Living museum sebagai sumber pembelajaran Sejarah (comparative studies in Bali and West Java)
Abstract
Artikel ini ditulis berdasarkan kajian pustaka berbasis Sejarah dan studi lapangan dengan metode etnografi mengenai museum hidup (living museum) dan potensi penggunaannya secara pedagogis dalam pembelajaran Sejarah. Artikel ini merupakan kolaborasi dua peneliti dari daerah berbeda, yaitu Bali dan Jawa Barat dengan fokus kajian pada kedua daerah tersebut. Kedua daerah ini memiliki karakteristik budaya dan pengalaman historis berbeda. Akan tetapi, keduanya memiliki persamaan yaitu warisan pengalaman masa lalu berbentuk artefak dan tradisi yang sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal. Artefak yang tampak tidak hanya berbentuk benda fisik yang tersimpan di museum melainkan juga berbentuk nilai-nilai yang kini dirawat, dilestarikan dan dipraktikkan dalam kehidupan masyarakat. Namun demikian, nilai-nilai tradisional yang diklaim menggambarkan keaslian budaya lokal tersebut tidak selalu menggambarkan keasliannya. Hal ini karena faktor interaksi budaya selain faktor hegemoni warisan zaman kolonial yang terus berlangsung hingga sekarang. Dalam perspektif pos-kolonial, upacara adat, dan relief pura di Bali sudah mengalami hibridisasi. Demikian juga tradisi mengolah dan mengonsumsi pangan lokal di Jawa Barat mengalami mimikri berupa peniruan terhadap simbol-simbol budaya dari luar. Nilai-nilai hidup itulah -sekalipun merupakan bentuk percampuran budaya- dalam penelitian ini disebut sebagai living museum. Secara pedagogis, kedua peneliti menawarkan nilai-nilai tersebut untuk dijadikan sebagai sumber pembelajaran Sejarah di sekolah. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan rasa cinta pada budaya lokal dan budaya bangsa sekaligus menumbuhkan kesadaran sejarah kritis.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anderson, J. (1984) Time Machines: The World of Living History. Nashville: American Association for State and Local History.
Ashcroft, B., Griffiths, G. & Tiffin, H. (2007) Post-Colonial Studies the Key Concepts, 2nd Ed, New York: Routledge Taylor & Francis Group.
Bhabha, H. K. (2007) The Location of Culture. New York: Routledge.
Bantacut, T. (2014) “Indonesian Staple Food Adaptations For Sustainability in Continuously Changing Climates,” Journal of Environment and Earth Science, 4(21).
Burlingame, B. and Dernini, S. (2010) “Sustainabale Diet and Biodiversity, Directions and Solutions, Reseaarch and Action,” in Proceedings of the International Scientific Symposium, Biodiversity and Sustainable Diets United against Hunger 5-5 November, 2010. Rome: FAO Headquarters.
Cooper, H. (2018) “What is Creativity in History,” in Education, 3-13(6), pp.636-647.
Dasgupta, S. (2019) A Cognitive Historical Approach to Creativity, New York: Routledge Taylor & Francis Group.
Dauma, M. (2018) Creative Historical Thinking, New York: Taylor & Francis Group.
Elson, R.E. (1994) Village Java under the Cultivation System, 1830-1870. (Allen and Sidney: USA of Australia, Southeast Asia Publication Series, No. 25, 1994:303)
Ekadjati, E. S. (2009) Kebudayaan Sunda Suatu Pendekatan Sejarah, Jakarta: Pustaka Jaya.
Fadhilah, A. (2014) “Budaya Pangan Anak Singkong dalam Himpitan Modernisasi Pangan: Eksistensi Tradisi Kuliner Rasi (Beras Singkong) Komunitas Kampung Adat Cireundeu Leuwi Gajah Cimahi Selatan Jawa Barat,” Al-Turāṡ 20(1).
Foster, G. M dan Anderson, B. G. (1986) Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI Press
Freire, P. (2005) Pedagogy ot the Oppressed, New York: the Continum Internasional Publishing Grup Inc.
Geertz, Clliford (1971) Agricultural Involution: The Process of Ecological Change in Indonesia. Berkeley: University of California Press.
Hanafie, R. (2010) “Peran Pangan Lokal Tradisional dalam Diversifikasi Konsumsi Pangan,” Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian”, 4(2).
Hasan, M. (2013) “Green Evolution: Indonesia’s Successes with the Market Economy Through Agriculture Development,” in IR 491: The Modern Indonesian Economy, February 15, 2013.
Idexchannel (2021) ‘Terbongkar Fakta 60 persen Produk Netsle tidak sehat’
Indrianto, A. T. (2005) “Commodification of Culture in Bali in the Frame of Cultural Tourism,” ASEAN Journal on Hospitality and Tourism, 4(2), pp.151-165. http://dx.doi.org/10.5614/ajht.2005.4.2.05
Irwin, S. K. (1993) “Popular History: Living History Sites, Historical Interpretation and the Public,” Master's thesis, Bowling Green State University.
Jayati, L. D. et al. (2014) “Pola Konsumsi pangan: Kebiasaan Makan, dan Densitas Gizi pada Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar Jawa Barat,” Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan, 37(1) pp. 33-42.
Kochhar (2008) Pembelajaran Sejarah: Teaching of Histroy. Jakarta: Grasindo.
Koentjaraningrat (ed), (1984) Masyarakat Desa di Indonesia. Jakarta: Lembaga Penerbit Ekonomi.
Loomba, A. (2016) Kolonialisme/ Pascakolonialisme. (Hartono Hadikusumo: Penerj). Yogyakarta: Pustaka Promethea.
Magelssen, S. (2007) Living History Museums Undoing History Through Performance. Lanham, Maryland: Scarecrow Press.
Mariyono, J. et al. (2010) “Shifting from Green Revolution to environmentally sound policies: Technological change in Indonsian rice agriculture”, Journal of Asia Pacific Economy, 15 (2), pp. 128-147. DOI:10.1080/13547861003700109
Nordholt, H. S., Purwanto, B., & Saptari, R. (2008) Perspektif Baru Penulisan Sejarah Indonesia, Jakarta: Yayasan Obor, KITLV-Jakarta, dan Pustaka Larasan.
Pageh, I. M. D. (2018). “Kearifan Sistem Religi Lokal dalam Mengintegrasikan Umat Hindu-Islam di Bali”, Jurnal Sejarah Citra Lekha, 3(2), pp. 88-98, https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jcl/article/view/19411/pdf
Pageh, I. M. D. (2020) “Pengantar: Kearah Pendidikan Sejarah Visioner di Abad XXI”, dalam Putu Adi Sanjaya, (2020). Historical Thinking Skill.
Pageh, I. M. D. (2015) “Genealogi Baliseering: Membongkar Ideologi Kolonial Belanda dalam Pendidikan di Bali Utaram,” Disertasi S-3, Universitas Udayana Denpasar.
Said, E. W. (1978) Orientalism, London: Pantheon Books.
Supriatna, N. (2015a) “Confronting Consumerism as a New Imperialism: Students’ Narratives in the Indonesian History Learning”, Journal of Social Studies Education, 6(), pp. 1-12.
Supriatna, N. (2015b) “Local Wisdom in Constructing Student’s Ecoliteracy through Ethnopedagogy and Ecopedagogy,” 1st UPI International Conference on Sociology Education (UPI ICSE 2015). Atlantic Press.
Supriatna, N. Maryani, E., & Wiyanarti, E. (2017) “Pengembangan Ecoliteracy dalam Budaya Konsumtif Berbasis Kearifan Lokal Sunda dalam Pembelajaran IPS, Lintas Disiplin Geografi dan Sejarah,” Laporan Penelitian, Bandung, LPPM UPI.
Supriatna, N. (2018) “Penerapan Nilai-nilai Kearifan Lokal Masyarakat Adat Panjalu dalam Pembelajaran IPS berbasis Ecopedagogy,” Laporan Penelitian. Bandung: LPPM UPI.
Supriatna, N. (2018). Prosa dari Praha Narasi Historis Masyarakat Konsumen Era Kapitalisme Global, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Supriatna, N. (2019) “Pengembangan Kreativitas Imajinatif Abad ke-21 dalam Pembelajaran Sejarah,” Historia, Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, 2(2), pp. 73-82.
Supriatna, N. & Maulidah, N. (2020) Pedagogi Kreatif Menumbuhkan Kreativitas dalam Pembelajaran Sejarah dan IPS, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Weber, Max (2011). “Analisis Tipe Ideal dan Metode Verstehen”, dalam Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Widja, I Gede (1989) Dasar-dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
Widja, I. G. (2019) Guru sejarah yang Mencerdaskan. Jakarta: Krisna Abadi.
Widja, I. G. (2018) Pembelajaran Sejarah Yang Mencerdaskan: Suatu Alternatif Menghadapi Ancaman Kehidupan Berbangsa Brlandaskan Ke-Indonesiaan. Jakarta: Krisna Abadi.
DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um022v7i22022p42
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Editorial and Administration Office:
This Journal is published by Prodi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang
Semarang St. No. 5 Building I3-102 65145.
Phone. (0341) 551312. line. 376 (19)
Homepage: http://journal2.um.ac.id/index.php/jtppips/index
email: jtp2ips.journal@um.ac.id
JTP2IPS INDEXED BY:
e-ISSN 2503-5347
ISSN 2503-1201
JTP2IPS is licensed by CC BY 4.0.