SEJARAH LOKAL DALAM KURIKULUM MERDEKA: SITUS LOYANG MENDALE DAN LOYANG UJUNG KARANG SEBAGAI MUATAN SEJARAH LOKAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Angga Prasetiya, Warto Warto, Sudiyanto Sudiyanto

Abstract


Scientific learning in the 2013 Curriculum, which should be able to integrate local history content into learning, experiences more obstacles in its implementation. The presence of the Merdeka Curriculum brings a new direction in learning history, especially regarding the need for local historical content to be integrated into learning. Therefore the purpose of writing this article is (1) to describe local history as learning content in the Merdeka Curriculum; (2) to describe the cultural remains at the Loyang Mendale and Loyang Ujung Karang sites as local historical content. The writing of this article uses the literature study research method. The results of the research show that in the Merdeka Curriculum local history content is included in the learning outcomes that must be mastered by students during the learning process. Then the Loyang Mendale and Loyang Ujung Karang sites as local historical content are urgently needed to be integrated into learning because they explain prehistoric life in central Aceh region since the Mesolithic period, and are also by the scope of material in phase E (grade X) which has been defined in the Merdeka Curriculum, namely The Origin of the Ancestors and the Spice Path of the Indonesian Nation.

Pembelajaran saintifik dalam Kurikulum 2013 yang seharusnya dapat mengintegrasikan muatan sejarah lokal ke dalam pembelajaran, ternyata lebih banyak mengalami kendala pada pelaksanaannya. Kehadiran Kurikulum Merdeka membawa arah baru dalam pembelajaran sejarah terutama terkait perlunya muatan sejarah lokal diintegrasikan ke dalam pembelajaran. Oleh karena itu tujuan penulisan artikel ini adalah (1) mendeskripsikan sejarah lokal sebagai muatan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka; (2) mendeskripsikan tinggalan budaya pada Situs Loyang Mendale dan Loyang Ujung Karang sebagai muatan sejarah lokal. Penulisan artikel ini menggunakan metode penelitian studi pustaka. Hasil penelitan menunjukkan dalam Kurikulum Merdeka, muatan sejarah lokal terdapat dalam capaian pembelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik selama proses pembelajaran. Kemudian Situs Loyang Mendale dan Loyang Ujung Karang sebagai muatan sejarah lokal sangat dibutuhkan untuk diintegrasikan ke dalam pembelajaran karena menjelaskan kehidupan pra-aksara di wilayah Aceh Tengah sejak periode Mesolitikum, dan juga sesuai dengan lingkup materi pada Fase E (kelas X) yang telah ditetapkan dalam Kurikulum Merdeka yaitu Asal Usul Nenek Moyang dan Jalur Rempah Bangsa Indonesia.

 


Keywords


Loyang Mendale dan Loyang Ujung Karang; sejarah lokal; Kurikulum Merdeka

Full Text:

PDF

References


Abdullah, T. (1985). Sejarah lokal di indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anggraena, Y., Felicia, N., Ginanto, D. E., Pratiwi, I., Utama, B., Alhapip, L., & Widiaswati, D. (2021). Kurikulum Untuk Pemulihan Pembelajaran. Jakarta: Kemendikbudristek.

Ayundasari, L. (2022). Implementasi Pendekatan Multidimensional Dalam Pembelajaran Sejarah Kurikulum Merdeka. Jurnal Sejarah Dan Budaya, 16(1), 225–234. https://doi.org/10.17977/um020v13i22019p

Balai Arkeologi Sumatera Utara. (2018). Berita Penelitian Arkeologi No. 34: Austronesia di Indonesia Bagian Barat:Kajian Budaya Austronesia Prasejarah dan Sesudahnya di Wilayah Budaya Gayo (Issue 34). Medan: Balai Arkeologi Sumatera Utara.

Burhanudin, M., & Sodiq, I. (2018). Kendala Guru Sejarah Dalam Kurikulum 2013 Menggunakan Pendekata Saintifik di SMK Negeri 7 Semarang. Indonesian Journal of History Education, 6(1), 89–102.

Gunawan, R., Lestariningsih, A. D., & Sardiman. (2017). Sejarah Indonesia Kelas X: Buku Siswa. Jakarta: Kemendikbud.

Kartodirjo, S. (1993). Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodelogi Sejarah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kemendikbud. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Kemendikbudristek. (2022). Keputusan Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 033/H/KR/2022. https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-mfi-results

Krismawati, N. U., Warto, W., & Suryani, N. (2018). Kebutuhan Bahan Ajar Sejarah Lokal di SMA. Cendekia: Jurnal Kependidikan Dan Kemasyarakatan, 16(2), 355–374. https://doi.org/10.21154/cendekia.v16i2.1331

Rasto, Trisnamansyah, S., Mulyasa, E., & Wasliman, I. (2013). Manajemen Kurikulum 2013 Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sejarah Indonesia. 1(1), 37–48.

Roger, A. (1977). Approaches to local history. New York: Longman.

Setiawan, T. (2009). Loyang Mendale Situs Hunian Prasejarah di Pedalaman Aceh. Berkala Sangkhakala Arkeologi, 14(2), 229–239.

Setiawan, T. (2011). Sistem penguburan terlipat takengon. Berkala Arkeologi Sangkhakala, 14(27), 79–94.

Setiawan, T. (2014). Analisis Stratigrafi Kronologi Hunian Situs Loyang Ujung Karang, Aceh Tengah. Berkala Arkeologi, 34(1), 37–54. https://doi.org/10.30883/jba.v34i1.15

Syahputra, M. A. D., Sariyatun, S., & Ardianto, D. T. (2020). Peranan Penting Sejarah Lokal sebagai Objek Pembelajaran untuk Membangun Kesadaran Sejarah Siswa. Historia: Jurnal Pendidik Dan Peneliti Sejarah, 4(1), 85–94. https://doi.org/10.17509/historia.v4i1.27035

Widiadi, A. N., Saputra, M. R. A., & Xahyaning, I. (2022). Merdeka Berpikir Sejarah: Alternatif Strategi Implementasi Keterampilan Berpikir Sejarah Dalam Penerapan Kurikulum Merdeka. Jurnal Sejarah Dan Budaya, 16(1), 235–247. https://doi.org/10.17977/um020v13i22019p

Widja, I. G. (1989). Sejarah Lokal Suatu Perspektif dalam Pengajaran Sejarah. Jakarta: Depdikbud.

Winarti, M. (2012). What and How To Improve the Local. HISTORIA: Internatioal Journal of History Educaton, XIII(2), 201–216.

Wiradnyana, K. (2015). Perkembangan Religi Prasejarah: Tradisi Masyarakat Gayo. Amerta, 33(1), 1–76. https://doi.org/10.24832/amt.v33i1.209

Wiradnyana, K. (2017). Ruang Jelajah Hoabinhian Di Pulau Sumatera. Forum Arkeologi, 30(1), 31–40.

Wiradnyana, K., & Setiawan, T. (2011). Gayo Merangkai Identitas. Jakarta: Pustaka Obor.

Wiyanarti, E., Supriatna, N., & Winarti, M. (2020a). Pengembangan Sejarah Lokal Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Yang Kontekstual. Jurnal Sejarah Dan Pendidikan Sejarah, 9(1), 67–74.

Wiyanarti, E., Supriatna, N., & Winarti, M. (2020b). Pengembangan Sejarah Lokal Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Yang Kontekstual. FACTUM: Jurnal Sejarah Dan Pendidikan Sejarah, 9(1), 67–74. https://doi.org/10.17509/factum.v9i1.21666

Zed, M. (2004). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.




DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um0330v5i2p238-250

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


Editorial office:

History Department, Faculty of Social Science,
Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No.5 Kota Malang 65145,  
Phone. (0341) 551312,
email: jpsi@um.ac.id
Website: http://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah/index 

E-ISSN 2622-1837

   

  Creative Commons License
This work is licensed under a CC BY SA 4.0.

StatCounter - Free Web Tracker and Counter

View My Stats