. Hal ini membuat sejarah acapkali dipandang hanya dilihat dari menara gading. Seiring dengan kesadaran dan ketertarikan masyarakat terhadap sejarah kemudian memunculkan komunitas-komunitas sejarah yang menyajikan sejarah lebih dekat ke publik di luar kegiatan akademik. Di Yogyakarta muncul berbagai komunitas sejarah, salah satu yang paling awal yakni “Malam Museum”. Komunitas tersebut diinisiasi oleh pemuda yang menyajikan sejarah sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan generasi terkini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana peran pemuda yang terwadahi dalam komunitas sejarah “Malam Museum” dalam proses pembelajaran sejarah publik dan penanaman nilai nasionalisme. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara dan survei kuesioner yang dilakukan terhadap anggota komunitas sejarah “Malam Museum” dan masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan komunitas. Selain itu, dilakukan pula penelitian partisipatoris oleh penulis dengan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh komunitas sejarah “Malam Museum”. Dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh komunitas sejarah “Malam Museum” menjadi salah satu pendidikan sejarah alternatif yang ditujukan kepada publik dengan pendekatan non-akademis. Selain itu, dari kegiatan yang diadakan oleh komunitas sejarah “Malam Museum”, para peserta mendapatkan pemahaman sejarah yang baru dalam memahami nilai-nilai nasionalisme secara lebih konkret, baik dari pengamatan langsung di lapangan maupun penjelasan yang dipaparkan oleh narasumber kegiatan. Hal ini tidak lepas dari strategi pembelajaran kekinian dan sesuai dengan masyarakat terutama generasi muda.


Keywords


Komunitas Sejarah; Nasionalisme; Pembelajaran Sejarah; Pemuda; Sejarah Publik

Full Text:

PDF

References


Abdullah, T. (1974). Pemuda dan Perubahan Sosial. Lembaga Penelitian.

Aman. (2011). Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Ombak.

Amboro, K. (2020). Sejarah Publik Dan Pendidikan Sejarah Bagi Masyarakat. Jurnal Kajian, Penelitian & Pengembangan Pendidikan Sejarah, 5(1), 29–40. http://journal.ummat.ac.id/index.php/historis

Anderson, B. R. (1999). Indonesian nationalism today and in the future. Indonesia, 1–11. https://doi.org/https://doi.org/10.2307/3351374

Gellner, E. (2015). Nations and nationalism. In Conflict after the Cold War (pp. 378–389). Routledge.

Hara, A. E. (2000). Kebanggan Berbangsa Indonesia. Kompas.

Hastuti, H., Zafri, Z., & Basri, I. (2019). Literasi Literasi Sejarah Sebagai Upaya Penanaman Karakter Bagi Anak. Diakronika, 19(2), 153. https://doi.org/10.24036/diakronika/vol19-iss2/124

Hobsbawm, E. (1990). Nations and Nationalism Since 1780: Programme, Myth, Reality. University Press.

Kartodirdjo, S. (1982). Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia Suatu Alternatif. Gramedia.

Koentjaraningrat. (2003). Pengantar Antropologi. PT. Rineka Cipta.

Kohn, H. (1984). Nasionalisme: Arti dan Sejarahnya. Erlangga.

Kuntowijoyo. (2013). Pengantar Ilmu Sejarah. Tiara Wacana.

Kurniawati, K., Djunaidi, D., Rahman, A., & Ayesma, P. (2021). Literasi Sejarah Melalui Bedah Dan Diskusi Film Sejarah. Jurnal Praksis Dan Dedikasi Sosial (JPDS), 4(1), 19–29.

Kusumawardani, A., & Faturochman. (1951). Nasionalisme. Archives de Médecine Sociale, 7(1), 38–48.

Maulana, W. (2021). Tinjauan Tinjauan Mengenai Historical Thinking Skills Dan Karakteristik Peserta Didik Pada Jenjang Menengah Atas. Indonesian Journal Of Education And Humanity, 1(2), 69–78.

Mulyana, R. (2011). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung. Alfabetha.

Nordholt, H. G. C. S., Purwanto, B., & Saptari, R. (2013). Memikir ulang historiografi Indonesia. In Perspektif baru penulisan sejarah Indonesia (pp. 1–32). KITLV/Obor.

Priyadi, S. (2012). Sejarah Lokal: Konsep, Metodologi dan Tantangannya. Penerbit Ombak.

Purwanto, B. (2001). Memahami Kembali Nasionalisme Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 4(3), 243–264. https://doi.org/https://doi.org/10.22146/jsp.11111

Purwanto, B., & Adam, A. W. (2005). Menggugat Historiografi Indonesia. Ombak.

Putri, S. Y. S., & Pradana, A. A. (2023). Wawancara, 06-05-2023

Rachmat, H. S. D. (1996). Biduk Kebangsaan di Tengah Arus Globalisasi. In Jakarta: PT Tema Baru. PT Tema Baru.

Sayer, F. (2017). Sejarah Publik: Sebuah Panduan Praktis. Penerbit Ombak.

Smith, A. D. (1991). National Identity. University of Nevada Press.

Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. PT. Remaja Rosdakarya.

Wardana, W. F., & Suyono, A. P. (2023). Wawancara, 03-06-2023

Wardhani, P. S. (2013). Membaca Nasionalisme Orang Muda. Jurnal Studi Pemuda, 2(2), 204–219. https://doi.org/https://doi.org/10.22146/studipemudaugm.32048

White, B., & Naafs, S. (2012). Generasi antara: refleksi tentang studi pemuda Indonesia. Jurnal Studi Pemuda, 3(2), 1–27. https://repub.eur.nl/pub/39148/Metis_184783.pdf

Widja, I. G. (2002). Menuju Wajah Baru Pendidikan Sejarah. Lappera Pustaka Utama.




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um0330v6i2p322-347

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


Editorial office:

History Department, Faculty of Social Science,
Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No.5 Kota Malang 65145,  
Phone. (0341) 551312,
email: jpsi@um.ac.id
Website: http://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah/index 

E-ISSN 2622-1837

   

  Creative Commons License
This work is licensed under a CC BY SA 4.0.

StatCounter - Free Web Tracker and Counter

View My Stats